Depoedu.com – Kisah nekat Ifan Sofyan yang berujung tragis ini, mudah-mudahan menjadi pembelajaran hidup bagi siapa saja yang membaca kisah ini. Ayah satu anak yang sehari-hari bekerja serabutan ini, memiliki beberapa keinginan namun keinginan tersebut tak kunjung terwujud lantaran tidak memiliki kemampuan untuk mewujudkan.
Uang hasil kerja serabutan, pernah ia gunakan untuk menyewa sepeda motor yang ia gunakan untuk ngojek tepi selain penghasilannya tidak besar setelah dipotong uang sewa, ia juga merasa tidak mampu bersaing dengan tukang ojek berbasis aplikasi seperti gojek. Makanya ia sangat ingin memiliki sepeda motor dan handphone android.
Katanya, kalau punya sepeda motor dan punya handphone, ia akan menjadi tukang ojek online seperti banyak temannya. Hingga pada suatu hari, Ifan ketemu dengan mantan teman sekolahnya. Teman sekolah tersebut memperkenalkan Ifan dengan, orang kaya, yang menawarkan jalan keluar yang tidak pernah dibayangkan ifan sebelumnya.
Kata orang kaya ini, Ifan akan bisa mempunyai uang banyak, dan bisa membuatnya memenuhi keinginannya selama ini jika ia mau melakukan hal yang ia tawarkan. Pada pertemuan kedua orang kaya ini sudah menyatakan apa yang ia maksud lebih jelas. “Kamu bisa punya uang banyak jika kamu mau menjual satu ginjal kamu,”kata orang kaya ini.
Baca Juga: Biaya Pendidikan di SD dan SMP Bisa Gratis? Ini Gambarannya
“Banyak orang sudah melakukan ini dan mereka baik-baik saja. Mereka bisa membeli semua yang diinginkan dengan uang tersebut. Kamu bisa beli sepeda motor, beli handphone dan segera bisa menghasilkan uang lebih banyak lagi seperti yang kamu inginkan,” rayunya.
Orang kaya itu lalu menyebut angka yang membuatnya kaget. Ifan tidak pernah membayangkan bisa punya uang sebanyak itu. “Setelah ginjalmu di ambil kamu akan mendapat uang Rp.75 juta,” jelasnya.
Tanpa berpikir panjang ia langsung menyatakan kesediaannya. Dan pada hari itu juga Ifan dan orang kaya itu, pergi ke sebuah tempat untuk menjalani operasi pengangkatan ginjal Ifan. Setelah menjalani perawatan selama tiga hari, Ifan diantar pulang kerumahnya dan diberi uang Rp. 75 juta seperti yang dijanjikan.
Dengan uang banyak di tangan, Ifan langsung membeli hal-hal yang selama ini dia inginkan. Ifan membeli sebuah sepeda motor, handphone, membeli televisi, PlayStation, membeli emas untuk istrinya, belanja kebutuhan sehari-hari dan bayar hutang di warung.
Baca Juga: Gerakan Body Positivity, Mengapa Remaja Membutuhkan Gerakan ini?
Namun kebahagiaan keluarga Ifan tidak berlangsung lama. Suatu hari rumah kecilnya, kemalingan, dan semua barangnya hilang. Sepeda motor, televisi, PlayStationnya yang baru saja mereka miliki hilang begitu saja.
Kehilangan tersebut membuat Ifan dan keluarganya merasa sangat terpukul. Mimpinya mempunyai penghasilan tetap dengan menjadi ojek online kini terkubur kembali. Ia kini bahkan sakit-sakitan karena kondisi kesehatannya terus menurun akibat dari operasi pengangkatan ginjal tersebut.
Kini ifan menyesal. Bukan hanya karena kasus pencurian yang menimpanya. Namun dia juga sadar bahwa tindakannya menjual ginjal yang tadinya ia anggap sebagai solusi untuk keluar dari masalah, malah merupakan tindakan yang sangat beresiko dengan dampak jangka panjang yang sangat serius terhadap kesehatannya.
Ini salah satu potret kelam negeri ini. Dan potret buram semacam ini semakin menjelaskan bahwa negara memang tidak hadir dalam kisah perjuangan kelompok masyarakat ini dan ifan hanya salah satu representasi mereka.
Foto: inilah.com