Depoedu.com-Dunia literasi di Flores Timur lagi ramai. Kedatangan Duta Baca Indonesia Heri Hendrayana Harris atau yang lebih dikenal dengan nama penanya Gol A Gong mendapat sambutan yang luar biasa.
Dalam kunjungan singkatnya ke Flores Timur, 31 Juli hingga 3 Agustus 2024, yang akan datang, begitu padat agenda kegiatan yang sudah menanti. Salah satunya yang menarik saya adalah bahwa aktivis literasi ini memiliki peran penting terhadap pembangunan perpustakaan daerah Kabupaten Flores Timur saat kunjungannya tahun 2022 lalu.
Informasi yang kami himpun terkait kunjungan Gol A Gong kali ini adalah mengunjungi sebuah festival budaya di Mekko–Pulau Adonara, selain kunjungannya ke Rumah Raja Larantuka dan Rumah Adat Waibalun.
Tulisan ini sedikit banyak terinspirasi dari berbagai jadwal rencana kunjungan Gol A Gong tersebut.
Pertama: Tidak Hanya tentang Literasi Baca Tulis.
Heri Hendrayana Harris atau Gol A Gong dalam kunjungannya ke Flores Timur kali ini bukan semata-mata untuk mendorong giat literasi baca tulis di Flores Timur.
Hari pertama dan kedua diisi dengan diskusi tentang literasi dan talk show tentang baca-tulis. Menariknya adalah setelah talk show tersebut justru diisi dengan pelatihan menulis. Dan lebih menarik lagi adalah topik yang dipilih dalam pelatihan tersebut.
Padatnya agenda kunjungan hari ketiga adalah fokus pada agenda literasi mulai dari literasi di tingkat Taman Kanak-Kanak hingga berkunjung ke Kampus Institut Keguruan dan Teknologi Larantuka – IKTL
Baca juga : Ini Penyebab Banyak Anak Kecil Cuci Darah Untuk Bertahan Hidup
Hari keempat selain mengunjungi Mekko untuk mengisi sesi di sela kegiatan festival, juga bertemu dengan komunitas guru, komunitas pondok baca dan makan siang di Ladang Bayolewun
Dan sebelum kepulangannya, dalam jadwalnya, Gol A Gong juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Patung Herman Fernandes, Rumah Raja Larantuka, Rumah Adat Waibalun kemudian belanja oleh-oleh khas Flores Timur.
Duta Baca Indonesia, ke Flores Timur kali ini tidak hanya melulu soal literasi baca dan tulis. Banyak agenda lain, namun yang lebih menarik adalah fokusnya pada literasi budaya. Pelatihan menulis tentang konten lokal, kunjungannya ke Festival Mini di Mekko, kedatangannya ke Rumah Raja Larantuka dan juga Rumah Adat Waibalun adalah bukti nyata bahwa perjalanan Gol A Gong kali ini juga untuk literasi budaya.
Kedua: Kesempatan “Berpikir Lebih” untuk Perpustakaan Daerah.
Seperti yang telah kami utarakan pada paragraf awal tulisan ini, bahwa Gol A Gong juga memiliki perhatian khusus pada Perpustakaan Daerah Flores Timur. Dan ini menarik saya untuk menulis ini.
Saya percaya bahwa kita semua masih mengamini bahwa ‘Buku adalah Jendela Dunia’. Dari buku, baik itu cetak maupun digital adalah pintu sekaligus jendela-jendela besar agar kita bisa lebih terang menjelajah dunia.
Perpustakaan adalah tempat di mana ribuan pintu dan jutaan jendela siap dibuka oleh siapa saja untuk menjelajah dunia.
Karena itu, perpustakaan bukan hanya sebuah gedung berisi buku-buku berdebu karena kurang dikunjungi. Perpustakaan adalah sebuah aktivitas. Perpustakaan adalah tempat wisata edukasi yang menarik dikunjungi.
Perpustakaan juga harus mampu menjadi cafe tempat banyak orang berdiskusi sambil santai menikmati kopi dan jajanan dari komunitas lokal. Kopi dari petani lokal. Begitu juga cemilan singkong rebus, pisang goreng, dan jagung titi.
Baca juga : Perwujudan KPKC : SMA Tarakanita Magelang Membuat Eco Enzym
Sebagai aktivitas dan ruang publik, perpustakaan harus mereformasi diri menjadi sebuah kebutuhan. Bahwa alasan orang-orang mengunjungi perpustakaan adalah bahwa ada kebutuhan mereka yang tercukupi di tempat tersebut.
Menciptakan kebutuhan seperti inilah yang menjadikan perpustakaan tidak lagi gudang buku namun perpustakaan adalah etalase dunia, tempat orang-orang menjelajah sekaligus merasakan dunia.
Jika perpustakaan adalah tempat orang-orang menjelajah dan menemukan dunia, maka Perpustakaan Daerah Flores Timur harus menjadi etalase bagi Kebudayaan dan Kearifan Lokal Lamaholot.
Mereka yang datang ke perpustakaan daerah bukan hanya untuk mencari referensi tertulis mengenai Lamaholot. Lebih dari itu perpustakaan daerah harus bisa menjadi tempat perjumpaan bagi siapa saja dengan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal Masyarakat Lamaholot.
Mereka yang mengunjungi Perpustakaan Daerah Kabupaten Flores Timur harus bisa menjumpai “Kelamaholotan,” bertemu dengan ‘Ata Diken Lamaholot’ dan mengalami toleransi Renya Rosari sebagai pelindung segala bangsa.
Bahwa dalam kunjungannya, Gol A Gong telah memberi inspirasi bahwa literasi baca tulis adalah cara kita mengenal dunia. Bahwa untuk mengenal dunia kita terlebih dahulu harus menyadari betul identitas kebudayaan kita.
Maka Perpustakaan Daerah Flores Timur harus menjadi etalase agar dunia mengenal Lamaholot dengan nilai-nilai luhurnya, sekaligus nilai-nilai luhur ini menjadi dasar melangkah siapa saja yang ingin menjelajah dunia.
Tulisan ini pernah tayang di eposdigi.com, ditayangkan kembali dengan seizin penulis