Hindari Empat Kesalahan ini, Agar Tidak Menjadi Penyesalan Seumur Hidup – Bagian Pertama

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Ada yang bilang begini, “Masa Kecil Bahagia, Muda Foya Foya, Tua Kaya Raya”. Sah-sah saja. Semua orang mempunyai ukuran untuk mengukur kebahagiaannya sendiri. Entah di masa dia muda atau kelak di hari tuanya.

Ketika seseorang beranjak dari remaja menuju masa dewasa awal, katakanlah berumur 20 tahun, adalah fase di mana seseorang sudah memiliki sikap mental yang lebih siap untuk memikirkan masa depannya secara serius.

Pada fase usia ini, sebagian besar sifat anak remaja yang labil, belum bisa mengambil keputusan serius, kecenderungan untuk hanya bersenang-senang, harus segera ditinggalkan.

Beranjak dewasa sesuai umur biologis tubuh adalah sesuatu yang normal. Setiap tahun orang merayakan ulang tahun. Bersyukur atas usianya yang bertambah.

Namun konsekuensi biologis tubuh ini harus diikuti oleh pilihan-pilihan hidup tertentu agar masa muda bermakna, minimal agar kelak tidak menyesali pilihan-pilihan hidupnya di masa muda.

Maka pilihan-pilihan hidup berikut ini sebaiknya dihindari, agar kelak ketika tua nanti, tidak menjadi penyesalan yang berkepanjangan.

Baca juga : Dampak Judi Online Kian Mengkhawatirkan. Apa Yang Harus Dilakukan Pemerintah?

Memilih Teman yang Salah

Sebagai manusia, setiap orang itu baik. Namun ada tabiat-tabiat atau perilaku-perilaku buruk yang bisa jadi kebiasaan buruk. Bergaul dengan mereka yang gemar berjudi bisa menjadikan kita penjudi.

Bergaul dengan mereka yang hedonis, bisa menjadikan kita konsumtif yang tidak terkendali. Lingkungan yang toxic sama seperti meminum racun pelan-pelan tanpa kita sadari.

Pergaulan yang bebas dalam arti bergaul dengan orang yang salah. Pergaulan seperti ini   membuat masa muda seseorang dapat rusak dan banyak terjerumus dalam hal-hal yang membawa pengaruh negatif.

Karena itu memilih teman bergaul yang berkarakter baik, adalah keharusan. Setidaknya dengan karakter baik ini, semoga saja ada pengaruh baik dari mereka yang bisa kita peroleh.

Terlalu Berlebihan saat Pacaran

Masa pacaran adalah saat-saat indah yang dapat digunakan untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Bukan semata mengenal siapa pasangan kita, tetap seharusnya masa pacaran adalah waktu terbaik untuk mengenali diri kita sendiri, karakter-karakter kita sendiri.

Hubungan yang tidak sehat, bucin, posesif, terlalu dekat sehingga seperti suami istri, menghabiskan terlalu banyak waktu berdua hingga kehilangan waktu dengan diri sendiri dan keluarga, adalah sedikit dari banyak ciri pacaran yang tidak sehat.

Apalagi jika sudah mulai menjadi pelaku maupun korban dari kekerasan dalam pacaran, entah fisik maupun mental, namun tidak berusaha untuk menyudahi hubungan tersebut dengan berbagai alasan.

Baca juga : Pameran “Science Project” SMP Tarakanita Gading Serpong: Membangun Kreativitas Dan Kolaborasi Dalam Community Of Research

Mengabaikan Kesehatan Fisik dan Mental

Salah satu investasi di masa muda adalah kesehatan. Jiwa dan Raga. Fisik dan Mental. Mengabaikan kesehatan di usia muda sama saja seperti menanam benih-benih penyakit ke dalam tubuh.

Tidak menyempatkan diri untuk olahraga, menggemari makanan tidak sehat, betah pada pola hidup tidak sehat, rokok berlebihan, alkoholik, atau bahkan terjerumus narkoba dan terbelenggu olehnya jelas membunuh diri sendiri saat ini, bukan kelak di masa tua.

Membangun kebiasaan untuk olahraga teratur, istirahat cukup, makan makanan sehat, piknik terjadwal, memiliki waktu untuk diri sendiri dan hobi adalah sedikit dari banyak cara-cara menabung kesehatan mental dan fisik untuk kelak di hari tua

Kurang mencintai dan perhatian kepada orangtua.

Menyadari bahwa ketika kita memasuki usia 20-an tahun berarti orang tua kita sudah mulai menua. Dekat dengan orang tua bukan hanya soal berada dekat dengan mereka secara fisik.

Lebih dari itu, kedekatan dengan orang tua adalah kesempatan untuk menimba lebih banyak petuah, dan teladan hidup. Pada saat yang sama, dekat dengan orang tua adalah tanda bakti yang tidak boleh ditunda.

Bagaimana dengan mereka yang tinggal terpisah karena berbagai alasan, kerja atau studi misalnya? .menyempatkan diri untuk secara rutin berkomunikasi dengan orang tua adalah cara lain untuk tetap terhubung secara emosional. Yang paling penting dengan orang tua adalah, “jauh di mata, namun dekat di doa”. Bersambung…..

Foto: Akseleran

Tulisan ini pernah tayang di eposdigi.com, ditayangkan kembali dengan seizin penulis.

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments