Depoedu.com-Perilaku disiplin pada seseorang adalah hasil dari pola pendidikan tertentu yang dialami oleh orang tersebut dalam pertumbuhannya. Entah pendidikan dari orang tuanya, dari guru atau dari orang-orang penting di lingkungannya atau gabungan dari faktor-faktor tersebut.
Banyak orang berpendapat bahwa untuk membentuk anak menjadi disiplin dan tangguh, anak perlu dididik dengan cara mendidik yang keras seperti berteriak, membentak, mempermalukan anak, menghukum dengan hukuman fisik seperti mengurung anak, atau memukul anak ketika anak tidak disiplin.
Pendapat ini dibantah oleh Ioannis Katsantonis dan Jennifer Symonds melalui hasil penelitian mereka yang diterbitkan pada jurnal Epidemiology and Psychiatric Sciences. Penelitian mereka membuktikan bahwa anak yang dididik dengan keras lebih cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk.
Penelitian mereka menyimpulkan bahwa 1 dari 10 anak dengan polah asuh yang keras, beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental, baik dengan gejala internal seperti cemas, dan menarik diri dari pergaulan, maupun gejala eksternal seperti impulsivitas, sikap agresif, dan hiperaktif.
Namun mereka juga menyimpulkan bahwa selain pola pendidikan yang keras, ada faktor lain yang turut menentukan kondisi kesehatan mental anak seperti faktor gender, kesehatan fisik anak, dan status sosial ekonomi anak. Meskipun mereka juga mengakui bahwa pola pengasuhan merupakan faktor yang dominan.
Dua peneliti ini, Iaonnis Katsontonis dari Cambridge University maupun Jennifer Symonds dari College Dublin University menegaskan bahwa dalam mendidik memang orang tua perlu menerapkan batasan yang tegas pada perilaku anak, namun mereka sulit membenarkan tindakan disiplin yang keras mengingat implikasinya pada kesehatan mental.
Baca juga : Kriteria Nilai Minimal Rapor Dan Ijazah Di 8 Sekolah Kedinasan
Oleh karena itu, mereka menganjurkan agar para pendidik di sekolah terutama mereka yang terkait dengan kesehatan mental anak seperti konselor dan psikolog sekolah, perlu memberikan perhatian pada masalah pola asuh orang tua untuk mencegah gejala gangguan kesehatan mental berlanjut.
Ini berarti, selain perlu melakukan pendampingan pada anak-anak yang memiliki riwayat dan gejala pola asuh yang keras, sekolah juga perlu memiliki program pendampingan terhadap orang tua, baik melalui konseling orang tua maupun seminar parenting tentang pola asuh yang menumbuhkan anak.
Langkah pendampingan terhadap orang tua ini sangat direkomendasikan baik oleh laonnis Katsontonis maupun Jennifer Simons, setelah dua peneliti ini melakukan pengamatan terhadap data 7.507 responden dalam studi longitudinal mereka.
Menurut mereka langkah ini sangat diperlukan karena secara keseluruhan gaya parenting berpengaruh terhadap kesehatan mental anak. Juga terutama bagi orang tua yang anak-anaknya beresiko, untuk mencegah berkembangnya masalah kesehatan mental yang lebih buruk lagi pada anak.
Tiga pola asuh dan intervensi dini
Selain itu, dalam penelitian longitudinal mereka, mereka juga melakukan profiling pada orang tua dari 7.507 anak yang menjadi sampel penelitian ini, berdasarkan kecenderungan mereka terhadap tiga gaya parenting yaitu pola asuh yang hangat, pola asuh yang konsisten, dan pola asuh yang keras.
Baca juga : Efek Lain Dari Kecanduan Gadget, Mata Anak, Organ Tubuh Penting Ini Bisa Rusak
Orang tua dengan pola asuh yang hangat cenderung mendukung dan memberikan perhatian pada upaya pemenuhan kebutuhan anak. Sedangkan orang tua yang konsisten cenderung menetapkan ekspektasi dan aturan yang jelas dan mendorong anak untuk bertanggung jawab.
Oleh karena itu, pola asuh yang paling ideal adalah pola asuh yang konsisten yang dapat memberi ruang bertumbuh lebih sehat pada anak karena ada tanggung jawab dan kemandirian.
Sedangkan pola asuh yang hangat dan pola asuh yang keras dua-duanya mengandaikan intervensi yang kuat dari orang tua. Banyak orang tua meyakini akan menghasilkan perubahan perilaku yang cepat pada anak, padahal biasanya hanya merupakan perubahan yang semu.
Selain itu, di akhir laporan mereka dua peneliti ini menggarisbawahi pentingnya intervensi dan dukungan dini bagi orang tua yang anak-anaknya beresiko mengalami masalah kesehatan mental karena pola asuh yang keras.
Dukungan tersebut berupa pemberian informasi tentang cara terbaik mengelola perilaku anak dalam berbagai situasi. Ini adalah langkah mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya masalah kesehatan mental yang lebih buruk pada anak.
Foto: Halodoc