Kristen Muhamadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Judul di atas merupakan judul buku karya Prof. Dr. Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ul Haq. Buku tersebut merupakan rangkuman hasil penelitian di Universitas Muhamadiyah dengan Mahasiswa Islam dan Kristen. Belakangan memang  Universitas Muhamdiyah didirikan di tengah komunitas Kristen.

Buku tersebut baru-baru ini dibedah dan didiskusikan di Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Hadir Pada kesempatan tersebut penulis buku Prof. Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ul Haq sebagai penyaji. Dari Muhammadiyah hadir juga Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sedangkan dari Kemendikbudristek hadir Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim sebagai pembicara kunci. Hadir pula Anindito Aditomo, Ph.D, selaku Kepala Badan Standar Kurikulum dan asesmen pendidikan, sebagai salah seorang pembahas dalam bedah buku tersebut.

Pembahas lain dari bedah buku tersebut adalah Dr. Rustamadji M.Si selaku Rektor UNIMUDA Sorong Papua dan Prof. Dr. Siti Ruhani Dzuhayatin, M.A, saat ini menjabat sebgai tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI.

Baca juga : 5 Peluang Beasiswa S1 Bagi Lulusan SMA Dan Mahasiswa

Setelah Kampus Muhammadiyah hadir di tengah komunitas Kristen, interaksi intens terjadi antara anak-anak  Muslim dengan anak-anak Kristen, muncul fenomena varian Kristen Muhammadiyah (Krismuha) disebabkan oleh interaksi intens tersebut tanpa menghilangkan jati diri sebagai Kristen taat.

Itulah fenemena yang dirumuskan oleh penulis dalam buku yang dibedah tersebut. Fenomena itulah yang membuat buku ini menarik sehinga dicetak ulang sehingga buku yang dibedah ini merupakan edisi kedua setelah edisi pertama terbit tahun 2009.

“Kami tidak menduga masyarakat antusias terhadap karya ini sedemikian besar sehingga setelah edisi pertama terbit tahun 2009, kini terbit ulang untuk edisi kedua. Inilah kontribusi Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang toleran dan inklusif,” kata Abdul Mu’ti dalam paparannya.

Sementara itu dalam sambutannya, Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan, terbitnya buku ini selain layak diapresiasi juga menggugah kesadaran bahwa kemajemukan agama, suku, ras dan golongan tidak menghalagi untuk berbuat terbaik bagi hidup bersama.

Baca juga : Ini Tanda-Tanda Yang Terlihat Ketika Kamu Bahagia! Ada Berapa Yang Ada Padamu?

“Kemajemukan adalah pelangi yang indah untuk merajut hidup toleran sarat penghormatan, perdamaian, dan saling memajukan. Ini komitmen Muhammadiyah dalam memajukan bangsa dan merekatkan keindonesiaan yang heterogen,” jelas Haedar.

Sedangkan Nadiem Anwar Makarim dalam sesinya menyatakan memberi apresiasi pada terbitnya buku ini sebagai bentuk keterlibatan publik dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang mencintai  keberagaman dan inklusif.

“Gagasan toleransi baik yang dihadirkan dalam buku ini maupun yang didorong melalui praktik pendidikan di Universitas Muhamadiyah sejalan dengan cita-cita kami di Kemendikbidristek untuk menghapus intoleransi dan kekerasan di dunia pendidikan, ” tegas Nadiem.

“Sejak tiga tahun yang lalu, kami telah menjadikan tindakan intolerasi sebagai salah satu bentuk kekerasan yang wajib dicegah dan ditangani, di samping  perundungan dan kekerasan seksual,” lanjut Medikbudristek ini.

Di akhir sesinya Nadiem Makarim menegaskan, hadirnya buku ini tentu akan semakin mendukung pencegahan dan penanganan intoleransi di satuan pendidikan. Menurut Nadiem terwujudnya pendidikan yang inklusif dan toleran adalah kunci untuk menguatkan kebhinekaan Indonesia.

Foto: Muhamadiyah

5 2 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments