Tips Bagi Orang Tua dalam Mendampingi Anak Milenial

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Anak milenial atau generasi milenial adalah anak-anak yang lahir di era informasi digital (sekitar tahun 2000-an ke atas). Di mana informasi bisa mereka dapatkan dengan cepat dari berbagai sumber.

Sementara anak yang lahir sebelumnya atau sebut saja anak kolonial atau generasi kolonial adalah generasi yang lahir dan besar pada masa-masa sebelumnya ketika informasi tergantung pada satu atau beberapa sumber saja (di bawah tahun 2000-an).

Perkembangan anak milenial 5 sampai 10 kali lebih cepat daripada anak kolonial. Tugas orang tua adalah menilai atau mengoreksi apakah mereka tahu lebih banyak informasi yang benar atau sebaliknya. Di bawah adalah beberapa tips mendidik/mendampingi anak milenial.

1.Beri tantangan.

Banyak orangtua keliru dalam mengungkapkan cintanya pada anak milenial. Misalnya dengan memberi secara gratis. Sebaiknya beri anak tanggung jawab atau tantangan bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus berjuang dahulu supaya ada proses.

Terkadang orangtua harus tega supaya anak mandiri. Orangtua harus tahu kapan anak perlu dibantu kapan harus dibiarkan.

2.Komunikasi yang terbuka.

Kita harus menjadi sahabat bagi anak-anak kita, dimana anak merasa nyaman dan terbuka menceritakan apa yang dirasakan “curhat” seperti kepada teman sendiri. Dengan seperti ini orangtua akan lebih mudah memantau anak tanpa merasa dimata-matai.

Bagaimana cara membuat orangtua menjadi sahabat buat anak ?

Masuklah ke dunia anak dengan cara :

  • Carilah kesamaan.
  • Komunikasi yang nyambung (orang tua berbicara dengan bahasa anak milenial)
  • Aktivitas bersama anak (main game, memasak dll)
  • Buatlah jadwal setiap hari, luangkan waktu bersama anak (kira-kira 30 menit sampai 1 jam). Di mana dalam durasi ini anak ataupun orang tua bebas menceritakan apa yang dialami selama seharian tanpa ada interupsi.

3.Kembangkan bakat anak.

Apa bakat anak anda? Mulailah dari sekarang, arahkan anak anda. Orangtua bisa memanfaatkan teknologi, untuk mencari info bagaimana cara mengembangkan bakat anak, memutar video sesuai dengan bakat anak ataupun berkreasi dengan anak.

4.Jadilah teladan.

Di era digital ini. Semua orang sibuk dengan gadgetnya. Quality time dengan keluarga nyaris langka ditemukan. Memang semua anggota keluarga tinggal dalam satu rumah, tetapi kehangatan dalam keluarga tidak ada.

Karena setiap personilnya lebih nyaman dengan gadgetnya masing-masing. Dalam kata lain berkumpul tapi sendiri-sendiri. Di sinilah peran orang tua sebagai suri teladan. Orang tua harus memberi contoh agar penggunaan gadget dikurangi.

Orang tua sebagai panutan bagi anak karena anak adalah peniru ulung. Buatlah kesepakatan kapan waktunya zona bebas gadget (saat kumpul dengan keluarga) begitu juga pembatasan penggunaan gadget setiap harinya.

5.Menghargai ruang anak/privasi anak.

Seiring bertambahnya usia anak menuju remaja orang tua perlu memberi mereka privasi. Ini merupakan sebuah bentuk kepercayaan orangtua kepada anak. Beri mereka ruang untuk bertanggungjawab, belajar mandiri, dan mengembangkan rasa percaya diri.

Apa yang dapat orang tua lakukan untuk menghargai privasi anak ? Biarkan mereka memiliki “zona pribadi”. Dengan begini anak sepenuhnya menjadi diri sendiri tanpa ada gangguan dari orang lain.

Baca Juga: 16 Keterampilan Yang Harus Dikuasai Oleh Anak Milenial Di Abad 21

Orang tua tetap memantau anak tetapi jangan masuk terlalu jauh. Cobalah membangun relasi yang sehat. Ajak anak berdiskusi jika orang tua merasa ada yang mengganjal.

Pada dasarnya remaja sangat senang berbicara tentang diri mereka dan mereka senang jika ada yang mau mendengarkan.

6.Hormati keputusan anak.

Sebagai orang tua yang baik, hindari memaksakan kehendak pada anak, sebab hal ini akan mengganggu privasi mereka.  Ajaklah berdiskusi dan mempertimbangkan tentang baik buruknya keputusan mereka. Biarkan mereka yang memutuskan setelah berdiskusi dan berkomitmen bersama.

7.Tanamkan pada diri anak akan pentingnya sebuah proses.

Tanpa adanya proses tentu tidak akan ada hasil. Begitupun sebaliknya. Ada beberapa alasan mengapa suatu proses jauh lebih penting dibandingkan hasil yang didapat.

Proses merupakan inti dari hasil yang didapat. Meski hasil akhirlah yang kita dapatkan. Sebuah hasil tidak akan terbentuk jika kita sebagai penggerak tidak memulai proses itu sendiri.

Melalui proses kita mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga.

Baca Juga: Indeks Kualitas Hidup Kota Jakarta Rendah. Peringkat 12 Dari Bawah, Dari Berapa Kota Di Dunia?

Hasil adalah tujuan awal, namun proseslah yang membawa kita kepadanya. Melatih mental kita.

Melalui proses yang berat, dibutuhkan mental yang kuat. Jika kita terbiasa dengan proses yang sulit, mental kita akan terlatih dengan sendirinya. Peran proses lebih dari sekedar tahapan tapi juga membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan uji.

8.Tumbuhkan kecerdasan spiritual – SQ (Spiritual Quotient) dan kecerdasan emosional – EQ (Emotional Quotient).

Spiritual Quotient perlu dilatih sejak dini agar anak milenial memiliki kepekaan batin dan jiwa terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Anak akan lebih mampu mengenali diri sendiri tentang kekurangan dan kelebihannya.

Cara melatih SQ misalnya dengan mengikuti aktivitas sosial, membuka diri terhadap perubahan, berusaha melakukan kebaikan.

Beberapa tips untuk menumbuhkan EQ pada anak :

  • orang tua memberi contoh yang baik dalam berperilaku.
  • membiasakan anak bekerjasama.
  • mengembangkan rasa percaya diri.

Foto: lifestyle.okezone

5 3 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga : Tips Bagi Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Milenial […]