Depoedu.com – Pada hari Sabtu 7 Desember 2019 yang lalu, saya menghadiri seminar yang diadakan oleh ASTA – Gramedia, dengan topik “Tips for Using a Dictionary in Classroom Activities” dengan pembicara Todd Cordy yang merupakan pelatih guru Bahasa Inggris yang berasal dari Australia.
Berikut adalah ringkasan dari isi seminar, serta beberapa pendapat saya berdasar pengalaman mengajar selama ini.
Seminar diawali dengan pernyataan Todd Cordy, yang menyatakan bahwa :
- Ada dua pilar dalam pembelajaran bahasa, salah satunya adalah kosakata.
- Dengan memiliki banyak kosakata bisa mendorong kesuksesan dalam belajar Bahasa Inggris.
- Untuk bisa mendapat skor IELTS 6.0, kita perlu memiliki sekitar 10,000
Untuk memperkaya kosakata, bisa melalui kegiatan Listening, Speaking, Reading, Writing. Tetapi, seringkali guru sulit melakukan kegiatan itu secara efektif, karena di satu sisi guru harus menghadapi murid dengan level kemampuan yang berbeda-beda, dan di sisi lain ada masalah rasio guru murid yang besar serta waktu yang terbatas. Hal itu menyulitkan guru untuk memberi pendampingan intensif pada semua murid.
Di sinilah murid bisa menggunakan alat sebagai PENGGANTI PENDAMPINGAN GURU. Dan, salah satu alat yang bisa menggantikan pendampingan guru dalam membantu murid memahami dan memperluas kosakata adalah KAMUS.
Untuk bisa menggunakan kamus dengan baik, murid harus terlebih dulu diajarkan mengenal huruf yang menyimbolkan istilah jenis kata sebagai berikut :
- n = noun
- v = verb
- adj = adjective
- adv = adverb
- prep = preposition
- conj = conjunction
- u = uncountable
- c = countable
- m = modal
- pl = plural
- t = transitive
- i = intransitive
- IDM = idiom
Berdasarkan pengalaman saya, jika murid hanya dibuat memahami huruf yang menyimbolkan jenis kata tapi tidak diberitahu tentang implikasinya pada perbedaan makna kata, maka akan kurang efektif.
Oleh karena itu, guru perlu meluangkan waktu secara khusus untuk membuat murid memahami bahwa jenis kata yang berbeda akan berakibat pada perbedaan makna kata.
Contohnya :
- learned (v) = belajar (bentuk lampau)
learned (adj) = terpelajar
- well (adj) = sehat
well (adv) = dengan baik
- fire (n.u) = api
fire (n.c) = kebakaran
- fly (v.t) = menerbangkan
fly (v.i) = terbang
Selanjutnya murid harus dibimbing untuk memahami perbedaan makna kata berdasarkan konteks kalimat.
Contoh :
- I learned to cook yesterday.
(Saya belajar memasak kemarin.)
- He is a very learned
(Dia adalah orang yang sangat terpelajar.)
- She didn’t look well
(Dia tidak terlihat sehat kemarin.)
- She could see the problem well.
(Dia bisa melihat permasalahan itu dengan baik.)
- Animals are afraid of fire.
(Hewan takut pada api.)
- There were several bush fires last summer.
(Ada beberapa kejadian kebakaran semak-semak di musim panas yang lalu.)
- Tom is flying a kite.
(Tom sedang menerbangkan layang-layang.)
- The bird is flying.
(Burung itu sedang terbang.)
Dengan pemahaman komprehensif seperti itulah kamus akan bisa digunakan sebagai sumber referensi belajar mandiri dan efektif oleh murid.
Berikut adalah contoh beberapa kegiatan yang melibatkan penggunaan kamus yang disarankan oleh Todd Cordy, beserta sedikit pendapat saya, karena walaupun saya juga melihat bahwa kegiatan itu bagus, tapi untuk penerapannya terkadang butuh penyesuaian untuk mayoritas kelas di sekolah Indonesia.
- Vocabulary
a. Kegiatan 1
Guru menulis topik-topik berikut ini di papan tulis :
- animals with more than 4 legs
- sports played in teams
- countries in Asia
- jobs that people wear uniform for
- etc
Guru meminta murid menulis serta membacakan lima kata sesuai masing-masing topik.
Contoh :
- animals with more than 4 legs : butterfly, spider, scorpion, ant, bee
- sports played in teams : soccer, volleyball, basketball, baseball, cricket
- etc
Pendapat saya :
- Guru harus memberi pengarahan pada murid terkait jenis kamus yang bisa digunakan, tergantung tujuan yang ingin dicapai :
(-) untuk mengecek kosakata, gunakan kamus Inggris – Indonesia
atau Inggris – Inggris
(-) untuk menambah kosakata, gunakan kamus Indonesia – Inggris
b. Kegiatan 2
Guru menulis kata di papan tulis beserta 3 definisinya (1 definisi benar, 2 definisi sengaja dibuat salah).
Contoh :
- hummock (n)
(a) a type of fur hat
(b) a type of fish
(c) a small hill
Langkah selanjutnya :
- Guru meminta murid menebak definisi yang benar terlebih dulu, baru kemudian mengecek jawaban di kamus.
- Jawaban yang benar akan diberi poin, dan tim dengan poin terbanyak setelah putaran 5 kata adalah pemenangnya.
Pendapat saya :
- Kegiatan menulis kata dan definisinya di papan tulis akan makan waktu, dan murid akan terlanjur menjadi ribut sehingga suasana kelas bisa jadi tidak kondusif lagi.
- Lebih baik sebelum masuk kelas, guru sudah menyiapkan kata dan definisinya (bisa dalam bentuk slide power point atau di potongan kertas karton biasa, tergantung situasi masing-masing sekolah).
- Saat ada di kelas, guru tinggal menunjukkan slide / kartu satu per satu dan tidak membuang banyak waktu.
- Grammar
a. Kegiatan 1
Guru menunjukkan pada murid pola kalimat berikut :
- Can you play tennis?
Guru menunjukkan pada murid enam gambar kegiatan olahraga yang diberi nomor 1 – 6.
Contoh :
(1) gambar soccer
(2) gambar basketball
(3) gambar volleyball
(4) gambar baseball
(5) gambar badminton
(6) gambar squash
Langkah selanjutnya :
- Guru memberitahu murid bahwa mereka akan melempar dadu.
- Nomor di dadu akan menjadi patokan untuk menentukan gambar yang akan digunakan untuk membuat kalimat dengan pola sesuai contoh.
- Jadi, misal hasil pelemparan dadu adalah ‘3’ (3 = gambar volleyball), maka murid harus memproduksi kalimat “Can you play volleyball?”.
Pendapat saya :
- Guru harus menyiapkan banyak alat peraga dan beberapa pola kalimat, karena setelah beberapa saat murid akan terbiasa dengan satu pola kalimat dan akan mulai merasa bosan.
- Alat-alat peraga itu bisa dirotasi dari 1 kelompok ke kelompok lain.
- Sebaiknya kalimat yang dihasilkan dibuat secara tertulis dulu (supaya bisa dikoreksi guru), baru kemudian diucapkan secara lisan.
b. Kegiatan 2
Guru menunjukkan pada murid pola kalimat tanya jawab sebagai berikut :
- Which sport did you play last week?
I played soccer last week.
Guru menunjukkan tabel berikut kepada murid :
Lemparan dadu pertama | Lemparan dadu kedua |
1. sport
2. family 3. clothes 4. hobbies 5. food 6. places |
1. last week
2. two days ago 3. yesterday 4. the day before yesterday 5. three months ago 6. last Monday |
Langkah berikutnya :
- Guru memberitahu murid bahwa mereka akan menggunakan data di tabel untuk mengucapkan kalimat dengan pola sesuai contoh, dan jawaban untuk pertanyaan diserahkan pada kreativitas murid.
- Guru memberitahu murid bahwa mereka akan melempar dadu, dan nomor di dadu akan menjadi patokan untuk menentukan data di tabel yang akan digunakan untuk membuat kalimat dengan pola sesuai contoh.
- Misal hasil pelemparan dadu pertama adalah ‘5’ (5 = food) dan kedua adalah ‘3’ (3 = yesterday), maka murid harus memproduksi kalimat seperti berikut :
(-) Which food did you eat yesterday?
(-) I ate noodles yesterday.
Pendapat saya :
- Guru harus memastikan jenis pilihan kata di kolom kedua bisa digunakan dalam kalimat yang wajar.
Contoh :
Pilihan no 2 (family) menurut saya agak sulit untuk diaplikasikan ke kalimat.
- Guru harus memastikan murid sudah menguasai materi prasyarat terkait materi pokok.
Contoh :
Untuk bisa membuat kalimat Simple Past, murid harus menguasai irregular verb.
- Sebaiknya kalimat yang dihasilkan dibuat secara tertulis dulu (supaya bisa dikoreksi guru), baru kemudian diucapkan secara lisan.
- Reading
Guru mengajarkan murid untuk membuat tabel seperti contoh di bawah ini :
Verb | Noun | Noun – person | Adjective | Adverb |
Langkah selanjutnya :
- Guru memberikan bacaan yang harus dibaca murid.
- Guru mengajarkan murid untuk mengisi tabel sesuai dengan kata-kata baru yang mereka temui di bacaan yang sedang mereka bahas.
Pendapat saya :
- Ini adalah kegiatan yang menantang karena membutuhkan :
(-) pemahaman teknis murid terkait jenis kata (noun, verb, dsb)
(-) kemampuan murid untuk menganalisa fungsi kata dalam kalimat
- Jika murid belum punya dua kemampuan itu, kegiatan ini akan sangat sulit untuk dilakukan secara mandiri.
- Speaking
a. Kegiatan 1
Guru memberikan satu gambar pada murid (misal : gambar sebuah ruangan).
Langkah selanjutnya :
- Guru meminta murid melabeli benda di gambar dengan kosakata yang sesuai (misal : table, chair, etc).
- Guru meminta murid mendeskripsikan gambar itu secara lisan.
b. Kegiatan 2
Guru memberikan satu gambar kegiatan yang sama dalam tiga situasi yang berbeda.
Contoh :
- Gambar seorang pebisnis yang berlari karena terlambat ke tempat kerja.
- Gambar seorang petugas polisi yang berlari karena sedang mengejar seorang penjahat.
- Gambar seorang wanita yang berlari karena sedang santai berjogging.
Kemudian guru meminta murid untuk mendiskusikan pertanyaan berikut :
- Why do you think the people are running?
- What do you think the people’s lives are like?
c. Kegiatan 3
Guru menulis di papan tulis :
- Nouns (@ 5 points) : grove, gargoyle, talons, dusk, tea, moat, alchemy
- Verbs (@ 10 points) : plummet, flit, perspire, emulate, shriek, lope
- Adjectives (@15 points) : perplexed, ecstatic, ravenous, ensorcelled, betrayed
Langkah berikutnya :
- Murid di kelas dibagi ke empat kelompok dan diminta untuk mengecek kata yang belum dimengerti dengan menggunakan kamus.
- Masing-masing kelompok harus membuat kalimat yang nantinya akan membentuk satu cerita bersama sepanjang 12 kalimat.
- Kelompok yang salah dalam menggunakan kata, akan terkena sanksi pemotongan poin.
- Writing
a. Kegiatan 1
Langkahnya :
- Guru meminta murid memilih 2 kalimat dari bacaan.
- Guru meminta murid menulis ulang kalimat itu dengan cara yang lebih sederhana dan menggunakan kosakata yang berbeda.
b. Kegiatan 2
Langkahnya :
- Guru menyiapkan beberapa kalimat yang mengandung kesalahan.
- Guru meminta murid untuk mengidentifikasi kesalahan itu.
Pendapat saya terkait kegiatan speaking / writing :
- Ketrampilan speaking / writing adalah ketrampilan aktif untuk MENGHASILKAN kalimat secara lisan / tertulis.
- Agar kegiatan speaking / writing bisa berjalan dengan baik dan terarah, murid sudah harus tahu cara membuat kalimat yang baik dan benar (grammar) sehingga tidak terjadi praktek berbicara / menulis secara ngawur-ngawuran.
- Untuk bisa mengoreksi murid dengan baik dan tepat sasaran, guru harus punya kompetensi yang memadai.
Demikianlah inti dari pelatihan yang diberikan oleh Todd Cordy beserta sedikit pendapat saya, berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan dari sekian tahun mendampingi murid belajar Bahasa Inggris di sekolah Indonesia.
Seringkali saat ikut pelatihan saya melihat ada banyak kegiatan pelajaran Bahasa Inggris yang sebenarnya menarik, tapi sulit berjalan efektif di kelas sekolah Indonesia.
Kesulitan itu antara lain dikarenakan di satu sisi sekolah punya ekspektasi tinggi terkait pelajaran Bahasa Inggrisnya, tapi di sisi lain tidak punya kesiapan teknis yang memadai untuk mencapai ekspektasi itu.