Depoedu.com – Tokoh masyarakat sekaligus Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Desa Tuwagoetobi/Honihama, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)—Kamilus Tupen Jumat mengatakan minat baca anak perlu ditumbuhkan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Menurutnya zaman ini adalah zaman yang penuh dengan perubahan dalam bidang informasi dan harapannya generasi saat ini memiliki pengetahuan mumpuni untuk menghadapi zaman yang terus berubah. Maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggairahkan minat baca di kalangan peserta didik.
Demikian simpul diskusi terbatas dengan Ketua Kelompok Tani Lewowerang (TKL), Kamilus yang pernah menjadi juara I tingkat nasional dalam pemilihan Kelompok Swadaya Masyarakat yang paling kreatif menurut Yayasan Sosial yang berpusat di Jakarta tahun 2014 silam. Ketua BPD Honihama ini lebih lanjut mengatakan menurunnya minat baca di kalangan masyarakat adalah ekses dari tinggi kecenderungan masyarakat menggunakan sarana komunikasi seperti telepon seluler (handphone).
Dikatakan hal itu bukan suatu yang negatif tapi perlu juga disertai dengan menumbuhkan minat membaca pengetahuan lain lewat buku dan majalah. Fenomena ini tampaknya akhir-akhir ini melekat pada siswa – siswi yang sedang belajar bahkan juga terhadap masyarakat pada umumnya.
Kamilus Tupen berada di Jakarta belum lama ini sehubungan kegiatan Kementrian Desa dalam mengevaluasi pelaksanaan Undang Undang Desa sejak tiga tahun silam. Kehadirannya di Jakarta itu ikut memberikan evaluasi termasuk perbaikan-perbaikan pelaksanaan atau penerapan UU Desa yang selama ini dilaksanakan. Salah satu kebijakan pemerintah pusat menggelontorkan sejumlah uang untuk warga pedesaan, salah satu peruntukannya diusulkan warga membangun sarana perpusatkaan desa. Usulan tentang adanya perpustakaan itu suatu yang baik hanya saja jangan sampai dengan adanya sarana itu lalu, hanya wow…nya saja. “Jangan sampai hanya bangun perpustakaan lalu hanya gagah-gagahan saja,’’ kata pria yang selalu aktif dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah Adonara itu.
Literasi, kata Kamlius tidak diartikan hanya sebatas membaca buka saja tapi juga menggunakan handphone seperti membaca berita, menanggapi berbagai informasi secara langsung itu termasuk kegiatan literasi. Menurutnya, kita tidak menolak hal-hal nyata seperti itu. “Jadi semua hal sangat dipengaruhi situasi perkembangan zaman,’’ tambahnya.
Menghadapi kenyataan ini peran orangtua dan guru membantu anaknya untuk menggunakan media sosial sangat penting. Membaca itu bertujuan meningkatkan ilmu pengetahuan, bisa mengatasi persoalan hidup dengan bijaksana. Maka di era digital ini siswa siswi didorong bukan hanya membaca di media handphone saja tetapi diajak untuk menggunakan saran perpustakaan di desa baik itu didirikan pemerintah maupun swadaya masyarakat.
[…] Baca Juga: Minat Baca Anak Perlu Ditumbuhkan […]