Peran Penetrasi Sosial Olah Raga Indonesia

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Perkembangan olahraga  Indonesia  diawali dengan olahrga asli, seprti pencak silat, karapan sapi, tarian sajojo, lompat batu  dan masih banyak lagi. Konsep olaharaga modern  diperkenalkan di Indonesia, sebelum Indonesia merdeka yaitu sepak bola dan bulu tangkis.  Setelah Indoensia merdeka,olahraga tersebut  menjadi olahraga yang populer di antara penduduk Indonesia. Setelah kemerdekaan pula, KONI atau Komite Olahraga Nasional Indonesia dirikan pada tahun 1946, untuk mempersatukan perkumpulan olahraga di daerah-daerah.  Dengan berkumpulnya induk-induk  cabang olahraga , organisasi keolahragaan terus berkembang dengan tujuan untuk membina atlet-atlet dari tiap daerah di Indonesia.

Konsep dasar  keolahragaan beragam, seperti :

  1. Bermain (play)

Bermain adalah manusia  sebagai mahluk bermain (homo luden), bermain suatu kegiatan yang tidak berpretensi apa-apa, kecuali sebagai luapan ekspresi. Dengan kata lain, aktivitas bermain dalam nuansa riang dan gembira. Ada unsur  keberanian, kejujuran pemain, walau tanpa wasitpun permainan anak-anak terlihat belum tercemar.

  1. Olahraga (sport)

Olahraga yang merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu , membina atlet memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin, akan tetapi perkembangan teknologi memungkinkan faktor mesin menjadi techno-sport, seperti balap mobil, balap motor, yang banyak tergantung dengan faktor mesin. Olahraga bersifat netral dan umum, tidak digunakan dalam pengertian olahraga kompetitif, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal).

  1. Pendidikan jasmani

Pada dasarnya bersifat universal, berakar pada pandangan klasik tentang kesatuan erat antara “body and mind”, Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional. Konsep pendidikan jasmani terfokus pada proses sosialisasi atau pembudayaan melalui  aktifitas jasmani, permainan dan olahraga.  Sementara guru sebagai pendidik berperan sebagai “pengarah” agar kegiatan yang lebih bersifat pendeawsaan itu tidak meleset dari pencapaian tujuan.

Senada dengan hal tersebut Imam Suyudi mengatakan bahwa: Olympic Games yang berupa pertandingan-pertandingan olahraga adalah sebagai motivator bagi orang-orang untuk bergerak/berolahraga. Olahraga yang dilakukan melalui perancangan dan pelaksanaan yang benar merupakan sekolah yang baik bagi kehidupan masa sekarang dan masa akan datang seperti di tulis oleh Syahputra Manik: Etika Dan Permasalahan Dalam Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Di Indonesia

Teori Penetrasi  Sosial

Teori penetrasi sosial ini dikembangkan sejak taiun 1973 oleh dua orang ahli psikologi, Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Mereka mengajukan sebuah konsep penetrasi sosial yang menjelaskan bagaimana berkembangnya kedekatan hubungan. Mereka menduga bahwa sebuah hubungan interpersonal akan berakhir sebagai teman terbaik .

Meskipun demikian, Altman dan Taylor, mengungkapkan sejak lahirnya, teori penetrasi sosial mempunyai peran yang besar dalam bidang psikologi dan komunikasi. Model teori penetrasi sosial menyediakan jalan yang lengkap untuk menggambarkan perkembangan hubungan interpersonal dan untuk mengembangkannya dengan pengalaman individu sebagai proses pengungkapan diri yang mendorong kemajuan hubungan. Teori penetrasi sosial juga menjelaskan bahwa dengan berkembangnya hubungan, keluasan dan kedalaman meningkat. Bila suatu hubungan menjadi rusak, keluasan dan kedalaman sering kali akan (tetapi tidak selalu) menurun, proses ini disebut depenetrasi.  Struktur personalitas digambarkan Multi-lapis Bawang” sebagai berikut:

Diibaratkan diri anda  seperti siung bawang merah.  Bila siung bawang merah di belah, maka akan terlihat lingkaran – lingkaran didalamnya. Pada lingkaran paling luar, diartikan bahwa keadaan diri yang diketahui  seperti pengalaman, pengetahuan, gagasan , sikap , pemikiran ,dan perbuatan kita. Sedangkan pada lingkaran paling dalam atau titik pada siung bawang merah itulah diri kita yang sebenarnya, sebagai  rahasia pribadi , tetapi ini  adalah bagian dalam dari diri kita ,dalam hubungan antar personal  melalui penetrasi sosial.

Kita di ajak untuk lebih dalam mengenal orang melalui penetrasi sosial, seperti kita  mengenal  orang lain dari aspek yang sangat pribadi. Bagian lingkaran luar dari  siung bawang  adalah, informasi ini  lebih dari apa yang dapat dilihat oleh orang  dan kurang penting. Seperti cara kita berpakaian, tingkah laku kita sehari – hari, dan  apa yang kita lakukan agar dapat di lihat orang.

Dalam teori penetrasi sosial sebelumnya, ini tidak berbeda dari metafora gambaran  dari individu. Menurut teori penetrasi sosial ini anda dapat mengenal orang lain , dengan cara  anda menembus bagian luar dari siung bawang. Lalu kita menembus jauh ke dalam bagian lingkaran paling tengah dari siung bawang  yaitu anda ternyata dapat mempelajari banyak hal  yang berbeda dari orang lain. Atau anda dapat belajar secara mendalam informasi dari seseorang tentang satu atau dua hal. Ketika hubungan dari dua orang berkembang, mereka akan saling berbagi lebih banyak aspek dan perasaan masing – masing tentang diri mereka.

Tetapi menurut Altman  dan Taylor, sahabat dalam berhubungan tidak mengenal dan menilai, manfaat dan biaya dari hubungan tersebut pada saat tertentu saja, tetapi dia juga menggunakan informasi yang ada pada mereka untuk memperkirakan manfaat dan biaya di masa akan datang. Oleh karena itu walaupun selama manfaat tetap lebih besar dari biaya yang akan dikeluarkan, seorang pasangan akan semakin dekat dan akan semakin berbagi satu sama lainnnya, dan semakin dekatnya dengan lebih banyak berbagi dan lebih banyak informasi pribadi yang akan didengarnya.

Altman dan Taylor mengungkapkan  ada 4 tahap pengembangan hubungan diantaranya :

  1. Orientasi.

Pada tahap ini  yaitu orientasi terdiri atas komunikasi tidak dengan  orang tertentu, di mana seseorang hanya mengungkapkan informasi yang sangat umum. Tahap ini bermanfaat bagi pelaku hubungan, mereka akan bergerak kearah selanjutnya.

  1. Pertukaran yang afektif eksploratif

Pertukaran yang afektif eksploratif  gerakan yang menuju sebuah tingkat yang lebih dalam dari pengungkapan informasi.

  1. Pertukaran afektif

 Pertukaran afektif , terpusat pada perasaan mengkritik dan mengevaluasi pada tingkat yang lebih dalam. Pada tahap yang satu ini tidak akan dimasuki kecuali mereka menerima manfaat yang besar, yang sesuai dengan biaya pada tahap sebelumnya.

  1. Pertukaran yang seimbang

Pertukaran yang seimbang,  adalah kedekatan yang tinggi dan memungkinkan mereka untuk saling memperkirakan tindakan dan respon yang baik. Contohnya: pada organisasi keolahragaan pertemuan  awal akan menggambarkan pertukaran eksploratif, pertukaran afektif yang penuh akan terjadi saat pasangan memulai rencana jangka panjang ke depan untuk menentukan visi dan misi organisasi cabang olahraga Indonesia.  (Littlejohn & Foss, 2009).

Teori penetrasi sosial sangat penting dalam organisasi olahraga di Indonesia , bila kita berorganisasi fokus pada  perhatian mengembangkan hubungan sebagai sebuah proses komunikasi.Hal tersebut dapat dimasukkan dalam  sebuah pengalaman hubungan individu sebenarnya dalam kehidupan sehari – hari. Bila kita ingin mengenal pribadi seseorang dari yang sifatnya umum kearah yang lebih khusus lagi, dalam sebuah garis lurus. Hubungan antar individu berdasarkan pengalaman, terkadang berkembang dalam berbagai cara, sering kali beergerak maju dan bahkan mundur dalam berbagai cara yang ada dari individu. versi dari teori saat ini, teorinya menyatakan bahwa penetrasi sosial adalah sebuah proses yang berputar dan dialektis. Disebut berputar, karena:  proses penetrasi sosial ini bekerja pada siklus maju dan mundur. Disebut dialektis,  karena: melibatkan pengaturan tekenan yang ada, tidak pernah berhenti antara yang sifatnya umum hingga yang bersifat pribadi dari individu.

Maka dalam olahraga di Indonesia perlu suatu  hubungan, komunikasi secara personal untuk terjalinnya penetrasi sosial antar individu pada roda organisasi, serta  dapat memajukan olahraga di Indonesia melalui induk-induk organisasi cabang olahraga. (Foto: olahraga.tagar.id)

      

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments