Depoedu.com – Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serangan-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya (“teroris”) layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
Pada titik ini peran orangtua dalam mendorong dan mengontrol pondasi pendidikan anak sangatlah penting. Terlebih, perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat membuat orangtua harus semakin peka dalam menghadapi tantangan zaman. Berbicara mengenai semangat pencegahan terorisme, kira-kira kurikulum model apa yang tepat untuk menangkal terorisme? Tentu saja kurikulum yang tidak mengajarkan kekerasan, dan mampu merangsang peserta didik menjadi lebih inovatif dan kreatif. Sayangnya, baik kurikulum di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah umum, belum masuk pendidikan anti radikalisme. Pendidikan semacam ini, rasanya perlu menjadi concern bersama seiring dengan semakin maraknya generasi muda yang berani meledakkan dengan bom bunuh diri.
Jika generasi muda kita mempunya pengetahuan dan pemahaman anti radikal, diharapkan generasi muda kita bisa mempunyai pedoman untuk melawan radikalisme. Kenapa radikalisme yang mengatasnamakan agama ini perlu dilawan? Karena paham ini bertentangan dengan ajaran agama dan hukum yang berlaku. Selama ini, paham kekerasan selalu menjadi pilihan kelompok radikal dan terorisme. Jika pendidikan anti radikal ditanamkan sejak dini, harapannya anak dan generasi muda kita, tumbuh menjadi manusia yang benar, tanpa dilandasi kebencian dan kekerasan.
Melihat fakta yang ada sekarang ini harusnya kita bisa mengambil langkah untuk menjaga mutu dan kualitas generasi penerus bangsa Indonesia. Kita perlu menyadari pentingnya pendidikan anti radikal bagi anak Indonesia. Langkah yang bisa kita ambil di antaranya adalah melakukan sosialisasi mengenai radikalisme dan terorisme.. Dengan menanamkan paham anti radikalisme dan terorisme di usia dini akan membangun pola pikir anak hingga dewasa kelak. Kita juga harus menanamkan rasa nasionalisme pada diri setiap anak Indonesia agar mereka menyadari sejak dini bahwa mereka adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu mereka juga menyadari bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan membawa Indonesia menjadi Negara yang aman, damai, dan tenteram.
Pendidikan ini tak hanya bisa dilakukan di sekolah saja, tapi yang terpenting adalah pendidikan dari orang tua mereka sendiri di rumah. Tentunya seorang anak akan memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga. Para orang tua hendaknya mampu mengontrol pergaulan dan juga mengawasi anak saat menggunakan internet untuk mencari informasi. Maka dari itu, bijaklah menjadi orang tua dalam membimbing anak-anak bangsa.
Lebih dalam ajak anak-anak menghadiri berbagai kegiatan kebudayaan. Dorong mereka untuk bergaul dengan anak-anak dari suku, agama dan budaya yang berbeda-beda. Kenali dan cintai keluarga dan latar belakang keluarga. Anak-anak seharusnya belajar tentang, etnis dan budaya yang menjadi identitas keluarganya. Bicarakan kontribusi mereka, juga bagian sejarah yang kurang menyenangkan. Akan tetapi tekankan untuk tidak terpaku pada masa lalu. Kebanggaan akan perbedaan akan sangat penting bagi anak-anak dalam bertumbuh. (Foto: news.okezone.com)
[…] Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Anak hindari Paham Radikal […]