Depoedu.com – Banyak remaja terkaget-kaget akan dampak permainan mereka. Kegiatan yang tujuan awalnya untuk menggoda, bercanda antar teman, ternyata bisa berdampak sangat berbahaya langsung atau tidak langsung, bagi korban permainan tersebut. Permainan tersebut bisa terjadi pada saat-saat santai di sekolah, atau pada saat istimewa seperti perayaan ulang tahun.
Berikut ini empat permainan yang biasa mereka mainkan. Dihimpun Depoedu untuk mengajak anak muda belajar agar tidak melakukan kesalahan yang sama pada masa yang akan datang.
Merayakan Ulang Tahun
Agar perayaan ulang tahun berkesan, remaja sering merayakan dengan permainan yang ternyata berbahaya. Berikut ini dua perayaan yang berbahaya. Sebut saja Randy bersama teman-temannya menyiapkan telur busuk untuk memberi kejutan dalam perayaan ulang tahun Marsella, temannya.
Di puncak acara, telur busuk yang telah disiapkan, diceplokkan, lalu disiramkan pada Marsella. Siraman telur busuk tersebut mengenai kepala dan wajah. Karena terjadi di puncak acara, Marsella langsung membersihkan diri di toilet. Setelah membersihkan diri, pandangan mata Marsella ternyata menjadi kabur dan berangsur tidak dapat melihat.
Orang tuanya langsung membawa ke dokter mata. Setelah proses diagnosa, dokter menjelaskan bahwa kemampuan melihat Marsella menjadi 0% alias menjadi buta. “ Diduga, bakteri berbahaya dari telur busuk tersebut telah merusak kornea mata Marsella, oleh karena itu maka kornea mata Marsella harus segera diangkat” kata dokter menjelaskan.
Suasana acara ulang tahun pun berubah menjadi menyedihkan, baik bagi Marsella dan keluarganya, maupun bagi Randy dan teman-temannya. Randy dan teman-temannya bahkan tidak dapat memaafkan diri mereka, merasa bersalah yang sangat dalam.
Cerita lain berasal dari sekelompok penyuka futsal. Hari itu hari Sabtu istimewa buat mereka, karena hari itu Ardhani, rekan mereka, merayakan ulang tahun ke-20. Rencananya Ardhani akan men-traktir mereka makan untuk merayakan ulang tahunnya, setelah selesai bermain futsal.
Sebelum berangkat ke tempat makan, Ari dan teman-temannya merencanakan kejutan buat Ardhani. Agar lebih berkesan dan supaya tidak menghindar, mereka mengikat Ardhani pada tiang listrik, masih di lokasi lapangan futsal tersebut. Ardhani kemudian disirami air yang sudah dicampur dengan bubuk putih.
Naas bagi Ardhani, arus listrik yang bocor dari instalasi pada tiang listrik tersebut, menyambar dan menghanguskan Ardhani yang terikat, dalam hitungan detik. Ari dan teman-temannya shock, namun tidak berdaya menghadapi kejadian ini. Orang tua Ardhani tidak terima dan melaporkan kejadian ini pada polisi.
Mengerikan bukan? Mudah-mudahan anak muda belajar dari dua kejadian ini. Di samping itu, orang tua dan guru pun perlu waspada dan melakukan antisipasi agar permainan berbahaya ini tidak terulang.
Masih banyak cara merayakan ulang tahun yang berkesan dan konstruktif, baik bagi yang berulang tahun maupun untuk kekompakan kelompok.
Hanya Bercanda
Permainan berbahaya lain yang sering dimainkan oleh pelajar, yang pada awalnya cuma untuk bercanda. Caranya, menarik kursi yang hendak diduduki, sehingga orang yang hendak duduk terjatuh. Ini terjadi pada seorang murid perempuan, sebut saja Putri namanya, siswi sebuah SMP Negeri di Bogor.
Kursinya ditarik oleh kawannya ketika Putri hendak duduk, sehingga ia jatuh terduduk, terdiam dan mengeluarkan air mata. Pihak sekolah langsung membawa Putri ke Rumah Sakit Salak. Dokter melakukan tindakan namun tidak banyak menolong. Ia dinyatakan lumpuh dan kehilangan kemampuan bicara.
Hingga saat ini, korban menderita kelumpuhan dan bisu. Menurut dokter, posisi jatuhnya menyebabkan tulang ekornya retak dan rusak. Kerusakan tulang ekor memang dapat menyebabkan kelumpuhan.
Permainan berikutnya bisa menghadirkan sensasi, namun bisa berakibat buruk bagi korban, jika terus diulang. Belum lama ini, beredar viral di media sosial, sebuah video anak sekolah melakukan permainan berbahaya yang disebut skip challenge.
Permainan ini dilakukan dengan cara menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu, yang menyebabkan anak tersebut kehilangan kesadaran, meskipun beberapa saat kemudian anak tersebut siuman. Respon pada saat siuman tersebut menimbulkan gelak tawa bagi teman-teman yang menyaksikan.
Psikolog Ana Sarti Ariani, seperti dilansir viva.co.id, mengatakan bahwa permainan ini jelas berbahaya. “Kalau permainan ini terus dilakukan, otak bisa kekurangan oksigen.
Kondisi otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan dua masalah. Pertama, anak jadi susah konsentrasi saat belajar, yang jelas berpengaruh pada kecerdasan. Kedua, karena kurang focus, anak pun susah diajak komunikasi”, jelas Nina. Kondisi ini jelas mempengaruhi perkembangan anak lebih jauh.
Oleh karena itu, orang tua dan guru diharapkan menjelaskan bahaya permainan bagi anak. Di samping itu, pengawasan perlu dilakukan lebih baik agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. (Foto: Wajibbaca.com)