Depoedu.com – Finlandia adalah salah satu negara anggota OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dengan indeks pembangunan manusia tertinggi dan hasil tes PISA terbaik di dunia. Tes Pisa adalah salah satu tes untuk mengukur kemampuan membaca dan Matematika dan Sains. Hasil tes ini selalu menjadi acuan untuk menilai mutu pendidikan suatu negara.
Ada beberapa faktor penting yang memungkinkan pencapaian Finlandia tersebut. Faktor pertama, Finlandia menangani pendidikan prasekolah bahkan masa pranatal dengan baik. Pemerintah Finlandia meyakini bahwa masa penting pertumbuhan otak pada usia balita harus diisi dengan proses belajar yang terbaik, dan pelakunya harus orang tua dari anak tersebut. Oleh karena itu, negara mengeluarkan beberapa kebijakan yang menarik misalnya : semua pasangan yang hendak menikah diwajibkan mengikuti kursus persiapan perkawinan selama satu tahun, dengan salah satu modul pokok adalah pendidikan anak di usia balita. Setelah menikah, untuk menangani masa prenatal, negara memberikan subsidi kepada ibu hamil agar selama masa kehamilan janin mendapat asupan gizi terbaik. Bagi ibu yang bekerja, ketika melahirkan, ia menerima cuti enam bulan (tidak termasuk hari libur), dengan gaji penuh. Ayah juga mendapat hak cuti 18 hari kerja. Sampai anak berusia tiga tahun, jika ia sakit atau ada jadwal ke dokter, Ibu bekerja otomatis mendapat cuti.
Untuk setiap bayi yang lahir, pemerintah memberi tiga judul buku yang wajib dibaca, masing-masing oleh Ibu, Ayah dan anak (dibacakan). Pendidikan pada usia balita harus menjadi tanggung jawab orang tua. Negara melarangg balita memasuki sekolah formal sebelum usia tujuh tahun. Anak disiapkan untuk masuk sekolah formal oleh orangtuanya, bukan oleh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), bukan oleh Taman Bermain dan Taman Kanak-kanak.
Faktor yang kedua, Finlandia menganut kebijakan pendidikan yang esensial. Salah satu bentuknya adalah Finlandia fokus pada penyelenggaraan proses belajar yang bermutu. Di antaranya, kegemaran membaca siswa di Finlandia sangat didorong. Siswa wajib membaca satu buku dalam seminggu. Finlandia adalah negara yang paling banyak menerbitkan buku anak. Kebijakan lainnya adalah pemerintah sangat mendorong belajar aktif. Guru berusaha memfasilitasi siswa untuk mencari informasi sendiri. Mereka yakin siswa akan belajar lebih banyak dengan pola ini. Siswa tidak belajar apa-apa jika hanya menulis hal yang dikatakan guru. Bahkan siswa diajar untuk mengevaluasi diri sendiri. Kebiasaan ini membantu siswa untuk belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri. Siswa didorong untuk lebih independen. Siswa bekerja lebih bebas dan bertanggung jawab, bahkan tanpa terlalu banyak dikontrol guru.
Selain kedua kebijakan di atas, kebijakan pendidikan esensial lainnya adalah pemerintah Finlandia menerapkan kurikulum berbasis sekolah. Tidak ada kurikulum tunggal. Setiap sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi dan keunggulan daerahnya masing-masing. Pemerintah Finlandia pun tidak memberlakukan standar ketuntasan minimal untuk setiap bidang studi, karena setiap siswa memiliki kecepatan belajar, bakat dan minat yang berbeda-beda. Tidak ada standar kelulusan secara nasional, bahkan tidak ada ujian nasional. Ujian nasional hanya ada di jenjang SMA, itupun hanya matriculation examination untuk masuk ke perguruan tinggi. Tidak ada sistem ranking. Tujuan pendidikan untuk menjadikan anak terbaik sesuai dengan bidang yang diminati. Karena tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan semua siswa. Standar yang diberlakukan adalah standar etika moral nasional. Jadi setiap sekolah wajib mendidik siswa untuk memenuhi standar etika moral nasional sebagai fondasi membentuk bangsa yang kuat.
Di samping itu, di Finlandia tidak ada akreditasi dari pemerintah. Sekolah dinilai langsung oleh usernya yakni masyarakat yang menggunakan sekolah tersebut. Apakah anak mereka yang dididik di sekolah tersebut menjadi semakin beretika, cerdas, atau malah sebaliknya. Fungsi pemerintah sebagai konsultan bagi sekolah dalam mengembangkan sistem sekolah. Selanjutnya, pemerintah mendata sekolah yang bermutu dan membantu pengembangan sekolah yang belum bermutu. Biaya penyelenggaraan pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta, ditanggung oleh pemerintah. Biaya tersebut berasal dari 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia.
Kebijakan penting lainnya terletak pada kualitas dan kecukupan guru. Di Finlandia, guru sangat dihargai. Oleh karena itu, lulusan terbaik SMA memilih memasuki sekolah pendidikan guru, dengan perbandingan satu dari tujuh pelamar. Di Finlandia, guru yang mengajar harus menuntaskan pendidikan S2. Gaji guru sebulan rata-rata 3.400 Euro atau setara dengan 42 juta rupiah sebulan. Rasio perbandingan jumlah guru dengan murid sangat memadai. Jumlah guru di Finlandia sama dengan jumlah guru di New York City, tetapi siswanya jauh lebih sedikit ( 600.000 berbanding 1,1 juta). Dengan rasio ideal tersebut, pendampingan siswa menjadi lebih intensif.
Semua hal tersebut dapat dicapai karena Finlandia menerapkan kebijakan pendidikan yang konsisten lebih dari empat dasa warsa, meskipun pemerintahannya berganti-ganti. Di Finlandia pendidikan benar-benar untuk pengembangan sumber daya manusia. Karena mereka sadar benar bahwa satu-satunya kekayaan mereka adalah sumber daya manusianya. Finlandia memang negara kecil yang miskin sumber daya alam.*** (Oleh: Sipri Peren / Foto: www.brilio.net)
[…] Baca Juga: Finlandia, Negara dengan Mutu Pendidikan Terbaik di Dunia […]
[…] Baca Juga: Finlandia, Negara dengan Mutu Pendidikan Terbaik di Dunia […]
[…] Baca Juga : Finlandia, Negara Dengan Mutu Pendidikan Terbaik Di Dunia […]