Depoedu.com – Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca sebagai ketrampilan dasar. Budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca dan menulis. Pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya.
Namun, kenyataannya membudayakan atau membiasakan untuk membaca dan menulis itu perlu proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut belum ada atau belum terbentuk.
Demikian pula dengan kebiasaan berliterasi di lingkungan pendidikan seperti sekolah, dilihat belum menjadi sebuah kebudayaan. Di era globalisasi ini banyak sekali tantangan kehidupan para pelajar dalam pembiasaan berliterasi. Salah satu yang menjadi tantangan adalah gadget. Banyak dampak yang terasa, baik secara positif maupun negatif yang ditimbulkan oleh gadget. Salah satu dampaknya adalah menurunnya minat baca para pelajar.
Perkembangan teknologi yang mengiringi perubahan zaman menyebabkan berbagai kalangan memilih segala sesuatu secara praktis. Inilah yang terjadi pada saat sekarang, terutama remaja. Dalam pengambilan informasi yang dibutuhkan, para remaja saat ini saat enggan untuk membaca.
Selain perkembangan teknologi, kebiasaan membaca dipengaruhi oleh faktor determinisme genetik, yakni warisan orangtua. Seseorang yang gemar membaca dibesarkan dari lingkungan yang cinta membaca. Lingkungan terdekatnya inilah yang akan memengaruhi seseorang untuk mendekatkan diri pada bacaan, jadi seseorang tidak suka membaca karena memang sejak kecil dibesarkan oleh orangtua yang tidak pernah mendekatkan dirinya pada bacaan. Anak yang hidup di lingkungan budaya literasi tinggi tentunya akan membuat anak pun gemar membaca.
Menurut Ma’mur (2010: 138)‚ Membaca merupakan kegiatan rutin yang tidak dapat dipisahkan dari gaya kehidupan manusia modern, terlebih lagi dalam dunia pendidikan‛. Membaca adalah proses interaktif yang berlangsung antara pembaca dan teks, sehingga pembaca menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan strategi untuk menentukan apa makna yang terkandung di dalam teks.
Byrne dalam jurnal nya yang berjudul‚ Modules for the Professional Preparation of Teaching Assistants in Foreign Language tahun 1998 menjelaskan bahwa pengetahuan membaca meliputi:
- Kompetensi linguistik: kemampuan untuk mengenali unsurunsur sistem tulisan; pengetahuan kosakata; pengetahuan tentang bagaimana kata-kata menjadi kalimat terstruktur.
- Kompetensi Wacana: pengetahuan tentang membuat wacana dan bagaimana teks saling berhubungan satu sama lain.
- Kompetensi Sosiolinguistik: pengetahuan tentang berbagai jenis teks dan struktur untuk mengetahui perbedaan antara teks dan struktur tersebut.
- Kompetensi strategis: kemampuan untuk menggunakan strategi top-down, serta pengetahuan tentang bahasa (strategi bottom-up).
Tujuan berliterasi, khususnya membaca adalah untuk menentukan pengetahuan yang spesifik, keterampilan, dan strategi yang perlu untuk dipahami oleh pembaca. Hasil bacaan adalah ketika pembaca tahu keterampilan dan strategi yang tepat untuk jenis teks, dan memahami bagaimana menerapkannya untuk mencapai tujuan membaca.
Ada pun tujuan membaca adalah :
- Untuk memperoleh informasi dengan maksud karena kita ingin tahu tentang beberapa topik.
- Untuk mendapatkan petunjuk tentang cara melakukan beberapa pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui bagaimana sebuah alat bekerja);
- Untuk bertindak dalam bermain, bermain game, melakukan teka-teki;
- Untuk tetap berhubungan dengan teman-teman melalui korespondensi atau untuk memahami surat bisnis;
- Untuk mengetahui kapan atau di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia;
- Untuk mengetahui apa yang terjadi atau telah terjadi (seperti yang dilaporkan dalam surat kabar, majalah, laporan);
- Untuk hobi atau kesenangan/hiburan/rekreasi
Dengan demikian kita menjadi tahu bahwa tujuan membaca adalah untuk belajar hal yang relevan dengan latar belakang pengetahuan. Tiap peserta didik mempunyai tujuan berbeda, karena itu para guru perlu memastikan tujuan yang jelas untuk membaca sebelum melibatkannya dalam kegiatan membaca untuk fokus pada proses membaca. Tujuan utama ini adalah dapat tercapainya program membaca dengan baik, khususnya di kalangan peserta didik yang masih memerlukan bimbingan supaya mereka membantu mereka dalam mengembangkan diri melalui budaya baca tulis.
Ada tujuan lain dari membaca adalah untuk mengembangkan literasi konten. Anderson & Nunan (2008: 7) mengatakan bahwa literasi sebagai kemampuan menggunakan membaca dan menulis untuk akuisisi (memperoleh) konten baru dalam disiplin ilmu tertentu. Hal ini akan terjadi jika peserta didik dapat memahami isi informasi dari apa yang mereka baca. Untuk memudahkan literasi, para guru dapat mentransfernya di kehidupan nyata sehingga peserta didik dapat melihat hal dan nilai hidup apa yang mereka pelajari di sekolah dan menerapkannya di luar sekolah.
Dengan terus-terusan berlatih membaca akan mengembangkan kemampuan berpikir mereka menuju ke pola abstrak.
Miller (2000: 3) menyatakan bahwa literasi berkembang dalam berbagai konteks yang bervariasi. Itulah sebabnya bahwa membaca dan menulis sangat erat kaitannya. Istilah literasi pada umumnya mengacu pada kemampuan atau keterampilan membaca dan menulis. Artinya seorang yang literat adalah orang yang telah menguasai keterampilan membaca dan menulis dalam bahasa. Namun demikian, pada umumnya penguasaan keterampilan membaca seseorang itu lebih baik dari kemampuan menulisnya (Ma’mur 2010: 111). Membaca dan menulis sangat erat kaitannya, hal ini bisa menjadi sarana untuk menambah wawasan pengetahuan.
Ketrampilan berliterasi bukan suatu yang instan. Kegiatan literasi dan masyarakat yang literate merupakan puncak pencapaian dari suatu proses panjang pada pendidikan formal, informal dan nonformal yang ditempuh oleh masyarakat. Maka, terwujudnya ekosistem literasi hanya mampu jika adanya gerakan kebudayaan yang bersifat kolektif. Secara bersama-sama dan serentak dilakukan. Gaungnya lebih terasa dan energi yang dihasilkan pun lebih nyata. Karena itu, mari kita berliterasi dengan penuh kesadaran untuk menjadikan anak bangsa makin cerdas sehingga menjadi bangsa yang mempunyai hikmat dan bermartabat. Salam literasi! (Oleh: Enung Martina / Foto: skseriberang.blogspot.com)
[…] Strategi Meningkatkan Kecerdasan dengan Berliterasi (Membaca) […]