Depoedu.com – Dalam teori generasi (Generation Theory) hingga saat ini dikenal ada 5 generasi, yaitu: (1) Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964, (2) Generasi X, lahir 1965-1980, (3) Generasi Y, lahir 1981-1994. Generasi Z, lahir 1995-2010, dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025. Generasi Z (disebut juga iGeneration, Generasi Net, atau Generasi Internet) terlahir dari generasi X dan Generasi Y. Generasi Z Mereka lahir dan dibesarkan di era digital, dengan aneka teknologi yang komplet dan canggih, seperti: komputer/laptop,
Ekses dari kondisi di atas adalah remaja kekinian itu kurang gemar membaca. Mereka lebih suka menyerap informasi dalam bentuk visual, misalnya konten video pendek. Survei Millward Brown mendapati generasi Z menyukai video pendek berdurasi 10 detik, lebih singkat 50 persen dibandingkan generasi X yang masih mampu menyerap video berdurasi hingga 20 detik. Nah, untuk bisa mengimbangi penetrasi digital generasi “gadget” tersebut, selayaknya para orang tua dan guru di sekolah mengubah cara didiknya. Tak bisa lagi dengan cara-cara usang, tetapi harus lebih kekinian! Mau tak mau, mereka harus melibatkan perangkat teknologi dalam pola pengajaran sehari-hari. Itu dilakukan agar generasi Z mampu menyerap pelajaran dengan lebih cepat dan tepat sasaran.
Keistimewaan generasi Z, seperti dilansir The Huffington Post, Senin (6/11/2017), adalah sifat mereka yang haus informasi. Generasi Z senantiasa ingin memperbarui pengetahuan atau informasi yang dimilikinya. Ilustrasi generasi Z(THINKSTOCK/bowie15) Karena itulah, ada baiknya para pengajar tak berhenti dengan hanya mengandalkan perangkat teknologi, anak didik juga seyogianya dibuat terbiasa membuka kanal Youtube maupun akun media sosial yang inspiratif. Berbeda dengan masa sebelumnya, yang mana pola belajar-mengajar cenderung dilaksanakan satu arah, kini generasi Z berharap lebih. Mereka ingin adanya pengajaran dua arah dan penuh interaksi dengan guru. Di titik tersebut, perangkat teknologi memegang peran krusial sebagai sumber pengajaran interaktif. Terlebih lagi, saat ini mulai hadir sarana pengajaran berbasis teknologi. Beberapa metode mendidik generasi Z.
A. Ajak mereka beraktivitas bersama
Memang benar bahwa Genersi Z memiliki banyak kelebihan. Tapi, mereka juga memiliki kekurangan seperti sikap individual. Sifat ini membuat mereka berkecenderungan egois karena terlalu memikirkan diri sendiri. Ini bisa disebabkan kebiasaan menghabiskan waktu menggunakan gawai daripada dengan lingkungan sekitar sejak kecil. Maka tidak heran kalau kemampuan komunikasi verbal dan rasa peduli pada sekitarnya sangat kurang. Kekurangan yang menjadi ciri khas generasi Z ini harus diatasi sedikit demi sedikit. Ajak mereka untuk beraktivitas bareng setiap harinya.
B. Memberi contoh yang baik.
Beri contoh orang-orang yang menggunakan internet dengan baik. Misal, penjual online, penulis blog, atau orang yang sukses bekerja dengan menggunakan internet. Juga beritahu orang yang menggunakan internet dengan tidak baik. Misal, judi, penipuan, dan kejahatan lain yang dilakukan secara online. Sehingga anak mendapat gambaran tepat dalam menggunakan teknologi.
C. Memberi Arahan.
Beri arahan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gadget. Kebanyakan bermain gadget membuat anak kurang berolahraga, lebih asyik dengan media sosial, dan sebagainya. Padahal olahraga dapat meningkatkan kualitas tidur, berpikir, dan konsentrasi jadi lebih baik.
Jangan lupa, apa yang terlihat pada perilaku anak sebetulnya merupakan cerminan diri kita sebagai orangtua. Bagaimana anak berperilaku baik di media sosial mau pun di keseharian hidupnya, itu adalah potret kita sendiri dalam berfungsi sebagai orangtua mereka. Menjadi orangtua memang tidak ada sekolahnya. Tetapi kita memiliki sumber belajar terbaik, yaitu anak-anak kita sendiri. Selamat menjadi orangtua millenium. (Oleh: Celly Beto / Foto: momiesdaily.com)