Depoedu.com – Seekor elang pada saat memasuki usia ke 40 harus memilih suatu tahapan perubahan yang ekstrim. Pada usia ini, paruh elang membengkok mengarah ke leher karenanya susah digunakan untuk makan terlebih karena dapat melukai dirinya. Begitu juga dengan cakar-cakarnya yang melengkung. Akibat lengkungan ini, cakar elang sudah tidak lagi efektif digunakan untuk menangkap mangsanya. Tidak hanya itu pada usia 40 bulu-bulunya sudah tumbuh terlalu lebat dan tua. Sayap nya yang berat karena kebanyakan bulu menyulitkan elang bermanufer di udara saat mencari mangsanya.
Memasuki tahapan itu, elang harus membangun sarang yang aman dan jauh dari pemangsanya. 150 hari lamanya elang harus mengatasi semua masalah itu. Selama 5 bulan itu elang harus bersedia tanpa makan. Dengan sengaja mencakar bidang yang keras agar dapat melepaskan cakar-cakar tuanya. Kemudian dengan paruh bengkoknya mecabut bulu-bulu yang menua dan berat di sekujur tubuhnya. Tidak hanya itu. Setelah bulu di sekujur tubuhnya tercabut elang masih harus berusaha melepaskan paruh bengkoknya.
Tentu 150 hari yang sulit. Tanpa makanan menunggu cakar dan paruh barunya tumbuh kuat. Kedinginan menanti bulu di sekujur tubuhnya tumbuh. Elang harus mampu melewati itu – menjadi ‘raja angkasa’ lagi – atau mati.
Sebuah ujaran klasik bahwa “yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri” selalu sangat relevan hingga hari ini. Radio panggil -‘Pager’- punah oleh telpon genggam. Generasi saat ini hanya tahu fungsi gardu telpon lewat ‘Dilan’. Wesel Pos tak lagi dikenali. Rol filem foto musnah oleh kamera digital. Taksi konvensional harus berusaha keras bertahan dari gempuran taksi ‘on line’. Petugas gardu tol kalah telak oleh ‘tongtol’. Kasir bank berkurang karena swalayan melalui layar ‘touch screen’. Toko-toko dan gedung mall pusat belanja sepi ketika orang lebih memilih belanja ‘on line’. Penerbit surat kabar harian kehilangan omset karena media berita ‘on line’. Semua hal berubah. Ada perubahan yang bahkan sangat cepat.
Pengide Evolusi Charles Darwin mengatakan “ It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change”.Tidak peduli seberapa pintar Anda, atau sesuper apa kekuatan Anda selama tidak tanggap terhadap perubahan Anda akan tergilas oleh perubahan tersebut.
Persoalannya adalah menjadi minimalis yang menunggu lingkungan kita berubah kemudian menyesuaikan diri atau secara sadar dan aktif merubah lingkungan sekitar kita agar tidak jauh ketinggalan dari perubahan besar dunia yang kian cepat. Dunia pendidikan dan dunia kerja kita akan berubah. Sekecil apapun perubahan itu.
Apakah kita mau secara sengaja seperti elang merubah dirinya atau puas diri mencontoh metamorphosis sempurna kupu-kupu yang berubah secara alamiah? Lahir – sekolah – kerja – beranak pinak – menua – lalu mati yang adalah siklus hidup wajar yang hampir semua orang alami sama seperti telur kupu-kupu yang menetas menjadi ulat lalu mejadi kepompong kemudian pada saat nya secara alamiah kupu-kupu keluar dari kepompong.
Hampir tidak ada satu pun perubahan yang nyaman sempurna. Dari lahir, memilih sekolah, memilih dunia kerja, menetapkan pasangan hidup, menghabiskan masa tua bahkan hingga memilih tempat pemakamanpun selalu diikuti oleh konsekuensi walaupun kecil. Apalagi jika pilihan berubah itu menyangkut sesuatu yang sangat besar. Hampir pasti semua perubahan besar itu selalu berbenturan dengan makhluk bernama ‘zona nyaman’.
Perubahan kecil atau besar, konsekuensinya mudah atau sulit sedikit banyak tergantung pada dari mana perubahan itu dimulai. Mereka yang menyesuaikan diri terhadap perubahan di sekitar kadang sulit karena zona nyaman. Sementara mereka yang secara sadar merubah lingkungannya pasti lebih siap atas sebesar apapun konsekuensi perubahan itu.
‘Amat Victoria Curam’ : Kemenangan milik mereka yang siap. Transformer adalah mereka yang secara sadar dan aktif sebagai pelaku yang merubah lingkungan karenanya mereka pasti siap apapun resikonya. Menjadi Transformer dalam sebuah transformasi pasti lebih baik dibanding mereka yang hanya menjadi follower atas sesuatu yang berubah – suka atau tidak suka. Berubah atau punah!
“Inspirasi utama tulisan ini dari ‘APP Transformer Program’ sebuah program yang sengaja diselenggarakan oleh Group Perusahaan Asia Pulp& Paper (APP) dan Keluarga Besar Sinar Mas – untuk semua karyawannya dalam rangka menghadapi perubahan besar global”. (Oleh: Senuken / Foto: womantalk.com)