HARDIKNAS; diantara Kejujuran Pasien dan COVID-19

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Tanggal 02 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tanggal ini dipilih bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara. Bapak Pendidikan Nasional ini lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada  tanggal 2 Mei 1889.

Hardiknas menjadi peringatan wajib berdasarkan  Surat Keputusan Presiden RI No 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur.

Bukan semata-mata seremonial upacara bendera, memperingati Hari Pendidikan Nasional adalah untuk mengingatkan kita akan cita-cita pendidikan nasional.

“Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Merayakan Hari Pendidikan Nasional ditengah pandemi COVID-19 bisa mejadi tolak ukur yang baik untuk menguji sejauhmana tujuan pendidikan nasional kita tercapai.

Jika penyebaran corona bisa ditekan dengan tetap tinggal di rumah,  mengenakan masker, menjaga jarak  dengan orang lain minimal 1,5 meter, sering mencuci tangan; apakah kita mematuhi anjuran itu?

Baca Juga: Cahaya Menyeruak di tengah Kelam Corona

Apakah memakai masker dengan benar? Tidak usah menuding orang lain. Bertanyalah pada diri sendiri. Bukankah  menjadi tetap sehat juga adalah salah satu poin penting dari tujuan pendidikan nasional kita?

Hari-hari ini, berbagai media sosial berisi berita tentang ketidakjujuran pasien yang mengakibatkan begitu banyak tenaga medis terinfeksi COVID-19. Padahal para tenaga medis inilah yang berada di garis paling depan dalam ‘perang’ melawan corona.

Liputan6.com (24/04/2020) mengangkat berita tentang  AS seorang tenaga kesehatan di Riau yang tertular COVID  dari pasien berinisial RBT dan  JG. Kedua pasien AS ini sudah lebih dahulu ditetapkan positif COVID-19.

Ketika dalam pemeriksaan, baik RBT maupun JG tidak jujur menjawab riwayat perjalanan mereka. Yang mengakibatkan AS tidak mengikuti prosedur penanganan terhadap pasien dengan dugaan COVID-19.

Tidak hanya di Riau, di Salatiga pun demikian. Ketidak jujuran seorang pasien mengungkap riwayat perjalanannya mengakibatkan 7 orang staf medis pada Rumah Sakit Paru Ario Wirawan menjalani karantina. Setelah hasil pemeriksaannya dinyatakan positif, pasien baru mengakui riwayat perjalannnya ke Italia.

Begitu juga dengan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang. 34 orang dinyatakan positif. Enam diantaranya dokter spesialis. Mereka tertular setelah menangani seorang pasien yang mengalami operasi bedah, yang kemudian teridentifikasi positif COVID-19.

Berita yang sama juga datang dari Cirebon. 21 tenaga medis di Rumah Sakit Ciremai Cirebon menjalani karantina hanya karena ketidakjujuran seorang pasien yang ternyata memiliki riwayat kontak erat dengan keluarga salah satu PDP yang meninggal sebelum tes swab untuk COVID-19 keluar.

Baca Juga : Berhasil mengatasi Corona, Inovasi apa yang dilakukan kota di Italia ini?

Tidak hanya mereka  yang menjalani karantina, sudah banyak tenaga kesehatan yang meninggal dunia selama pandemi COVID-19. Ada 23 orang dokter yang meninggal dunia selama menangani COVID-19 (detik.com – 15/04/2020). Tidak hanya dokter. Sejauh ini ada 12 perawat yang meninggal dunia (tirto.id 13/04/2020)

Selain berita tentang ketidakjujuran pasien yang mengakibatkan banyak tenaga kesehatan terinfeksi COVID-19, ada berita tentang tenaga kesehatan yang terusir dari kontrakan hanya karena mereka menangani pasien COVID-19.

Belum lagi berita tentang pasien positif yang menolak mengkarantina diri.  Ataupun  masyarakat yang menolak jenasa pasien COVID-19.

Jika pendidikan nasional kita bermuara pada manusia Indonesia yang berakhlak mulia, apakah berita-berita ini cukup memberi gambaran tentang akhlak mulia itu?

Bagaimana dengan eduers? Apakah COVID-19 bisa menjadi ukuran seberapa besar pendidikan yang kita alami  mempengaruhi cara berpikir dan perilaku kita? (Tulisan ini sebelumnya tayang di eposdigi.com , kami tayangkan kembali dengan izin dari penulis. / Foto : telisik.id)

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga : HARDIKNAS; Diantara Kejujuran Pasien Dan COVID-19 […]