Depoedu.com – Betapapun terdapat banyak kritik yang dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap guru, atau tepatnya terhadap praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kontribusinya guru. Permasalahan eksternal pendidikan di Indonesia dewasa ini sesungguhnya sangat komplek. Hal ini dikarenakan oleh kenyataan kompleksnya dimensi-dimensei eksternal pendidikan itu sendiri.
Dimensi-dimensi eksternal pendidikan meliputi dimensi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan bahkan juga dimensi global. Menghadapi situasi ini, sudah saatnya kita mengubah paradigma proses pembelajaran di dalam kelas menjadi suatu proses yang penuh dengan pengalaman, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkolaborasi dengan gurunya, dengan temannya untuk membangun dan mengorganisasi pengetahuan, melibatkan diri dalam penelitian, belajar menulis dan menganalisis serta mampu mengkomunikasikan apa yang mereka alami sebagai suatu pemikiran baru sebagai wujud pengalaman sesuai dengan usia mereka.
Di dalam era ini orang dapat belajar menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber, dan ini merupakan tantangan bagi guru untuk menemukan pendekatan yang mana yang akan dipakai dalam membantu peserta didiknya untuk belajar secara efektif. Guru di era ini perlu memahami bagaimana cara peserta didiknya belajar dan mencarikan yang terbaik di antara berbagai pilihan tersebut. Dengan kata lain selama guru belum memahami bagaimana kemampuan, kebutuhan dan kekuatan masing-masing individu peserta didiknya dalam mempelajari sesuatu akan sulit bagi guru menentukan metode belajar dan mengajar yang akan berdampak positif kepada peserta didiknya.
Guru zaman kini yang diwajibkan menjalankan kurtilas alias kurikulum 2013 yang mempunyai pendekatan pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya yaitu scientific approach, atau bahasa gampangnya para murid harus dibiasakan belajar ala scientist, mengumpulkan data, mengolah data, dan mengkomunikasikannya.
Tidak semua pelajaran mudah menerapkan pendekatan ini,. Dan di sinilah para guru kreatif harus memerankan kemampuan kreatifitasnya. Tapi sebelum memulai pencarian kreatifitasnya, para guru butuh sebuah stimulus yang ampuh yang dapat memastikan bahwa kreatifitas tidak akan terhambat oleh apapun juga.
Untuk menjadi seorang guru yang tidak biasa dengan kemampuan di atas rata-rata guru lainnya, maka mengembangkan diri adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh guru. Hal paling utama untuk mengembangkan diri adalah membuat target komitmen sebagai guru. Pastikanlah, target komitmen yang dibuat dapat terus menantang dan memicu diri untuk melakukan lebih. Maka, guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina dan mendidik siswa dengan baik. Karena guru yang cerdas dan kreatif akan melahirkan output siswa yang cerdas dan kreatif juga.
Guru adalah pembelajar sepanjang hayat. Yang harus terus berupaya up to date mengikuti perkembangan zaman, sehingga cakrawala berpikirnya akan terbuka dan mendapatkan banyak informasi dan inspirasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang kreatif.Maka, tak ada lagi alasan untuk berhenti karena lelah mengeksplorasi diri. (Oleh: Celly Beto / Foto: pikirdong.org )
[…] Baca Juga : Guru Pembelajar Sepanjang Hayat […]
[…] Baca Juga : Guru Pembelajar Sepanjang Hayat […]