Depoedu.com-Finlandia adalah negara kecil di benua Eropa yang sangat memberi perhatian pada pengembangan sumberdaya manusia. Karena perkembangan ekonomi negara dari negara kecil ini, sangat ditopang oleh mutu sumber daya manusianya. Oleh karena itu, pendidikan menjadi instrumen penting negeri ini untuk menopang pertumbuhan ekonomi mereka.
Bagi mereka, tidak ada pembagian yang tegas antara wilayah pendidikan formal dan informal dalam praktik mendidik anak. Sekolah dan keluarga memang lembaga yang berbeda, namun dalam urusan mendidik anak, mereka bermitra secara erat karena melakukan tugas mendidik anak yang sama.
Sekolah dan keluarga, guru dan orang tua, bukan hanya saling menghargai namun juga saling melengkapi. Masing-masing peran saling menunjang dan tak tergantikan dan untuk melakukan fungsi mereka disiapkan dengan baik, tahap demi tahap. Inilah yang membuat indeks pembangunan manusia Finlandia selalu berada di peringkat pertama menurut UNESCO.
Inilah yang membuat banyak negara di dunia mencari tahu, rahasia di balik kesuksesan pengembangan sumberdaya manusia mereka. Artikel ini mencoba menguak rahasia tersebut untuk pembelajaran kita.
Model Finlandia Mengelola Pendidikan Formal
Motto pendidikan di Finlandia adalah Pembelajaran Seumur Hidup. Motto ini mempengaruhi desain pembelajaran formal di sekolah dan pembelajaran secara nonformal. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah didesain untuk menumbuhkan ingin tahu dan minat belajar anak.
Maka orientasi pembelajaran di sekolah bukan untuk memperoleh nilai tinggi dalam tiap-tiap mata pelajaran, tetapi melalui mata pelajaran, minat belajar anak ditumbuhkan. Guru merangsang rasa ingin tahu anak, memberi kesempatan anak untuk eksplor. Oleh karena itu sekolah menyediakan sarana untuk proses eksplor tersebut, misalnya dengan perpustakaan.
Baca juga : Ini Langkah Tanggung Pemerintah Indonesia dalam Mencegah Dampak Buruk Media Sosial
Oleh karena itu tekanan pembelajaran adalah pada proses belajar itu sendiri. Bagaimana anak terlibat. Bagaimana rasa ingin tahu anak tumbuh. Bagaimana proses eksplorasi berlangsung. Bagaimana kreativitas dan kemampuan sosial anak tumbuh. Guru mendesain pelajaran dan mengendalikannya dengan fokus pada proses masing-masing anak di kelasnya.
Oleh karena itu di Finlandia berlaku penilaian individual yang diserahkan pada tanggung jawab guru dan tidak ada sistem evaluasi nasional, atau tidak memiliki tes standar. Meskipun di sekolah menengah atas ada ujian matrikulasi nasional, tapi hal ini diikuti secara sukarela. Melalui tes ini pemerintah melacak kemajuan pendidikan secara nasional.
Dengan orientasi pendidikan seperti itu, di Finlandia standar menjadi guru sangat tinggi. Semua guru diwajibkan memiliki gelar master terlebih dahulu sebelum menjalani profesi sebagai guru. Bagi guru, berlaku sistem penilaian yang ketat dan selektif. Jika seorang guru berkinerja tidak baik, Kepala Sekolah bertanggung jawab membina guru tersebut.
Di Finlandia, otonomi guru dan sekolah sangat dihormati, agar guru fokus memberikan pelayanan yang terbaik pada para siswa di masing-masing sekolah.
Model Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua
Meskipun Finlandia merupakan salah satu negara dengan tingkat perceraian yang tinggi yakni 55 persen, namun hidup berkeluarga disiapkan dengan baik. Semua pasangan yang hendak menikah diwajibkan untuk mengikuti kursus persiapan perkawinan untuk menyiapkan pasangan tersebut, di antaranya terkait pendidikan anak.
Bagi Ibu hamil, negara memberikan subsidi untuk memastikan asupan bergizi bagi janin untuk memastikan perkembangan otak dini anak, di antaranya karena mereka berpikir bahwa sekolah bermutu dimulai dari keluarga dengan anak-anak yang sehat dan terdidik dengan baik.
Selain asupan bergizi sejak dalam kandungan, pengasuhan awal sangat membutuhkan kehadiran orang tua secara fisik. Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang bekerja, negara dan perusahaan memberikan cuti hamil dan melahirkan hingga 1 tahun. Pada saat Ibu melahirkan, suami juga mendapat hak cuti dari negara dan perusahan.
Baca juga : Karena Berdampak Buruk, Australia Resmi Melarang Anak Usia Di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial
Dengan cara seperti itu, negara hendak memastikan bahwa anak-anak yang lahir dari keluarga Finlandia adalah anak-anak yang cerdas, bertumbuh dengan dukungan emosional dan psikis yang baik dan dididik dengan baik. Ini adalah cara awal untuk memastikan efektivitas pengelolaan sekolah dan mutu sekolah-sekolah mereka.
Selain itu, sehari-hari hubungan yang dijalin antara guru dan orang tua adalah hubungan kemitraan yang kolaboratif. Mereka bekerjasama dengan sangat baik dan saling menghormati. Kemitraan ini dalam praktik pendampingan menjadi fondasi yang kuat untuk tumbuh kembang anak di sekolah.
Orang tua dalam suasana saling percaya berkomunikasi terbuka dengan guru, juga sebaliknya. Dengan komunikasi yang terbuka, mereka saling belajar bagaimana anak di sekolah, atau bagaimana anak di rumah. Apa kelebihan dan kekurangannya, untuk pendampingan yang lebih baik.
Ketika kembali ke rumah, orang tua secara efektif mendampingi anak mulai dari mendiskusikan dengan anak apa yang terjadi di sekolah tetapi juga membantu pekerjaan rumah anak. Sekolah mendorong orang tua mendukung anak secara emosional untuk meningkatkan konsep diri dan motivasi anak.
Selain itu, orang tua juga terlibat dalam pengambilan keputusan-keputusan penting melalui asosiasi orang tua siswa. Perspektif orang tua sangat dipertimbangkan sekolah dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Di samping itu, orang tua juga selalu hadir pada acara-acara penting sekolah untuk memberi dukungan pada anak.
Inilah cara-cara yang dilakukan oleh Finlandia agar semua anak dapat bertumbuh di sekolah-sekolah mereka, sesuai dengan kapasitas pertumbuhan individu masing-masing anak. Itulah pertumbuhan sekolah yang sesungguhnya. Dan pertumbuhan sekolah ternyata disokong oleh pertumbuhan keluarga.
Foto: Disway