Depoedu.com-SMP Tarakanita Citra Raya mengadakan kegiatan Gelar P5 ( Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang dilaksanakan secara serentak dari kelas VII sampai kelas IX (28/10). Kegiatan ini merupakan hasil dari Proyek P5 yang dilaksanakan dari Bulan Juli 2024.
Kegiatan diawali dengan upacara bendera memperingati Hari Sumpah Pemuda. Semua warga sekolah mengenakan pakaian daerah. Ini sebagai salah satu upaya untuk menghargai ragam pakaian daerah di seluruh Indonesia.
Dalam amanat upacara, pembina upacara menyampaikan bahwa salah satu wujud menghargai keutuhan dan kesatuan bangsa adalah dengan melaksanakan berbagai aktivitas yang bisa mempererat kesatuan bangsa, salah satunya adalah menghargai kekayaan budaya bangsa.
Seperti yang kita gelar dalam kegiatan hari ini, bagaimana mengimplentasikan kebhinekaan global dengan gelar budaya yang berupa tarian, mengenalkan kuliner tradisional dari berbagai daerah, dan mengenalkan ragam budaya Banten yang merupakan salah kearifan lokal.
Baca juga : Visitasi dan Monitoring Pengurus Yayasan Tarakanita ke Tarakanita Wilayah Bengkulu
Semoga kegiatan hari ini bisa juga menjadi refleksi bagi kita bersama bahwa Indonesia kaya akan ragam budaya. Peserta didik sebagai generasi penerus bangsa bisa ambil bagian dalam melestarikan budaya bangsa dengan mengenal dan menjaga jangan sampai punah. Budaya bangsa Indonesia merupakan aset yang sangat berharga untuk kita semua.
“Sebagai generasi muda, penerus bangsa hendaknya juga selalu mengembangkan diri yang baik, salah satunya adalah bagaimana cara bergaul dan berkomunikasi yang sehat. Kita semua di sini sebagai masyarakat pendidikan hendaknya saling support satu sama lain, sam-sama belajar, dan bersama mengembangkan diri secara positif,” pesan Pembina Upacara.
“Selanjutnya, hindari kata-kata yang mengandung ejekan dan perilaku yang mengarah ke tindak kekerasan. Jangan sampai bullying menjamur di sekolah ini. Maka mari kita berefleksi perilaku mana yang selama ini mengarah pada bullying kepada teman. Hal ini akan merugikan orang lain dan diri sendiri,” lanjutnya.
“Mari bersama-sama menunjukkan diri kita masing-masing sebagai pribadi yang baik, pribadi yang berkarakter Tarakanita dan profil pelajar Pancasila yang diharapkan, sehingga sekolah ini menjadi komunitas pendidikan yang semakin sehat, semakin efektif dalam pengembangan kompetensi. Dengan demikian ikut ambil bagian dalam memajukan bangsa Indonesia yang semskin bermartabat,” ajak Pembina Upacara mengakhiri pidatonya.
Setelah upacara bendera, ada kegiatan gelar budaya yang mana peserta didik kelas VII menampilkan tarian daerah. Kelas VII dibagi menjadi 16 kelompok yang diklasifikasikan menjadi kelompok A,B,C, dan D.
Masing kelompok menampilkan tarian daerah dari ujung Sumatera sampai NTT. Dari daerah Sumatera yang ditampilkan Tari Ya Saman, Tari Kutidhieng, Tari Indang, dan Tari Sinanggar Tulo.
Dari daerah Banten menampilkan Tari Jawara dan Tari Ondel-ondel. Dari Jawa Barat Tari Cingcangkeling, Jawa Tengah (Tari Gagala), Jawa Timur (Tari Tanduk Majeng), Bali (Tari Janger), Kalimantan Barat (Tari Ruai), NTB (Tari Teginning Tegannang), NTT (Tari Maumere), dan Papua (Tari Sajojo).
Untuk stand kuliner, kelas VIII menyajikan beberapa stand makanan, mulai dari pempek-mpek sampai nasi gudheg. Sedangkan untuk kearifan lokal menyajikan Budaya Banten dari makanan, minuman, permainan, sampai senjata khas Banten.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh orang tua peserta didik kelas VII. Setelah mereka menikmati pentas seni, mereka pun keliling melihat stand-stand makanan di area kelas dan lapangan upacara.
Baca juga : Lima Tahun Lagi, Mungkin HP Akan Punah
“Saya sangat mengapreasi kreativitas anak-anak, baik dalam menampilkan tarian ataupun dalam men-display makanan, serta mengkreasi budaya Banten dengan sangat detail,” ungkapan Mama Abygail salah satu orang tua peserta didik yang hadir.
“Ajang ini sangat bagus untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Bagaimana peserta didik belajar untuk merencanakan suatu kegiatan, sesuai dengan tanggung jawabnya. Mereka merencanakan dari awal hingga penampilan atau hidangan,” jelas Ibu Katarina Daryati, Kepala SMP Tarakanita Citra Raya ini.
“Untuk kuliner diawali dengan pemilihan menu, pembuatan menu, pemasaran menu dengan open PO dan men-display stand sedemikian rupa sehingga menarik perhatian calon pembeli,” lanjutnya.
“Demikian juga dengan tarian yang dipilih. Mereka tidak hanya sekedar menari tetapi mencari informasi berkaitan dengan sejarah tarian, makna tarian, dan gerakan tarian yang pas. Di sini peserta didik mengasah berbagai aspek keterampilan dan kerja,” jelas Ibu Katarina Daryati.