Depoedu.com-Empat tahun terakhir dunia pendidikan di Indonesia mengalami transformasi luar biasa di masa Kementrian Pendidikan dipimpin oleh Nadiem Makarim. Hingga sekarang Kemendikbud Ristek merilis 26 kebijakan Merdeka Belajar yang saling terkait, yang masing-masing mendorong transformasi secara mendasar di bidang pendidikan.
Dalam sejarah pengelolaan pendidikan di Indonesia, baru sekarang ini, proses transformasi didorong secara sistematis tahap demi tahap, sehingga semua permasalahan pendidikan yang pada periode-periode sebelumnya yang sepertinya sulit diselesaikan, kini persoalan-persoalan tersebut satu demi satu diselesaikan dengan baik.
Misalnya, terkait Ujian Nasional. Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ujian Nasional oleh banyak pakar pendidikan dilihat sebagai sumber permasalahan dalam sistem pengelolaan pendidikan, karena sistem evaluasinya pada dasarnya menghambat proses belajar mengajar.
Kurikulumnya menganjurkan proses belajar mengajar dengan pendekatan konstruksi bukan pendekatan transfer, tetapi sistem evaluasinya hanya mengevaluasi penguasaan konten yang penguasaannya sudah dapat dicapai melalui proses belajar mengajarnya dengan pendekatan transfer.
Untuk memperbaiki itu, pada periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi pergantian kurikulum. Kurikulum 2013 yang mengusung pendekatan konstruktivisme dalam proses belajar mengajar, gagal dalam implementasinya karena, sistem evaluasinya masih menggunakan ujian nasional yang berbasis konten.
Perubahan yang sulit pada zaman sebelumnya ternyata dapat dilakukan secara sistematis pada zaman Presiden Joko Widodo dengan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, melalui episode pertama kebijakan Merdeka Belajar yang salah satu isinya adalah mengganti ujian nasional dengan ujian sekolah dan menyelenggarakan asesmen nasional.
Dari ke-26 episode Merdeka Belajar, selain episode pertama, saya mencatat ada 2 episode Merdeka Belajar yang mengusung konsep perubahan yang merupakan perubahan yang mendasar dari sistem pendidikan di Indonesia, yang ditopang oleh kebijakan Merdeka Belajar yang lain, yaitu episode ke-15 dan episode Merdeka Belajar ke-19.
Episode Merdeka Belajar ke-15 berisi Kurikulum Merdeka yang mengusung pendekatan konstruktivisme, yang meletakkan peserta didik sebagai fokus, dan kompatibel dengan sistem evaluasi yang baru yakni ujian sekolah sebagai ujian akhir untuk masing-masing level pendidikan. Sedangkan episode Merdeka Belajar yang ke-19 berisi, platform Rapor Pendidikan Indonesia.
Rapor Pendidikan Indonesia adalah platform yang menyajikan hasil asesmen nasional berbasis komputer, yang adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang pertama. Pada platform Rapor Pendidikan tersedia laporan evaluasi sistem pendidikan yang memudahkan Pemerintah Daerah dan Satuan Pendidikan untuk merumuskan mutu pendidikannya.
Misalnya pada Rapor Pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar, berdasarkan hasil asesmen nasional : 1 dari 2 peserta didik belum mencapai minimum literasi. Selain itu, 2 dari 3 peserta didik belum mencapai minimum numerasi. Berdasarkan data ini, pemerintah perlu melakukan intervensi khusus melalui program pengembangan.
Baca juga : Nadiem Makarim; Teknologi Tidak Akan Mengganti Guru Dan Kepala Sekolah
Data ini dimiliki oleh semua sekolah, diolah dari hasil asesmen nasional yang bisa diakses oleh semua sekolah di seluruh indonesia tanpa kecuali. Pemerintah Daerah sebagai penanggung jawab mutu pendidikan di daerah juga memiliki data tersebut dan dapat mengakses data tersebut dengan mudah.
Ini tidak hanya menggambarkan capaian proses transformasi secara mendasar di dunia pendidikan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Ini juga sekaligus meletakkan landasan bagi proses transformasi lebih lanjut pada periode-periode yang akan datang, melalui platform Rapor Pendidikan ini.
Kita berharap asesmen nasional sebagai program terus dipertahankan pada periode-periode yang akan datang sehingga platform Rapor Pendidikan terus berisi informasi hasil evaluasi mutu pendidikan terbaru yang menjadi landasan untuk melakukan perubahan sekolah berdasarkan data.
Meskipun demikian, saat ini belum banyak sekolah mengunjungi dashboard Rapor Pendidikannya dan menggunakan data hasil asesmen untuk menyusun program pengembangan sekolah. Padahal data semua sekolah telah tersedia. Mungkin, pemerintah perlu mendorong kebiasaan menggunakan data untuk memperbaiki mutu sekolah.
Mudah-mudahan proses transformasi ini dan capaiannya terus dilanjutkan oleh pemerintahan yang dibentuk oleh presiden pemenang pemilu 2024, sehingga tren pertumbuhan yang sudah dicapai saat ini dapat terus dilanjutkan.
Foto: SINDONews