FOMO (Fear Of Missing Out), Pengaruhnya bagi Kehidupan?

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Melalui survey yang saya lakukan pada siswa di kelas XII, separuh siswa di kelas yang jumlahnya rata-rata 35 orang mengalami FOMO. FOMO (Fear Of Missing Out) adalah suatu perasaan yang timbul berupa kecemasan yang dialami seseorang “takut ketinggalan” karena terlambat mengikuti aktivitas tertentu.

Istilah FOMO akhir-akhir ini populer di kalangan tertentu. Hingga ditambahkan dalam kamus Oxford English Dictionary pada tahun 2013. Menurut OED, FOMO adalah perasaan gugup dan cemas yang dialami seseorang, ketika dirinya tidak menghadiri acara sosial.

FOMO berasal dari kata Bahasa Inggris yang artinya ketakutan karena merasa tertinggal, jika tidak mengikuti aktivitas tertentu. Perasaan cemas itu muncul karena persepsi dari dirinya sendiri.

Istilah FOMO menjadi gambaran anak remaja yang merasa takut dan dicap tidak gaul. Contohnya kalau teman-teman bisa bersenang-senang maka mereka juga harus ikut bersenang-senang.

Media sosial menjadikan seseorang harus selalu update informasi tertentu sehingga disebut sebagai orang yang tidak kurang update.

Misalnya seorang teman mengunggah tempat hiburan, restoran unik, maka anda yang melihat itu merasa senang bahkan ikut mem-posting hal serupa dan ikut berkomentar agar dianggap tidak ketinggalan berita.

Baca juga : Ini Jadwal Pendaftaran Dan Ketentuan Uji Kompetensi Calon Penerima Beasiswa Universitas Al-Azhar Mesir

FOMO dilakukan oleh seseorang berupa aktivitas mengecek medsos untuk melihat yang like status, mengecek kegiatan teman-teman suaya tidak tertinggal kegiatan kelompok, mengecek siapa saja yang sudah melihat statusnya, melihat aktivitas orang yang ada kaitannya dengan hobby-nya, atau pertemuan yang akan diikuti.

FOMO tidak hanya dialami oleh remaja, orang dewasapun ada yang mengalami FOMO, yaitu sering membuka medsos untuk mengecek berita, atau sesuatu yang lagi trend atau kegiatan lain yang sedang diincar untuk diikuti.

FOMO dapat menjadi salah satu gejala yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi jika sudah terlalu belebihan, dan tidak dapat melepaskan diri dari medsos.

Orang yang terkena FOMO sulit berkonsentrasi dalam belajar maupun bekerja. Selalu ada keingian membuka medsos.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa FOMO berbahaya karena timbul keinginan untuk terus menerus berada di medsos. Lama kelamaan seseorang menjadi tidak sehat, menjadi tidak bahagia, kecewa, bahkan frustrasi kalau tidak bisa membuka medsos.

Sering sendiri di rumah, merasa tidak punya teman yang se-ide, jauh dari orang tua atau saudara dapat menyebabkan seseorang menjadi FOMO.

Selain itu, karena setiap saat media sosial menyajikan berbagai infromasi, berita, rutinitas aktivitas manusia yang menarik, dan adanya kecenderungan menikmati medsos.

Baca juga : Segi Tiga Restitusi Untuk Menumbuhkan Disiplin Positif

FOMO sangat erat dengan perasaan seseorang yang selalu ingin bahagia, terlibat dalam hal yang seru dan menyenangkan.

Bagaimana caranya agar tidak terkena FOMO?

  1. Harus punya aktivitas positif yang dilakukan, sehingga tidak punya banyak waktu berlebihan untuk bermedsos. Lakukan pekerjaan, hobby yang mengembangkan potensi diri, mendatangkan penghasilan, maupun menjalin relasi dengan banyak teman.
  2. Batasi diri dalam bermedia sosial, tidak perlu memberi tanda aktif pada pemberitahuan ponsel untuk medsos.
  3. Berpikiran positif dan tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain. Terima diri dan peristiwa yang terjadi dengan lapang dada.
  4. Langkah selanjutnya adalah bersyukur pada Tuhan atas kehidupan yang dijalani. Cara ini akan mebuat hidup menjadi lebih tenang, dan dapat menerima peristiwa kehidupan dengan gembira.
  5. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan berolah raga. Berolah raga dapat membantu menjernihkan pikiran dengan berada di antara orang yang sedang melihat orang yang sama-sama berolah raga jogging atau senam, dapat mengambil hikmah bahwa sehat itu penting.

Jika sudah terlanjur, harus berani mengurangi dan mengalihkan aktivitas yang berlebihan di medsos. Buat komitmen pada diri sendiri mengenai cita-cita, tujuan maupun impian yang ingin diraih.

Jika dia seorang pelajar, jalani tugas sebagai pelajar yang baik untuk meraih prestasi. Jika sebagai seorang pekerja, lakukanlah tugas sesuai tupoksi sebagai pekerja yang baik.

Tetap mengarahkan diri untuk melakukan hal-hal yang mengarah pada penyelesaian tugas dengan baik, sehingga hanya sedikit waktu yang tersisa untuk bermedsos. Jika masih sulit, dapat meminta bantuan pada teman atau orang terdekat, berdoa dan bersyukur pada Tuhan.

Foto:parapuan

4.2 5 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga : FOMO (Fear Of Missing Out), Pengaruhnya Bagi Kehidupan? […]

Acep Ngadiman
Acep Ngadiman
1 year ago

FOMO intinya perasaan cemas terhadap suatu keadaan dimana dirinya tidak mempunyai seperti orang lain. Salah satunya adalah selalu update dalam media sosial. Dalam pengetahuan sempit saja, apakah Via bisa menyimpulkan bahwa saya yang nyaris 24 jam online walau sedikit update status juga merupakan gejala FOMO? Sementara saya tidak mau kehilangan jejak silaturahim alumni yang sudah lama tersesat dibelantara Borneo kemudian menemukan jaringan dan terhubung pada teman sahabat keluarga handai taulan di manapun berada.