Depoedu.com – Kita mengenal berbagai jenis olahraga air seperti renang, polo air, renang indah, snorkeling, arum jeram, kano, ski air, surfing, selam bebas, selam scuba dan memancing. Dengan adanya pandemi karena virus corona, aktivitas olah raga air tidak lagi dapat dilakukan.
Salah satu olahraga air yang terkena dampak pandemi virus corona adalah olahraga renang. Suatu waktu saya coba melangkah ke kolam umum, tempat saya biasa mengajar renang.
Sesampainya di kolam renang saya melihat dengan mata kepala sendiri gerbang kolam renang tertutup, tidak ada berjejer motor dan mobil di parkiran, meja kasir kosong melompong. Tidak tampak lagi pengunjung lalu lalang, juga jam kerja, ada yang bertugas dan ada yang istirahat di rumah.
Baca Juga: Mengenal lebih Dekat Avigan dan Chloroquine, Obat Penangkal Virus Corona
Tidak hanya itu, kantin kolam renang pun tutup. Proses masak memasak dengan harumnya nasi goreng kambing sudah tidak ada lagi.
Pengunjung tidak ada karena semua orang dihimbau untuk tinggal di rumah, dan karena ada larangan keluar rumah di wilayahnya. Aktivitas belajar renang pasti tidak ada, sunyi sepi.
Tidak ada terdengar lagi suara gemericik air pancuran di pojok kolam. Tidak ada lagi suara anak menangis karena tidak kuat menahan emosi dirinya yang takut untuk belajar renang.
Tidak ada lagi suara lengkingan dari pluit yang dibunyikan guru renang. Dan tidak ada lagi suara orang tua siswa yang berteriak untuk memotivasi saat anaknya berenang hingga ke tepi, “Ayo Nak, kamu bisa.”
Dalam pengalaman saya mengajari ribuan murid berenang selama 20 tahun terakhir, baru kali ini ada peristiwa yang membuat kolam renang mati suri dan tanpa aktivitas. Semua menjadi kacau dan tak menentu bagi guru-guru renang yang penghasilan utamanya dari mengajar. Tak jarang, rekan-rekan guru renang pun berbagi uneg-uneg, khususnya keluhan dan harapan mereka terkait wabah ini.
“Sampai kapan virus corona ini? Aduh, dapur tidak ngebul! Ya Allah biarlah ini cepat berlalu…”
“Aduh! Tidak ada uang untuk makan harian. Hanya dari mengajar renang saya dapat tambahan untuk makan keluarga.”
Baca Juga: Bagaimana Mengenali Gejala Jika Terinfeksi Virus Corona?
“Tidak ada kasbon untuk membayar biaya kos bulan ini,” keluh seorang guru renang di pinggiran Kota Tangerang.
“Lihat berita TV atau media online, pandemi corona hingga bulan Juni. Aduh! Tidak ada biaya untuk sampai bulan Juni.”
“Oh yang sabar ya nak,” jawab seorang ayah menanggapi permintaan hadiah ulang tahun anaknya yang jatuh pada bulan April. “Untuk makan saja pas-pasan, Nak.”
Kutipan-kutipan diatas hanyalah sebagian kecil dari kisah para guru renang yang hidupnya bersandar pada genangan air di kolam renang, serta masyarakat yang siklus hidupnya diputus oleh wabah corona.
Kata orang bijak, bila kita menghadapi masalah, janganlah mencari kambing hitam. Sebaliknya, lakukanlah perbuatan-perbuatan positif untuk menghadapinya dan ambilah hikmah di baliknya. Ini semua akan membuahkan hasil yang lebih baik ketimbang jika kita hanya berfikir negatif tentang suatu keadaan.
Ditambah dengan berdoa pada Yang Maha Kuasa, yakinlah bahwa semua masalah pasti berlalu. Yakinlah, corona pasti berlalu… (Foto: venuemagz.com)
[…] Baca Juga: Corona Pasti Berlalu […]
[…] Baca Juga: Corona Pasti Berlalu […]
[…] Baca Juga: Corona Pasti Berlalu […]