Depoedu.com – Secara fisik, anak anda bisa jadi tampil sangat normal seperti anak lain. Pertumbuhan fisiknya sejak masa bayi pun tampak normal-normal saja.
Namun bisa jadi mengalami gangguan belajar yang biasanya baru muncul ketika anak memasuki usia sekolah.
Mengapa baru muncul pada usia sekolah? Karena pada usia sekolah anak mulai melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sekolah, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental.
Baru terdeteksi di usia sekolah karena gangguan belajar merupakan masalah neurologis yang mempengaruhi anak dalam proses belajar seperti membaca, menulis, menghitung, mendengarkan dan memberi respon.
Oleh karena itu, bentuk gangguan pun dapat muncul pada saat anak merespon sesuatu dengan menggunakan keterampilan mental yang lebih tinggi seperti organisasi informasi, perencanaan waktu, memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Hingga saat ini para ahli perkembangan anak menyatakan bahwa gangguan belajar belum dapat disembuhkan. Namun dengan langkah pendampingan yang tepat dalam membantu anak beradaptasi, anak dapat sukses dalam hidupnya.
Seperti dilansir oleh CNN Indonesia, para ahli perkembangan anak mengelompokkan gangguan belajar dalam tiga kategori, berdasarkan frekuensi sering munculnya gangguan tersebut.
- Disleksia
Disleksia merupakan gangguan belajar terkait kemampuan membaca dan proses berbahasa secara umum. Tingkat keparahan disleksia berbeda pada setiap anak.
Biasanya muncul dalam gejala sulit membaca, kesulitan memahami bacaan, apa yang didengar dapat dimaknai secara berbeda, sulit mengeja apa yang dibaca dan kesulitan dalam menulis, karena masalah koordinasi motorik.
Jill Lauren, seorang ahli psikologi belajar, mengatakan bahwa disleksia merupakan ketidakmampuan belajar yang paling umum, karena terjadi pada sekitar 80-90 persen dengan tingkat yang berbeda.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu anak disleksia beradaptasi adalah menyediakan tempat membaca yang tenang, menggunakan buku audio, menggunakan buku bacaan dengan tulisan yang besar. Dan melatih anak untuk menggunakan logika, dibandingkan menghafal.
- Disgrafia
Disgrafia merupakan gangguan belajar yang berpengaruh pada tulisan tangan dan keterampilan motorik halus.
Orang dengan disgrafia mengalami kesulitan dalam menulis sehingga tulisan susah dibaca, jarak antar tulisan yang tidak konsisten, pengejaaan yang buruk, sulit menulis dan berpikir pada saat yang bersamaan.
Langkah yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan disgrafia beradaptasi adalah terima bahwa dia kesulitan dalam menulis dan lebih fokus pada kemampuan bicara.
Ia pun akan lebih cepat menangkap pelajaran jika materi pelajaran direkam, terlebih dahulu, atau memanfaatkan teknologi digital.
- Diskalkulia (Dyscalculia)
Diskalkulia merupakan gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan anak untuk memahami angka. Anak dengan gangguan diskalkulia akan kesulitan mempelajari matematika.
Anak dengan diskalkulia memiliki pemahaman yang buruk dengan simbol matematika, sulit mengingat angka, sulit menentukan waktu dan sulit menghitung.
Langkah yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan diskalkulia beradaptasi adalah, menggunakan alat bantu belajar yang menyenangkan seperti diagram, gambar, serta menggunakan musik saat belajar. (Foto: latisprivat.com)
[…] Baca juga: Cermati Tiga Gangguan Belajar Yang Mungkin Terjadi Pada Anak […]