Ada yang Terlewatkan dari Isi Surat Pemberitahuan Libur Sekolah, Apa Itu?

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Hari ini, (Kamis,19 Maret 2020) adalah hari keempat dari 14 hari libur yang diberlakukan oleh pemerintah di beberapa daerah. Dari semua surat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang kami terima, tidak mengatakan  meliburkan proses belajar mengajar.

Namun mengatakan mengalihkan sementara aktivitas belajar dari sekolah ke rumah pada tanggal 16 – 28 Maret 2020. Surat tersebut bahkan menginstruksikan kepada kepala sekolah dan guru untuk memastikan pelayanan pembelajaran di rumah berjalan efektif.

Dan dari pengamatan yang kami lakukan, proses belajar daring seperti yang diinstruksikan, berjalan cukup baik, sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah melakukan proses tersebut.

Namun ada yang terlewatkan dari surat pemberitahuan tersebut.  Ada esensi penting yang terlupakan, yakni mengapa di tengah merebaknya covid-19, murid perlu belajar di rumah?

Baca Juga: Peluang bagi Dunia Pendidikan di Balik Krisis Covid-19

Karena pesan penting ini tidak sampai pada orang tua, yang kita kuatirkan adalah, setelah meyelesaikan proses belajar daring, sorenya orang tua dan anak-anak jalan-jalan ke mall, toh sudah menyelesaikan tugas.

Jangan bilang kejadian ini tidak ada. Kita baca berita anggota DPR Kris Dayanti dan keluarga berlibur ke Eropa. Atau sekelompok anak SMA diamankan aparat di Cirebon, karena nongkrong di mall dan bukannya belajar di rumah.

Atau pada hari Sabtu dan Minggu, orang tua dan anak pergi berlibur dan mengunjungi tempat ramai. Di mana tanpa mereka sadari, bisa berinteraksi dengan orang yang terpapar covid-19.

Tampaknya telah terjadi pergeseran dari tujuan semula. Kebijakan belajar di rumah 14 hari itu, dimaksudkan untuk menghentikan laju penularan covid-19. Dan ini dilakukan untuk menyelamatkan ribuan orang.

Karena masa inkubasi covid-19 berlangsung dalam rentang 14 hari. Jika dalam rentang 14 hari semua orang mengisolasi diri, untuk tidak saling kontak, maka laju penularan kasus baru terhenti. Dengan demikian, pemerintah tinggal fokus mencari dan menangani mereka yang sudah terinfeksi.

Namun karena tidak memahami esensi tujuan kebijakan, lalu terjadi seperti yang digambarkan di atas. Kebijakan pengalihan belajar dari sekolah ke rumah yang sekarang berjalan, dikuatirkan tidak banyak manfaatnya. Bahkan berpeluang memicu kemunculan kasus baru.

Baca Juga: Empat Manfaat Belajar E-Learning di Tengah Virus Korona

Oleh karena itu, pemerintah perlu segera surat baru untuk melakukan koreksi atas kebijakan ini. Dengan dukungan media massa, jaringan dinas pendidikan hingga ke sekolah-sekolah, selanjutnya dari sekolah ke orang tua. Menurut kami  ide koreksi kebijakan tidak sulit dilakukan.

Melalui koreksi tersebut, pemerintah diharapkan menegaskan pada orang tua bahwa selama pengalihan, proses belajar dari sekolah ke rumah, orang tua diminta menjaga anak-anak mereka di rumah. Anak-anak dan orang tua, dihimbau untuk tidak keluar, tidak pergi ke tempat kerumunan banyak orang, sehingga penularan baru covid-19 bisa dicegah.

Namun jika kebijakan ini hanya terjadi di lembaga pendidikan, sementara di lembaga lain tidak terjadi, maka upaya untuk menghentikan laju penularan covid-19 pun tidak akan berhasil. Semua pihak dihimbau untuk bekerja sama.

Himbauan Presiden Jokowi untuk bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah dari rumah, perlu dipikirkan implementasinya oleh para pemangku kepentingan, untuk sungguh mengimplementasikan himbauan itu.

Karena langkah itu diyakini akan menghentikan penyebaran wabah covid-19. Mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita masing-masing. (Foto: kemenkes.go.id)

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga: Ada yang Terlewatkan dari Isi Surat Pemberitahuan Libur Sekolah, Apa Itu? […]