Tidak Hanya Sekedar Kata-Kata

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Hanya cerita….(kata-kata) yang menyelamatkan anak-anak kita dari kesalahan besar seperti pengemis buta yang berjalan ke arah duri-duri pagar kaktus. Cerita (kata-kata) adalah penjaga kita. Tanpanya, kita buta. ( Chinua Achebe: Anthills of The savanah )

Karunia manusia yang unik adalah kata-kata. Kata-kata dirangkai menjadi cerita. Kita sudah lama mengetahui bahwa cerita sejak lama sudah lama membimbing dan menghibur kita. Dengan keajaiban kata-kata yang terangkai lewat cerita, nenek moyang kita telah menurunkan kebijaksanaan yang memungkinkan kita bisa berkembang dan bertahan dalam situasi tersulit.

Selama berabad-abad cerita telah digunakan untuk berbagi kebenaran. Bahkan, cerita merupakan pelajaran yang lebih penting daripada sejarah yang terkadang dibelokkkan sesuai dengan kebituhan politik pada masanya.

Cerita mempunyai kekuatan yang menyampaikan kebenaran. Dalam setiap cerita di situ nyata ada kehidupan. Kita menemukan sepotong diri kita dalam cerita. Di dalam cerita ada benang yang menyambungkan dengan kisah hidup kita. Benang itu juga menguatkan. Ya… itulah cerita!

Cerita terkumpul dari kata-kata. Bersemi dan hidup karena kata-kata. Kata-kata yang tepat memberi jiwa dan menghidupi. Perkataan mempunyai kekuatan yang hebat. Jangan meremehkan kata-kata!

Kata-kata bisa menguatkan bila digunakan untuk hal yang tepat. Namun, sekaligus kata-kata bisa membunuh. Sekali lagi: jangan meremehkan kata-kata!

Tyron Edward berkata: Perkataaan bisa lebih baik dan lebih buruk dibandingkan pikiran. Perkataan mengekspresikan pikiran dan menambahkan makna pada pikiran. Perkataan memberi pikiran kekauatan untuk berbuat baik dan buruk. Perkataan mengawali pikiran pada perjalanan tanpa akhir. Perkataan membawa pada instruksi dan kenyamanan, juga berkat, atau pada luka, duka, dan kehancuran.

Baca Juga:

Kekuatan Kata Kata; Anda Bisa Membunuh Anak Anda dengan Lidah Anda

Berkaitan dengan perkataan adalah: hal yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk orang lain adalah menahan lidah kita. Ada kalanya kita tergoda untuk memberikan nasihat yang tidak diinginkan, kita sangat ingin pamer, kita merasa butuh untuk menunjukkan kesalahan orang lain.

Kita ingin protes karena perlakuan tak adil, atau kita hanya ingin menunjukkan eksistensi kita agar dipuji. Kebijakan yang terbaik untuk situasi seperti ini adalah kita tidak mengatakan apa pun. Tidak mengatakan apa-apa. Diam adalah emas.

Seorang jurnalis dari Inggris pada abad 19 bernama George Sala mengatakan: Kita harus berupaya tidak saja mengatakan sesuatu yang tepat di tempat yang tepat, tetapi lebih sulit membuat sesuatu sesuatu yang tidak tepat tidak dikatakan pada momen yang menggoda.

Dalam bukunya Masaru Emoto ” The Hidden Messages in Water” Masaru Emoto menceritakan penelitiannya tentang betapa besar PENGARUH Kata-Kata terhadap Air. ternyata AIR juga bereaksi terhadap KATA-KATA. Pada AIR yang dilabeli KATA-KATA POSITIF seperti kamu menyehatkan, kamu indah, dll, lalu air itu diamati KRISTAL MOLEKULNYA ternyata memiliki BENTUK KRISTAL YANG INDAH HARMONIS.

Sedangkan pada air yang dikatakan kata-kata negatif, seperti ungkapan marah, ungkapan benci, dll, ternyata KRISTAL nya menampilkan BENTUK YANG “JELEK” SeKALI.

Ada juga orang mengadakan penelitian tentang betapa ampuhnhya pengaruh kata-kata. Penelitian ini dilakukan terhadap nasi. Langkahnya seperti berikut:
1. Tempatkan Nasi sisa yg sudah didiamkan semalaman kedalam 2 toples dgn jumlah yg sama, kemudian ditutup rapat.
2. Masing-masing toples di tempelin label yg berisi kata2 sbb:
3. Toples A : ” Kamu Pintar, Cerdas, Cantik, Baik, Rajin, Sabar, Aku Sayang Padamu, Aku Senang Sekali Melihatmu, Aku Ingin Selalu di dekatmu, I LOVE YOU, Terima Kasih.
4. Toples B : ” Kamu Bodoh, Goblok, Jelek, Jahat, Malas, Pemarah, Aku Benci Melihatmu, Aku Sebel Tidak mau dekat dekat kamu “
5. Botol 2 ini saya letakkan terpisah dan pada tempat yg sering dilihat, saya pesan pada istri, anak, dan pembantu untuk membaca label pada botol tersebut setiap kali melihat botol2 tersebut.

Dan inilah yang terjadi pada nasi tersebut setelah 1 minggu kemudian :
Nasi dalam botol yg di bacakan kata-kata Negatif ternyata cepat sekali berubah menjadi busuk dan berwarna hitam dgn bau yg tidak sedap. Sedangkan Nasi dalam botol yg di bacakan kata-kata Positif masih berwarna putih kekuningan dan baunya harum seperti ragi.

Kita sebagai orang tua, teman, dan sekaligus pendidik terkadang tanpa berpikir panjang mengeluarkan kata-kata buruk. Dengan melihat kenyataan di atas, masih tegakah kita mengeluarkan kata-kata kotor kepada anak, pasangan, keluarga, rekan-rekan kerja, teman-teman, anak didik, orang-orang di sekeliling kita, dan orang-orang yang kita sayangi?

Kita berharap untuk diri kita masing-masing bisa mengendalikan lidah kita. Saya akui itu memang sangat sulit. Saya mudah keterucutan kalau berbicara. Sesudah selesai berkata baru saya sadar bahwa sebetulnya perkataan itu tidak patut saya ucapkan.

Ya… sudah keterucutan mau apa. Mau menyesal pun tak ada guna. Kata-kata bijak Raja Salomo (Nabi Sulaeman) adalah: Seperti buah apel emas di pinggan perak, begitulah perkataan yang diucapkan pada situasi yang tepat.

Ho ho ho, ….. sungguh luar biasa! Kata-kata itu tidak sekedar meluncur dari mulut. Semoga kata-kata yang keluar dari mulut saya, mulut Anda, mulut kita semua mampu membangun hal yang positif dalam diri kita dan orang lain, khususnya anak-anak, juga anak didik kita. (Fotokanggaluh.com)

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca Juga : Tidak Hanya Sekedar Kata-Kata […]