Depoedu.com – Setelah absen selama dua tahun, Teater Tumbuh SMA Candle Tree Tangerang Selatan, kembali tampil dalam episode Mentang-mentang dari New York. Pementasan kali ini berlangsung pada hari Sabtu, 5 Oktober 2019, bertempat di Auditorium Universitas Multi Media Nusantara (UMN) – Gading Serpong.
Dalam sambutan pembuka sebelum pementasan, Bapak Siprianus Peren selaku Koordinator Pendidikan Sekolah Candle Tree menekankan pentingnya proses belajar yang dialami siswa melalui aktivitas ber-teater. Keyakinan inilah yang mendorong sekolah untuk menetapkan kegiatan seni seperti pementasan teater sebagai bagian dalam program pendidikan di SMA Candle Tree.
Aktivitas berlatih rutin yang dialami para pemeran termasuk pemusik dan penyanyi, maupun aktivitas menyelenggarakan pementasan yang juga dilakukan oleh murid, tidak saja membekali mereka dengan pengetahuan tentang teater dan keterampilan ber-teater. Lebih dari itu, proses ini mengembangkan mereka dalam penerapan sejumlah nilai seperti ketekunan dan kesetiaan berlatih, bertahan dengan kegigihan dan daya juang, juga nilai kerja sama yang memuat penghargaan terhadap satu sama lain.
Nilai lain yang juga dikembangkan melalui kegiatan kali ini adalah kecintaan terhadap kekayaan budaya Indonesia, khususnya budaya Betawi. Setting Kampung Jelambar, ditampilkan dalam dekorasi panggung yang menggambarkan rumah khas Betawi, serta logat Betawi yang fasih dilantunkan para pemeran dalam dialog mereka. Nuansa Betawi semakin kuat terasa melalui instrumen lagu-lagu Benyamin Sueb, seniman kondang Betawi, yang diperdengarkan dalam sejumlah scene di pentas ini.
Naskah komedi satu babak karya Marcelino Acana Jr., yang diterjemahkan oleh Tjetje Yusuf dan disadur oleh Noorca Marendra ini menempatkan Ikah, seorang gadis Betawi, sebagai tokoh utamanya. Setelah satu tahun menempuh pendidikan kecantikan di New York, tokoh Ikah yang diperankan oleh Priscilla Tiana, tetap membawa gaya hidup Amerika saat kembali ke tanah air. Bahkan ia menyulap Bi Atang, ibunya (diperankan oleh Berlian Angela) menjadi sosok wanita modern dengan tampilan glamour, betapapun sang ibu tersiksa karenanya.
Sesaat setelah dua pembawa acara menyatakan pentas dimulai, tim pemusik memainkan lagu Mentang-mentang dari New York, gubahan Bapak Robby Gunawan, pelatih teater sekaligus sutradara pementasan ini. Melalui lantunan syair dari sang vokalis inilah, penonton memperoleh gambaran awal tentang kisah.
Selanjutnya, melalui perjumpaan kembali dengan teman-teman masa kecil : Fatimah (diperankan oleh Rita Mulyani), Otong (diperankan oleh Geraldi), serta Anen tunangannya (diperankan oleh Andre Gunarto), Ikah berproses menemukan kembali jati dirinya sebagai gadis Betawi.
Diwarnai sejumlah adegan jenaka : sosok tukang urut cantik dengan dua bodyguard-nya (diperankan oleh Deckara Margaretha, Jerry Michael dan Vincentius Dwi), perdebatan yang sarat sindiran, bahkan perkelahian, pementasan yang berlangsung hanya di satu ruang ini berada jauh dari kesan monoton.
Lewat kisah ini, Teater Tumbuh membawakan pesan naskah tentang dangkalnya kebanggaan yang dibangun di balik topeng pencitraan, serta suka cita sejati dari pilihan untuk menghargai diri dengan segala otentisitasnya.
Sebagaimana selama ini, murid-murid dalam Teater Tumbuh, dilatih oleh Bapak Robby Gunawan, Guru Kesenian di SMA Candle Tree. Untuk pementasan kali ini, para pemeran, maupun pendukung pementasan, berlatih selama hampir satu tahun ajaran.
Sementara itu, tim penyelenggara yang terdiri dari sekitar 40 orang murid, berjibaku menyiapkan pementasan. Mereka menangani seluruh agenda produksi, mulai dari mencari dan bernegosiasi dengan sponsor, mendisain dan mencetak ticket hingga memasarkannya, mendisain dan menata dekorasi panggung, sampai dengan menyambut para tamu pada hari penyelenggaraan. Sepanjang seluruh proses itu, segenap guru SMA Candle terlibat mendampingi mereka.
Hingga seluruh aksi usai terselenggara, tepuk tangan riuh penonton menjadi tanda bahwa semua jerih lelah tak sia-sia. Berada di antara seluruh pendukung acara, baik penampil maupun penyelenggara, yang berdiri memadati panggung, Kezia Thenarta selaku Pimpinan Produksi menyampaikan kelegaan atas terlaksananya proyek bersama yang ia pimpin. Murid kelas XII IPS ini juga menyampaikan ucapan terimakasihnya secara detail kepada setiap pihak yang ambil bagian dalam keberhasilan penyelenggaraan kegiatan ini.
Dalam ungkapannya di akhir pementasan, Bapak Robby Gunawan menggambarkan antusiasme peserta menyiapkan pementasan ini. Bahkan menurutnya, hal itu jugalah yang menyemangatinya dalam mendampingi mereka sampai akhir.
Seluruh rangkaian acara pada akhirnya memperlihatkan bukti dari keyakinan yang melandasi penyelenggaraan kegiatan ini. Melampaui pencapaian fisik semata, proses panjang ini membuat setiap dari mereka tumbuh semakin kaya. Kelak, bekal ini akan teruji saat mereka berhadapan dengan tantangan hidup yang lebih luas.
Tampaknya hal itu sesuai dengan yel-yel Teater Tumbuh yang dengan bangga mereka teriakkan bersama menutup seluruh rangkaian acara ; “Tumbuh dalam hati, bersemi untuk dunia !!”
[…] Baca Juga : “Mentang-Mentang Dari New York”, Pementasan Teater Tumbuh SMA Candle Tree […]