Kegiatan Literasi Kids Jaman Now

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Ketika generasi tua memandang anak zaman ini, ukuran yang digunakan adalah takaran tua. Penilaian mereka bahwa anak muda sekarang tak bisa diharapkan. Generasi tua yang tidak kekinian melihat bahwa generasi sekarang adalah generasi yang mengkhawatirkan. Generasi tua melihat betapa mereka perlu dikhawatirkan karena mereka hidup dalam zaman yang gila. Mereka hidup di antara para srigala narkoba yang dengan gencar mempromosikan jualan mereka. Mereka hidup diantara bentangan dunia maya yang mencemaskan. Mereka hidup di antara asap karbondioksida yang makin pekat tanpa kompromi. Racun sudah akrab dengan apa yang mereka makan dan minum. Mereka hidup di zaman yang tak pernah bisa diramalkan. Musim berganti, tetapi tak satu musim pun yang normal. Kebencian mengambang di udara yang mereka hirup. Keserakahan terpapar di hadapan mereka dari para generasi tua yang kontraproduktif. Keadilan jauh dari harapan dan angan-angan. Sementara negri yang diturunkan para founding father makin tak menetu dibawa arus politik yang tak berhati. Tak ketinggalan para predator sexual berkeliaran siap memangsa mereka. Ajaran benar dan sesat berbaur menjadi satu membuat rancu. Tentu saja dilengkapi dengan kemanusiaan yang perlahan padam.

Semua itu membaut para generasi tua sangat khawatir. Begitu banyak ahli membuat ini dan itu untuk membuat generasi muda tetap terjaga terlindungi. Ada berbagai lembaga pendidikan yang didirikan dan acara diselenggarakan agar bisa melatih dan mendidik mereka semakin handal untuk mengatasi gelora zaman.

Usaha tetap usaha ada beberapa hal yang terlewat dan tak terkendali karena energi perubahan begitu besar gelora dan pengaruhnya. Tak bisa dipungkiri bahwa ada anak muda yang terjerumus dan terjerembab ke dalam kekelaman yang tak bisa terselamatkan.

Namun, begitu banyak generasi muda yang juga berhasil denagn gemilang mengarungi lautan zaman mereka. Zaman ini milik mereka. Mereka tahu persis bagaimana harus menyelaminya, menjalaninya, dan bermain dengan asyik di dalamnya. Sementara kaum tua sebenarnya pendatang di zaman mereka.

Jadi bila generasi tua ngotot dengan cara yang mereka anut untuk menerapkannya pada pemain muda di generasi mereka, itu belum tentu sesuai. Generasi tua yang masih gagap dengan teknologi justru menjadi pendatang yang asing di belantara milenial ini. Justru para kaum tua yang harus menyesuaikan dengan zaman ini.

Demikian pula dengan dunia pendidikan kena dampak energy perubahan ini. Salah satunya cara membaca. Bila generasi tua keukeuh dengan pendapatnya bahwa anak harus membaca buku yang dicetak yang selama ini menjadi refrensi generasi tua, saat ini harus dikaji ulang pendapatnya. Generasi muda sekarang sudah tidak zaman membaca buku yang dicetak seperti dulu kala. Kid zaman now akan memilih membaca ebook atau artikel dan berita di internet daripada membaca majalah atau koran.

Apakah cara mereka salah? Tentu saja tidak. Apakah cara membaca generasi tua salah? Juga tidak. Taka da yang salah. Masalahnya bukan salah dan benar, tetapi pada cocok dan tidak. Generasi tua bila memaksakan berliterasi kepada generasi muda dengan caranya seperti zaman baheula berliterasi, itu perlu dilihat.

Berliterasi adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dengan membaca berbagai literatur. Karena berliterasi itu dianggap penting untuk mencerdaskan bangsa, maka Indonesia mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). GLN menjadi penting untuk dilakukan di berbagai kalangan. Berliterasi untuk zaman sekarang ini harus kontekstual dengan kebutuhan zaman ini. Berliterasi dengan bijak patut diterapkan saat ini karena derasnya arus informasi di sekitar kita. Diperlukan kecerdasan berliterasi.

Kecerdasan berliterasi bukan hanya membaca buku saja. Aspek literasi itu bukan cuma baca-tulis, tapi juga cerdas berliterasi dalam bidang teknologi informasi, hukum, politik, ekonomi, budaya, termasuk di media sosial. Membaca bukan hanya buku, majalah, dan koran yang dicetak. Berliterasi yang cerdas membawa seorang anak muda pada kebebasan berpikir, berpendapat, bertindak, dan berbangsa dengan baik. Berliterasi yang cerdas mampu membawa anak pada pribadi yang mampu menghargai perbedaan, mampu berpikir global dan bertindak di lingkungan tempat dia hidup (lokal).

Maka kaum muda perlu diarahkan, didampingi, dan dibimbing untuk bisa berliterasi dengan cerdas. Sementara kaum tua juga mengimbangi dengan cara menyesuaikan diri dengan kaum mileniel. Kaum muda pemilik zaman ini. Kaum tua adalah pendatang. Yang harus menyesuaikan diri adalah kaum pendatang. Bukan kebalikannya pendatang menjadi penjajah dan memaksa pemilik zaman.

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments