Depoedu.com – Bangsa kita telah memiliki rumusan formal dan operasional pendidikan. Sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya guna memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan definisi di atas, ada 3 (tiga) pokok pikiran utama yang terkandung di dalamnya, yaitu: (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jumlah sekolah yang ada yang cukup besar untuk skala pendidikan. Namun sudahkah Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang baik. Ada Lima kemampuan yang dituntut untuk lulusan saat ini yaitu communication (komunikasi), collaboration (bekerja sama), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), dan computational learning (penggunaan teknologi). “Mahir berkomunikasi, cakap dalam berkolaborasi dengan rekan kerja, berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah, kreatif mengasilkan ide dan solusi, serta mampu menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah adalah kompetensi yang harus dikuasai oleh pekerja masa kini,” ungkap Mark Chaban, seperti dimuat technet.microsoft.com, Kamis (28/7/2016).Pelajar di sekolah seharusnya sudah diajarkan kemampuan 5C yang meliputi communication (komunikasi), collaboration (bekerja sama), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), dan computational learning (penggunaan teknologi) untuk menunjang masa depannya.
Pelajar di sekolah seharusnya sudah diajarkan kemampuan 5C yang meliputi communication (komunikasi), collaboration (bekerja sama), critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreativitas), dan computational learning (penggunaan teknologi) untuk menunjang masa depannya.(SHUTTER STOCK). Namun sayangnya, system dan metode belajar yang digunakan saat ini kerap membuat siswa sulit untuk mengembangkan dan menguasai 5Cs. Hal ini dikarenakan, masih banyak sekolah di Indonesia yang menggunakan metode belajar konvensional atau teacher learning center.
Sejak awal murid seharusnyajuga diberitahu apa tujuan dari pendidikan yang sebenarnya, untuk apa dan berfungsi sebagai apa mata pelajaran yang mereka pelajari, bagaimana penerapan mata pelajaran tersebut dalam kehidupan nyata dan profesi apa yang bisa dijalani dengan menguasai mata pelajaran itu. Dengan adanya hal-hal ini para murid pastinya akan memiliki gambaran dan bayangan tentang profesi seperti apa yang sebenarnya mereka sukai dan mereka inginkan. Dengan ini mereka juga dapat mengasah dan mengembangkan potensi mereka sejak kecil.
Selain system pendidikan yang berkualitas, untuk meningkatkan kualitas SDM juga dibutuhkan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, antara lain: Pemerintah di negara ini, banyak anak-anak kurang mampu yang cerdas dan berbakat, namun, sayangnya sebagian besar diantara mereka tak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.Peran pemerintah di dalam dunia pendidikan ini adalah memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan yang layak. Beasiswa dan dana pendidikan seharusnya lebih dioptimalkan untuk mereka yang kurang mampu.Jika hal ini dilakukan lulusan kita menjadi bermutu. (Foto: prioritaspendidikan.org)