Depoedu.com – Tubuh gemuk, pipi gembul menggemaskan dan lucu setelah liburan sekolah, demikian penilaian sebagian orang tentang anak yang tumbuh gemuk badannya di masa kanak-kanak. Pola makan banyak dengan menu tidak sehat menjadi kebiasaan tidak baik, karena sekarang banyak anak mengalami kegemukan atau obesitas.
Hasil penelitian di World Health Organization menyatakan bahwa ada 41 juta anak balita yang mengalami kegemukan di tahun 2016. Hal ini dapat membuat anak berisiko terserang penyakit kronis di kemudian hari. Kita menjadi bertanya-tanya, apa yang menyebabkan anak gemuk? Apakah sudah pasti pola makannya salah? Bagaimana cara mencegah kegemukan pada anak? Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami kegemukan (obesitas). Faktor yang paling umum adalah faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, serta pola makan yang tidak sehat. Penyebabnya bisa juga merupakan kombinasi dari ketiga faktor tersebut.
- Faktor genetik
Biasanya, seorang anak yang memiliki orangtua atau saudara yang gemuk akan berisiko tinggi mengalami kegemukan (obesitas ). Namun tidak selamanya demikian. Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan sejarah cenderung gemuk, belum tentu akan mengidap obesitas pula. Faktor genetis memang dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami kegemukan, tapi perilaku keluarga, seperti kebiasaan makan dan beraktivitas, memiliki peran penting untuk mempengaruhi berat badan.
- Kurang bergerak / aktivitas fisik
Anak enggan untuk bergerak karena banyak faktor diantaranya malas. Banyak sekali alasan seorang anak tidak mau berolahraga atau melakukan gerak fisik. Mulai dari panas di luar rumah, takut berkeringat, papa dan mama tidak mengajaknya jogging di pagi hari, dan alasan-alasan lain. Intinya, anak sudah nyaman di dalam kamar buka gawai dan bermain game.
- Pola makan
Pola makan dan aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak adalah faktor penting dalam menentukan berat badannya. Populernya TV, komputer, tablet, smartphone, dan video games semakin mendukung gaya hidup yang tidak aktif di kalangan anak-anak. Hasil penelitian pada anak-anak di Amerika, rata-rata mereka menghabiskan waktu 24 jam setiap minggunya untuk menonton TV dan bermain game yang tidak menggerakkan badan alias pasif. Sebenarnya waktu tersebut , dapat digunakan dengan baik untuk kegiatan fisik lain seperti bermain bola, bermain sepeda, berlari-lari dengan teman dan masih banyak lagi aktivitas fisik lainnya.
Adakalanya sambil menonton TV dan bermain game, anak-anak juga makan makanan kecil atau camilan yang tinggi kalori, membuat asupan makanan terlalu banyak tapi tak ia gunakan untuk beraktivitas. Hal ini kemudian membuat anak gemuk dan akhirnya berisiko mengalami berbagai penyakit kronis.
Timbul pertanyaan diantara orang tua, apa yang harus dilakukan jika anak gemuk?
Segeralah hubungi dokter anak, jika merasa bahwa anak mengalami kegemukan, melampaui berat ideal yang sesuai dengan usia anak anda. Dokter akan mengukur berat badan dan tinggi badan anak untuk menentukan apakah berat badan anak berada dalam batas yang wajar atau belum. Selain itu seorang dokter juga akan mempertimbangkan umur dan pola pertumbuhan si kecil untuk menentukan apakah kondisi anak memang mengalami tanda-tanda kegemukan atau bukan.
Untuk menentukan kegemukan pada anak sangatlah sulit karena anak bertumbuh
dengan cepat. Contohnya, normal untuk anak laki-laki memiliki pertumbuhan berat yang lebih cepat yang nantinya akan disusul oleh pertumbuhan tinggi setelah pubertas.
Dokter akan menentukan dari diagnosis yang diselidiki apakah berat badan
anak akan kembali normal. Jika dokter menemukan bahwa anak mengalami
kegemukan, ia akan meminta anak memperbaiki pola makan atau aktivitasnya.
Bagaimana cara mencegahnya? Orangtua dapat melakukan berbagai hal agar anak tak mengalami obesitas, dengan menyediakan makanan dan camilan sehat, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan memberikan edukasi tentang nutrisi yang baik.
Makanan dan camilan sehat akan memberikan nutrisi pada tubuh yang sedang
bertumbuh dan membangun kebiasaan makan makanan yang sehat.
Bertambahnya aktivitas fisik dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit
dan membantu mengatur berat badan. Anak dapat pula diarahkan untuk masuk dalam club atau kursus cabang olahraga yang kini dapat diakses secara online seperti lembaga gurupelatih.com. Lembaga seperti ini berfokus pada anak dan olaharga anak yang teratur, sehingga asupan makanan dan gerak aktivitas anak seimbang.
Berikut tips yang bisa kita lakukan agar si kecil bisa lebih mudah
mengadopsi pola hidup yang sehat. Fokus kepada hidup sehat, bukan pada berat badan ideal. Ajarkan sikap positif terhadap makanan dan giat beraktivitas tanpa memikirkan berat badan. Fokus terhadap keluarga, jangan bedakan atau istimewakan anak yang mengalami kegemukan. Libatkan seluruh keluarga dalam pembentukan pola makan sehat dan aktivitas fisik keluarga.
Jangan biarkan anak memakan makanan atau camilan selagi mereka menonton TV.
Makan di depan TV akan membuat mereka sulit merasa kenyang dan akan
membiasakan mereka makan berlebih. Berikan makanan dengan kalori rendah dan
nutrisi tinggi. Buatlah anak mengerti bahwa makanan manis dan berlemak
tinggi (seperti permen, biscuit, atau kue) bukanlah makanan yang dapat
dikonsumsi setiap hari. Dukunglah aktivitas fisik anak. Ikutlah berpartisipasi dalam club atau kursus olahraga, salah satunya di lembaga gurupelatih.com. (Foto: vivahealth.org.uk)