Depoedu.com – Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap individu, baik anak-anak, dewasa maupun orang tua. Ada istilah mengatakan “tidak ada kata terlambat untuk belajar”. Betapa penting dan perlunya pendidikan itu bagi anak-anak. Dan jelaslah pula mengapa anak-anak itu harus mendapat pendidikan. “Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.
Peran orang tua dalam dunia pendidikan anak tidak sebatas menyediakan pendidikan yang layak bagi anak, akan tetapi juga ikut mendidik anak. Memberikan pengetahuan dan memberikan pemahaman mengenai beberapa nilai yang sangat jarang menjadi fokus pendidikan disekolah adalah kewajiban orang tua terhadap anaknya. Dalam dunia pendidikan berlaku pepetah “uang bukanlah segalanya”, meskipun segalanya membutuhkan uang.
Keuntungan yang didapatkan orang tua dalam mendidika anak adalah kesempatan pertama memberikan gambaran mengenai nilai dan norma kepada anak. Kesempatan dapat digambarkan mewarnai kertas putih jauh lebih mudah dibandingkan dengan mencari bagian putih pada kertas yang telah berwarna. Orang tua merupakan orang pertama yang mendapat kesempatan membentuk karakter anak. Sehiangga peran orang tua sangat penting bagi perkembangan pendidikan anak. Oleh karenya anak tidak harus kehilangan kesempatan berkembang hanya karena kesibukan orang tua.
Keutuhan orang tua juga merupakan salah satunya untuk mendukung pendidikan seorang anak, karena itu akan membuat seorang anak merasa mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi seorang anak yang tidak memiliki orang tua yang utuh masih bisa mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, itu semua tergantung dari masing-masing individunya.
Dalam kegiatan belajar, sukses atau gagalnya seorang anak mencapai prestasi, tidak hanya di tentukan oleh kecerdasan semata-mata, tetapi yang tidak kalah pentingnya juga motivasi. Peranannya sangat khas dalam hal membangkitakan gairah, rasa senang dan semangat untuk belajar. Menurut W.S. Winkel, ada empat fungsi dari motivasi, yakni membangkitkan (arousal), harapan (expactacy), insentif (intentive), dan disiplin (disciplinary function).
Ketika seorang anak telah kehilangan motivasi, maka apa yang menjadi tugas utamanya itu bisa secara sengaja di abaikan. Ia tidak merasa bertanggung jawab jika prestasinya di sekolah merosot. Ia juga tidak memiliki ambisi untuk selalu berebut prestasi. Ibaratnya kendaraan. Motivasi adalah mesin yang menggerakkannya. Tanpa mesin ini hidup, tak mungkin kendaraan ini bisa berjalan. Begitu pula halnya dengan seorang anak.
Untuk menghadapi persoalan tersebut tentunya orang tua harus tahu secara persis apa yang menjadi kendala, sehingga ia kehilangan motivasi belajar. Hal yang paling sederhana tentulah kita dapat menanyakan masalahnya secara terbuka. Jika ia mau menjawab secara jujur, maka masalahnya akan cepat selesai. Tetapi seringkali seorang anak menyembunyikan permasalahannya itu pada orang tua, maka diperlukan persuasi dan langkah-langkah taktis, agar kita mampu mengembalikan motivasi dan meningkatkan belajar ana-anak.
Betapa pentingnya motivasi yang diberikan orang tua kepada anak agar menjadi cerdas, dapat dilihat dalam banyak kasus. Thomas Alfa Edison adalah salah satu contoh. Dimana ia di anggap oleh para gurunya di sekolah sebagai anak yang bodoh dan tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah. Ia pun dikeluarkan dari sekolah. Peristiwa ini sesungguhnya merupakan “lonceng kematian” bagi masa depan Alfa Edison. Tetapi ibunya mampu membangkitkan Edison kecil, dengan motivasi dan keyakinan yang luar biasa. Dengan kasih saying, bimbingan dan pelajaran-pelajaran yang diberikannya, Edison benar-benar menjadi anak yang genis, jauh melampaui anak-anak yang sebaya dengannya. Dan konteks inilah motivasi orang tua sangat penting dalam membingkai pendidikan anak. (Foto: kitabijak.com)