Surat dari Adonara – April 2019

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Bagaimana persiapan UAS-mu? Semoga ayah tak mengganggu persiapan UAS-mu dengan surat ayah ini. UAS hanya salah satu proses yang harus dilalui. Sama seperti tahapan-tahapan lain yang juga harus dilalui. Semua tahapan itu sama pentingnya. Semua tahapan itu berpengaruh sesuai porsinya. Berpengaruh pada hasil studimu kelak.

Terima kasih untuk telponmu kemarin. Nenekmu sangat senang mendengar ceritamu. Beliau memaksa ayah menulis surat ini untuk menjawab pertanyaanmu kemarin. Aku melihat semangatnya dari cara beliau meminta ayah menulis surat ini. Terutama atas pertanyaan-pertanyaanmu.

Apakah “Kenirek” dan “Bailake”cukup membuktikan penghormatan Ata Adonara terhadap martabat perempuan? Apakah sapaan “kakak” dari ibumu kepada nenekmu atau ritual “gae wata”-itu cukup menegaskan penghormatan itu. Bagaimana dengan belis?

Tanggung jawab moril ayah untuk meneruskan ini ke kamu. Bukan semata-mata karena desakan nenekmu, jauh lebih penting dari itu. Tanggung jawab untuk meneruskan penuturan ini, seperti para pendahulu kita menuturkannya ke anak-anak mereka, sama seperti kakekmu menuturkannya kepada ayah.

Anakku….
Orang lamaholot lain di Alor memakai moko sebagai belis. Kita orang Adonara memakai gading gajah, masyarakat di Barat Flores memakai ternak. Apakah yang menggunakan gading lebih baik, lebih mulia dari mereka yang menggunakan moko atau hewan ternak sebagai belis? Gading gajah ditangan pengrajin mungkin hanya akan berakhir sebagai pipa rokok atau asesoris lain. Barangkali kita juga memandang ‘aneh’ pada moko yang digunakan sebagai belis. Tapi bukan semata-mata benda apa yang digunakan sebagai belis.

Anakku….
Beberapa penutur lain mengatakan bahwa gading yang saat ini berada di Adonara, Lamaholot dan atau Flores umumnya, berasal dari Afrika yang oleh pedagang Eropa digunakan untuk membeli rempah-rempah. Namun kita juga tidak boleh menutup mata pada kenyataan seperti yang ditulis Pos Kupang dot com pada 9 Januari 2012, “Situs Matamenge tahun 2011 dibuka sebanyak 19 trench dan penggalian dibantu oleh 130 tenaga lokal dari Desa Mengeruda dan Desa Piga, Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada. Dari hasil penggalian ditemukan hampir 3000 spesimen fosil dan yang terbanyak adalah fosil gajah purba (Stegodon florensis)”. Bukti ini tak terbantahkan, bahwa sejak zaman dahulu kala gajah sudah menjadi bagian dari kehidupan kita.

Anakku….
Demikian juga ayah percaya seperti yang dituturkan kakekmu, penuturan turun temurun dari generasi ke generasi bahwa sejak “buta mete – wala mara, tanah tibu – ekan gere” (ungkapan untuk penciptaan dunia) gading sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita orang Adonara.

Anakku…..
Gading gajah hanyalah benda. Saat gading gajah atau benda lain digunakan sebagai belis maka ia menjadi bahasa simbol. Dan untuk benar-benar memahaminya bahasa simbol ini harus diletakan pada sebuah bingkai yang didalamnya minimal harus ada ‘siapa yang memberi simbol’, ‘benda atau alat simbol’ dan ‘apa yang disimbolkannya’.

Anakku….
Orang Adonara sangat paham bahwa perempuan adalah sumber kehidupannya. Perempuan adalah “ina tanah ekan” – ‘ibu bumi’ yang menumbuhkan sumber-sumber kesejahteraan. Apakah hanya sebuah kebetulan belaka jika dalam tradisi Hindu ‘Kitab Mahanirwana – Tantra’ menyebut Dewa Ganesha – yang dilambangkan dengan gajah – sebagai penguasa lahan pertanian dan hasil panen?

Padre Yoseph Muda, SVD dalam “ata lamaholot” menulis “ Pada titik ini, bala (gading) dihubungkan juga dengan bumi sebagai ‘ibu’dari kehidupan manusia, karena merupakan lahan dari mana diambil hasil panen untuk kelanjutan hidup manusia”. Lebih lanjut “Seperti tenaga kehidupan yang berada dalam pribadi seorang ibu, demikian juga tenaga kosmik itu terkandung juga di dalam perut bumi”.

Sudah ayah tulis dalam surat bulan lalu bahwa ritual-ritual seperti ”gae wata” dan terutama “ohon hebo – opu bailake” selalu menyertakan hasil panen – muko tapo – dalam ritual-ritual itu. Ritual-ritual ini adalah wujud dari system nilai Ata Adonara dimana perempuan selalu mendapat tempat terhormat.

Anakku….
Orang adonara memandang gading sebagai bagian dari kehidupannya. Ia mewakili sumber kehidupan, kesejahteraan yang berasal dari tanah dan hasil panen. Tanah dan hasil panen yang membawa kesejahteraan bagi generasi ke generasi. Sama seperti setiap perempuan yang dari rahimnya lahir setiap generasi. Laki-laki maupun perempuan. Gading gajah sebagai belis menegaskan apa yang disimbolkannya. Perempuan manapun yang adalah ibu kehidupan, memiliki harkat dan martabat yang sangat terhormat. Dan menjunjung tinggi martabat perempuan adalah tanpa syarat. (Foto: ekspektsia.com)

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments