Belajar Berbasis Masalah

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Suatu negara mempunyai cita-cita dan tujuannya untuk membawa bangsanya hidup berbangsa dan berkarya membangun negrinya. Nah, Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dibentuk untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas bangsa Indonesia dengan sistem dimana siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Aspek-aspek yang ingin dicapai dalam kurikulum 2013 adalah aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Kurikulum ini bagi para tenaga pendidik membuat ribet karena adanya administrasi yang tak kalah ribet dengan kakaknya yang eksis sebelumnya, yaitu Kurikulum 2006. Seperti pada umumnya yang baru-baru, biasanya penyesuaiannya lama untuk menjadi biasa. Nah, yang ini pun begitu. Para pendekar di dunia pendidikan formal pun (para guru) dibuat kalang kabut.
Pada dasarnya Kurikulum 2013 tak jauh berbeda dari kurikulum sebelumnya dalam penyampaiannya. Hanya lebih mengutamakan peserta didik sebagai subjek yang mempunyai peranan dalam pembelajaran. Bukan objek yang terus dijejali dengan materi pelajaran.

Pembelajaran adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan model pembelajaran dan metode penyampaian yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan model dan metode mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya suatu model dan metode baru terbukti dari hasil belajar siswa.

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin Winataputra, 1994,34). Jadi model pembelajarn bersifat preskriptif (menentukan/memberi petunjuk) yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoritik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran (pola urutan) yang sederhana, mudah dilakukan, dapat mencapai, dan hasil belajar yang ingin dicapai.

Setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran dan diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

Nah, salah satu model pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah Belajar Berbasis Masalah. Lantas para guru berkomentar, “ Halah, masalah saja dicari-cari, wong hidup sudah penuh masalah!”. Justru karena itulah, maka anak-anak kita diajari untuk trampil belajar dari masalah yang mereka hadapi sendiri. Masalah bukan untuk dilupakan atau dihindari, tetapi untuk dicari solusinya. Monggo, para Ibu dan Bapak Guru yang terhormat, selamat menerapkan cara pembelajaran ini. Pasti seru!

1. Langkah-langkah Operasional dalam Proses Pembelajaran

a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)

Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat

b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

c. Tahap investigasi (investigation)

Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

e. Penilaian (Assessment) 

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

2. Langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis masalah

Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pembelajaran masalah(problem solving) dapat disarikan sebagai berikut:

a. Adanya masalah yang dipandang penting;
b. Merumuskan masalah;
c. Analisa hipotesa;
d. Mengumpulkan data;
e. Analisa data;
f. Mengambil kesimpulan
g. Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan
h. Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23).

Berikut di bawah ini adalah tahapan Belajar Masalah yang diadaptasi dari pendapat Arends (2012) dan Fogarty (1997).

Nah, begitu langkah teorinya. Sekarang kita sebagai guru tinggal mempraktikkannya. Pengalaman saya dalam penerapan ini memang memerlukan waktu yang cukup banyak. Mungkin ada beberapa guru berpendapata repot! Saya katakan, jangan menjadi guru kalau tidak mau repot! Namun, hasil yang didapatkan dalam bentuk ketrampilan mencari solusi, berbicara, mendengarkan, dan mengemukakan gagasan makin berkembang.Selain itu, para siswa juga mendapatkan pendidikan karakter untuk bisa menghargai pendapat orang lain. Selain itu juga rasa percaya diri anak makin tumbuh dengan dipercaya untuk mengemukakan pendapatnya. Dan pastinya dalm setiap proses pembelajaran value lain akan muncul sejalan dengan proses pembelajaran yang bergulir. Selamat mempraktikkan! (Disarikan dari berbagai sumber by Enung Martina /Foto: teachingchannel.org)

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments