Depoedu.com – Tidak sedikit orangtua berharap anaknya sukses menjadi pebisnis atau pengusaha. Alasannya, pekerjaan ini dianggap memiliki kemandirian secara finansial karena tidak tergantung pada gaji dari perusahaan dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Tantangannya adalah membentuk jiwa bisnis pada anak membutuhkan proses panjang. Namun bukan berarti jiwa bisnis tidak dapat diasah sejak dini. Faktanya, bisnis adalah hal terkait keterampilan dan bukan hanya faktor genetika atau keturunan. Sesungguhnya, menanamkan jiwa bisnis anak dapat dilakukan sejak usia dini.
Orangtua dapat mengenalkan bisnis pada anak-anak melalui 5 hal ini :
1. Permainan jual beli
Orangtua dapat meluangkan waktu untuk mengajak anak bermain jual-jualan. Orangtua atau anak bisa berganti peran sebagai pedagang dan pembeli. Melalui cara ini, anak diajarkan mengenal konsep nilai uang, transaksi, dan menaksir nilai barang. Beberapa sekolah sudah memulai metode ini dengan kegiatan yang lebih sistematis di mana anak diajarkan untuk melakukan transaksi sederhana, mulai dari menyiapkan bahan dagangan bersama orangtua hingga memasarkannya kepada teman-teman atau tamu sekolah.
2. Jadilah model problem solving untuk anak
Menjadi seorang pebisnis , berarti memiliki kemampuan untuk menjadi problem solver bagi setiap masalah yang dihadapi. Dan kemampuan ini tidaklah muncul begitu saja saat seorang dewasa. Kemampuan ini adalah hasil dari pembelajaran dan pembiasaan sepanjang hidupnya.
Pedulilah pada mereka saat mereka sedang menghadapi masalah. Ajak mereka mencari solusi, apa yang sebaiknya harus dilakukan. Tuliskan pada secarik kertas apa baik-buruk dari setiap solusi yang dipilih, dan kemudian tetapkan mana solusi yang terbaik di antara kemungkinan solusi tersebut. Cara ini akan membantu anak untuk selalu fokus pada solusi positif dibandingkan pada masalah yang terjadi. Kebiasaan seperti ini juga akan membentuk anak untuk selalu menciptakan ide-ide kreatif dalam keseharian mereka.
3. Biasakan anak untuk belajar dari kesalahannya
Ketika anak gagal mencapai apa yang menjadi target atau keinginannya (atau malah harapan orang tua), peluk mereka, hargai apa yang telah mereka usahakan. Bangkitkan semangatnya untuk kembali mencoba. Tanpa menghakimi, ajak ia menganalisa kesalahan yang ia lakukan kemarin.Saat anak menemukan masalahnya dan bersedia mencoba kembali, hargailah hal tersebut; jika perlu berilah sedikit hadiah. Ini akan membantu anak untuk mengetahui bahwa ia telah melakukan hal yang benar; dan bahwa Anda, sebagai orang tua, lebih menghargai usahanya untuk kembali mencoba, dibanding mempermasalahkan kegagalan yang telah ia lakukan.
4. Biarkan anak untuk mengambil keputusan
Meski keputusan yang si Kecil pilih jauh dari harapan Anda, ijinkan ia mencobanya, selama ia telah mengetahui benar sisi positif dan negatif dari pilihannya tersebut. Kebebasan dalam membuat keputusan, akan mendorong kreativitas si kecil. Tidak hanya pada saat mencari solusi sebuah masalah, belajar mengambil keputusan juga dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti membiarkan ia meilih sayuran yang hendak ia makan, pakaian yang hendak ia pakai, mainan yang ia ingin mainkan dan masih banyak lagi.
5. Percaya pada diri sendiri.
Kelilingi diri anak dengan orang-orang yang percaya dan mendukung anak juga, itu akan membantu memupuk rasa percaya diri pada anak. Potensi diri anak akan meningkat drastis jika kita mampu memberikan diri pada anak kesempatan untuk “berpikir bahwa anak dapat menjadi seseorang atau melakukan sesuatu yang lebih”. Percaya pada kemampuan dan keterampilan anak adalah kunci untuk meraih semua yang kita inginkan. Mintalah dukungan orang-orang yang sayang kepada anak , maka dengan sendirinya keberanian anak untuk menghadapi tantangan hidup akan timbul.
Sangatlah penting untuk mengajari seorang anak menjadi pebisnis dan mengenal hal-hal baru . Itu merupakan sebuah cara untuk meningkatkan kemandirian pada anak secara alami. Jauhkan pikiran kita dari ketakutan akan kegagalan. Katakan kepada anak kita bahwa anak bisa melakukannya. (Oleh: Celly Beto)