Depoedu.com-Dalam era digital dan era media sosial yang semakin maju, banyak anak dan remaja terpapar berbagai konten di media sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Ini terjadi karena tanpa pendampingan yang baik dari orang tua, anak dan remaja bebas mengakses media sosial.
Media sosial pada dasarnya didesain untuk orang dewasa. Oleh karena itu, isi kontennya sepenuhnya untuk konsumsi orang dewasa. Mulai dari video pendek, yang menawarkan informasi ringan, mudah dicerna namun dapat menyebabkan anak kehilangan kemampuan berpikir panjang dan mendalam.
Selain itu, meme atau konten lucu yang mungkin menghibur, namun tidak memberikan manfaat signifikan bagi perkembangan kognitif anak dan remaja. Di media sosial juga ada banyak konten yang tidak produktif dan tidak bermanfaat, atau berisi informasi yang dangkal.
Informasi dangkal dan kurang penting yang dikonsumsi anak dan remaja, termasuk notifikasi yang kerap mengalihkan perhatian, ternyata menurut para ahli dapat menurunkan kemampuan kognitif dan konsentrasi anak dan remaja.
Salah satu fenomena yang semakin banyak dibicarakan adalah “brain rot” atau “kerusakan otak” akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Brain rot merujuk pada penurunan kemampuan kognitif dan kesehatan mental akibat paparan berlebihan terhadap konten-konten yang tidak bermutu di media sosial.
Baca juga : Pendidikan Holistik dan Pelajaran Olahraga dalam Kurikulum Indonesia dan China
Dampak buruk brain rot pada Anak dan Remaja
Para ahli mengelompokkan dampak buruk brain rot tersebut dalam empat kelompok sebagai berikut:
- Penurunan Kemampuan Konsentrasi:
Paparan terus-menerus dari konten-konten media sosial yang singkat dan dangkal dapat membuat anak dan remaja mengalami penurunan kemampuan konsentrasi. Mereka kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas akademis atau aktivitas lainnya yang memerlukan perhatian lebih lama.
- Penurunan Kemampuan Berpikir Kritis:
Konten-konten yang tidak bermutu dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir kritis anak-anak dan remaja. Mereka mungkin lebih cenderung untuk menerima informasi tanpa mempertanyakannya secara kritis.
Ini menyebabkan anak dan remaja kehilangan sikap kritis yang seharusnya mereka perlukan untuk menyaring aneka informasi yang menggempur mereka setiap hari.
- Meningkatnya Stres dan Kecemasan:
Paparan berlebihan terhadap media sosial dapat meningkatkan stres dan kecemasan pada anak-anak dan remaja. Mereka mungkin merasa tekanan untuk terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain atau merasa tidak cukup baik.
- Penurunan Kualitas Tidur:
Penggunaan media sosial sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur anak-anak dan remaja. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Baca juga : Tantangan Dunia Kerja di Era Gig Economy
Cara Mengatasi Dampak Buruk Brain Rot
Paparan di atas menunjukkan pada kita bahwa media sosial dan dampaknya terutama brain rot telah menjadi salah satu tantangan serius bagi orang tua dan guru. Orang tua dan guru harus membantu anak dan remaja untuk terhindar dari brain rot.
Berikut ini, empat hal yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru untuk membantu anak dan remaja agar mereka terhindar dari dampak buruk media sosial seperti brain rot :
- Batasi Penggunaan Media Sosial:
Orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak dan remaja dengan membatasi waktu penggunaan media sosial mereka. Pastikan mereka memiliki waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas lainnya yang lebih bermanfaat.
- Promosikan Konten yang Bermutu:
Ajak anak-anak dan remaja untuk mengkonsumsi konten-konten yang bermutu, seperti buku, film edukatif, atau dokumenter. Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan pengetahuan mereka.
- Dorong Aktivitas Fisik:
Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan pada anak-anak dan remaja. Dorong mereka untuk melakukan olahraga atau aktivitas lainnya yang mereka sukai.
- Ajarkan Manajemen Waktu yang Baik:
Ajarkan anak-anak dan remaja untuk mengatur waktu mereka dengan baik. Pastikan mereka memiliki waktu yang cukup untuk belajar, beristirahat, dan melakukan aktivitas lainnya yang bermanfaat.
Dengan memahami dampak buruk brain rot dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, kita dapat membantu anak-anak dan remaja mengembangkan kemampuan kognitif dan kesehatan mental yang lebih baik.
Orang tua, pendidik, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak dan remaja yang sehat dan positif.