“Cara menarik untuk menganalisis kemampuan numerasi dengan cara bermain”
Depoedu.com-Loose parts adalah berbagai benda atau material yang dapat dipindahkan, diatur ulang, disusun, dan digunakan dengan berbagai cara oleh anak-anak dalam bermain. Konsep ini memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi, berkreasi, dan berimajinasi tanpa batasan yang ditentukan sebelumnya.
Benda-benda ini tidak memiliki satu fungsi spesifik, sehingga mendorong eksplorasi dan kreativitas. Menurut pendapat Martheda dalam jurnal Analisis Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini melalui pembelajaran STEAM berbasis loose parts.
Kreativitas anak dapat dikembangkan sejak dini dengan pembelajaran berbasis loose parts terbukti bahwa dalam meningkatkan kreativitas dan cara berpikir kritis anak usia dini, permainan loose parts juga dapat meningkatkan kerjasama, komunikasi dan imajinasi anak.
Penggunaan media loose parts menjadikan anak lebih terbuka karena anak bermain sesuai ide mereka dan tidak bergantung pada arahan pendidik. Contoh benda loose parts di antaranya: 1) Benda Alam: batu, daun, kerikil, ranting, kerang; 2) Barang Rumah Tangga: Tutup botol, kardus bekas, potongan kain, tutup plastik; 3) Material Buatan: Balok kayu, manik-manik, pipa plastik, mainan konstruksi.
Karakteristik loose parts adalah 1) Tidak terstruktur: tidak memiliki fungsi tetap atau cara penggunaan yang baku, 2) Multifungsi: Bisa digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda, serta 3) Mudah dipindahkan: Anak-anak dapat dengan mudah membawa, menyusun, dan mengubah posisi benda-benda ini.
Loose parts dan numerasi memiliki hubungan yang erat dalam pendidikan anak usia dini, terutama dalam mengembangkan pemahaman anak terhadap konsep-konsep matematika dasar.
Dengan bermain menggunakan loose parts, anak-anak dapat mengeksplorasi dan memahami berbagai konsep numerasi secara alami dan menyenangkan. Numerasi merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar guna memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari lalu menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk serta menginterpretasi hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan (Kemendikbud, 2017).
Berikut adalah beberapa cara bagaimana loose parts dapat mendukung pengembangan numerasi melalui cara bermain dan belajar:
- Menghitung
Anak-anak dapat menggunakan loose parts seperti batu, kerikil, atau manik-manik untuk menghitung. Cara belajar dan bermain, bisa diminta untuk mengumpulkan 10 batu atau menyusun 5 manik-manik dalam sebuah barisan.
- Mengenal Angka
Loose parts dapat digunakan untuk membantu anak mengenali angka. Anak-anak dapat mencocokkan jumlah benda dengan angka yang sesuai atau membuat angka menggunakan benda-benda tersebut.
- Menyusun dan Mengelompokkan
Anak-anak dapat belajar menyusun dan mengelompokkan loose parts berdasarkan jumlah, ukuran, warna, atau bentuk. Ini membantu mereka memahami konsep pengelompokan dan pengurutan. Cara belajar dan bermain mereka dapat mengelompokkan masing-masing bentuk loose parts.
- Penjumlahan dan Pengurangan
Dengan menggunakan loose parts, anak-anak dapat belajar penjumlahan dan pengurangan secara konkret. Cara belajar dan bermain, bisa dengan menambahkan atau mengurangi jumlah batu dalam satu kelompok dan menghitung hasilnya.
- Pola dan Urutan
Loose parts dapat digunakan untuk membuat pola dan urutan. Anak-anak dapat menyusun benda-benda tersebut dalam pola tertentu, seperti merah, biru, merah, biru, dan sebagainya. Ini membantu mereka mengenali dan memahami pola.
- Konsep Besar dan Kecil
Dengan membandingkan ukuran dan jumlah loose parts, anak-anak dapat belajar tentang konsep besar dan kecil, lebih banyak dan lebih sedikit.
- Geometri
Loose parts juga dapat membantu anak-anak memahami bentuk dan ruang. Mereka dapat menggunakan benda-benda tersebut untuk membuat berbagai bentuk geometri dengan cara bermain menyusun loose part tahap demi tahap.
Baca juga : Peran Musik dalam Keterampilan Sosial Emosional dan Pembentuk Karakter Peserta Didik
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda, saat menggunakan loose parts dalam aktivitas numerasi dapat disesuaikan untuk mendukung berbagai gaya belajar ini. Berikut adalah beberapa aktivitas numerasi menggunakan loose parts berdasarkan gaya belajar utama: visual, auditori, kinestetik, dan taktil.
Menurut De Porter dan Hemacki (2007:116-120), gaya belajar dapat digolongkan menjadi tiga macam gaya yaitu gaya belajar visual yaitu melalui penglihatan, auditorial melalui pendengaran, dan kinestetik melalui gerakan.
Dari ketiga gaya tersebut biasanya peserta didik cenderung pada salah satu gaya, namun juga ada yang cenderung ke semua gaya belajar. Berdasarkan gaya belajar setiap peserta didik berbeda-beda, maka guru sebaiknya mengetahui gaya belajar para peserta didik, sehingga dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang cocok dan disenangi peserta didik.
Berdasarkan pernyataan di atas terkait gaya belajar yang dimiliki setiap anak selalu berbeda, sehingga guru harus memiliki keterampilan dalam mengenali karakter dan gaya belajar setiap anak.
Aktivitas numerasi menggunakan loose parts berdasarkan gaya belajar utama: visual, auditori, kinestetik, dan taktil.
- Gaya Belajar Visual
Anak-anak dengan gaya belajar visual lebih mudah belajar melalui melihat dan pengamatan.
Aktivitas: Membuat Pola Angka
- Bahan: Batu kecil, manik-manik, atau potongan kayu.
- Langkah:
– Buat angka besar di atas permukaan datar (seperti lantai atau meja) dengan menggunakan tali atau pita.
– Minta anak-anak untuk mengisi angka tersebut dengan loose parts, sehingga mereka dapat melihat dan mengenali bentuk angka.
– Ajarkan anak untuk membuat pola menggunakan angka yang telah mereka buat, misalnya, mengatur batu-batu tersebut menjadi urutan angka 1-10.
- Gaya Belajar Auditori
Anak-anak dengan gaya belajar auditori lebih mudah belajar melalui mendengar dan berbicara.
Aktivitas: Hitung dan Ucapkan
- Bahan: Manik-manik atau biji-bijian.
- Langkah:
– Sediakan wadah kosong dan sejumlah manik-manik.
– Minta anak untuk memasukkan manik-manik satu per satu ke dalam wadah sambil menghitung dengan suara keras.
– Setelah selesai, minta mereka mengulangi jumlah manik-manik dalam wadah dengan mengeluarkannya satu per satu sambil menghitung dengan suara keras.
- Gaya Belajar Kinestetik
Anak-anak dengan gaya belajar kinestetik lebih mudah belajar melalui gerakan dan aktivitas fisik.
Aktivitas: Lompat Angka
- Bahan: Loose parts besar seperti balok kayu atau bantal kecil.
- Langkah:
– Letakkan loose parts di lantai dengan urutan angka tertentu (misalnya, 1-10).
– Minta anak-anak melompat dari satu angka ke angka lainnya sambil mengucapkan angka tersebut dengan suara keras.
– Variasikan dengan meminta anak untuk melompat dengan urutan tertentu, misalnya, melompat hanya pada angka ganjil atau genap.
Aktivitas: Mengelompokkan dengan Gerakan
- Bahan: Loose parts berukuran sedang seperti bola karet atau mainan plastik.
- Langkah:
– Letakkan loose parts di satu sisi ruangan.
– Buat beberapa wadah di sisi lain dengan label angka tertentu.
– Minta anak-anak untuk mengambil satu loose parts, berjalan atau berlari ke wadah yang sesuai dengan jumlah yang diminta, dan meletakkannya di sana.
Baca juga : Kemeriahan Carolus Day 2024, Kolaborasi Seni dan Kreativitas Siswa
- Gaya Belajar Taktil
Anak-anak dengan gaya belajar taktil lebih mudah belajar melalui sentuhan dan manipulasi objek.
Aktivitas: Meraba dan Menghitung
- Bahan: Kotak tertutup dengan lubang kecil, berbagai loose parts (kancing, kerikil, atau biji-bijian).
- Langkah:
– Masukkan berbagai loose parts ke dalam kotak.
– Minta anak-anak memasukkan tangan mereka ke dalam kotak melalui lubang dan meraba benda-benda di dalamnya.
– Ajak mereka menghitung berapa banyak benda yang mereka rasakan tanpa melihatnya.
Aktivitas: Membentuk Angka dengan Clay
- Bahan: Clay atau plastisin, berbagai loose parts (kerikil, manik-manik).
- Langkah:
– Ajak anak-anak membuat angka dari clay atau plastisin.
– Setelah itu, minta mereka menempelkan loose parts pada clay tersebut untuk menghias angka yang telah mereka buat.
Melalui bermain sambil belajar menggunakan loose parts guru lebih mudah mengetahui gaya belajar peserta didik dikarenakan saat peserta didik bermain dan belajar menggunakan loose parts merupakan salah satu upaya dalam menyampaikan materi kepada anak dengan cara bermain atau dengan cara menyenangkan, sehingga tanpa disadari anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari proses belajar yang menyenangkan.
Implementasi Penggunaan Loose part pada pembelajaran numerasi di TK Sint Carolus Bengkulu
Ragam loose parts yang ada di TK Sint Carolus cukup beraneka, terdiri dari benda yang dapat dipindahkan, disusun, atau dimanipulasi secara bebas oleh anak-anak, seperti batu kecil, kancing, koin, buah cemara atau bahan-bahan alam lainnya. Beberapa cara penerapannya di TK Sint Carolus Bengkulu dengan kegiatan sebagai berikut:
- Pengelompokkan dan penghitungan: Anak-anak dapat menggunakan loose parts seperti kancing baju untuk belajar mengelompokkan berdasarkan warna, bentuk, atau ukuran.
- Pengantar konsep penjumlahan dan pengurangan: Menggunakan Loose parts, anak-anak dapat berlatih penjumlahan dan pengurangan sederhana. Dengan kegiatan menambahkan atau mengurangi jumlah benda dalam kelompok kecil membantu mereka memahami konsep dasar matematika.
- Pembelajaran Pola: Loose parts digunakan untuk membuat pola berulang. Misalnya, anak-anak bisa membuat urutan pola dengan benda-benda berbeda warna atau bentuk, yang melatih keterampilan berpola dan prediksi.
- Mengenal Bentuk Geometri: Anak-anak menggunakan loose parts untuk membentuk bentuk-bentuk dasar seperti segitiga, lingkaran, dan persegi, membantu mereka mengenal geometri sejak dini.
- Problem Solving dan Kreativitas: Loose parts memungkinkan anak-anak untuk bereksperimen dan menemukan solusi kreatif saat membentuk, menyusun, atau mengatur benda-benda tersebut, yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
- Mengembangkan literasi: Loose parts digunakan anak-anak untuk membentuk huruf dan merangkai kata dengan kreativitasnya masing-masing.
Penulis adalah Guru TK Sint Carolus Tarakanita Bengkulu
REFERENSI
De Porter dan Hernacki. 2001. “Model Quantum Learning”. Jurnal Pendidikan Psikologi Universitas Gajah Mada, Vol.5 No.2 Agustus 2001.
Kemendikbud. (2017). Materi Pendukung Literasi Numerasi. In Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Marang, M. and Khotimah, N. “Analisis peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Pembelajaran STEAM Berbasis Loose Parts”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.4, No. 1,Juli 2023.
file:///C:/Users/CR/Downloads/3024-Article%20Text-11116-1-10-20231031.pdf