Paus Fransiskus Mengajarkan: Sukacita Yang Paling Mulia Adalah Kesederhanaan

Tokoh
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia, menyentak detak kagum pada seluruh mata insan dunia secara khusus Indonesia, lantaran sebagai seorang pemimpin agama dan negara Beliau tidak hanya mengajarkan kesederhanaan dalam kata-kata, namun Beliau menjadi pelaku kesederhanaan dalam tindakan.

Sebagai seorang pemimpin agama dan negara Beliau bisa memanjakan dirinya dengan menggunakan pesawat jet dan dijemput dengan mobil yang mewah. Namun itu bukan tipe seorang Fransiskus. Kesederhanaan  Beliau tetap tak luntur di tengah gemerlap dunia.

Beliau datang dengan pesawat komersial dan dijemput dengan mobil Innova putih. Bukan sebuah pencitraan. Sebuah ketulusan kesederhanaan yang hendak Beliau wartakan bahwa;

“Sukacita yang paling mulia adalah kesederhanaan dan karena kesederhanaan orang lain boleh mengalami kebahagiaan sejati.”

Baca juga : Kompetisi Matematika Itu Buruk

Kesederhanaan Paus Fransiskus terungkap jelas dalam pesan bijaknya bahwa hidup kita bukan untuk diri kita sendiri melainkan juga untuk orang lain;

Sungai tidak minum airnya sendiri; Pohon tidak memakan buahnya sendiri;

Matahari tidak bersinar untuk dirinya sendiri; Bunga pun tidak menyebarkan keharumannya untuk dirinya sendiri.” “Hidup untuk orang lain adalah aturan alam.”

Kita semua dilahirkan untuk saling membantu. “Tidak peduli betapa sulitnya itu. Hidup itu baik ketika Anda bahagia. Tetapi jauh lebih baik, ketika orang lain bahagia karena Anda.”

Baca juga : Strategi Pendampingan Orang Tua Pada Generasi Z dalam Pemilihan Karier Lanjutan

“Mari kita semua ingat, bahwa setiap perubahan warna daun itu indah, dan setiap situasi kehidupan yang berubah, bermakna. Keduanya (perubahan dan situasi), membutuhkan penglihatan yang sangat jelas.”

“Jadi jangan mengomel/mengeluh. Marilah kita mengingat, bahwa nyeri adalah tanda, bahwa kita hidup; masalah adalah tanda, bahwa kita kuat; dan doa adalah tanda, kita tidak sendirian.”

“Jika kita dapat mengakui kebenaran ini, dan mengkondisikan hati dan pikiran kita, hidup kita akan lebih bermakna, berbeda, berharga, menjadi berkat, dan bersukacita dalam kesederhanaan.”

Foto: Antara News

Tulisan ini pernah tayang di eposdigi.com; ditayangkan kembali dengan seizin penulis.

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments