Depoedu.com-Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengungkap, dulu pelajar Indonesia merasa takut dan tidak percaya diri untuk mendaftar beasiswa studi ke luar negeri. Mereka, kata Nadiem, tidak berani apply.
Selain itu kata Nadiem Makarim, minim pihak yang mendampingi persiapan lulusan SMA dan S1 melamar beasiswa, ke kampus terbaik di luar negeri, juga belum banyak disediakan fasilitas untuk beasiswa ke universitas kelas dunia di luar negeri.
Oleh karena itu, jumlah mahasiswa Indonesia, di tiga universitas terbaik di dunia, yakni Harvard University, Columbia University dan Cambridge University, lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa negara di Asia. seperti data tahun 2022 yang disampaikan oleh Gita Wirjawan.
Baca juga : VUCA Vs VUCA; Di Tengah Tingginya Gelombang Dan Derasnya Arus Perubahan
Di Harvard University misalnya ada 700 mahasiswa asal Korea yang belajar di sana. Sedangkan mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Harvard tahun 2022 hanya ada 5 orang. Di Columbia University, ada 1.200 mahasiswa asal Tiongkok, sedangkan jumlah mahasiswa asal Indonesia yang sedang belajar di sana hanya ada 11 orang.
Di Cambridge University Inggris, ada 750 orang Tiongkok, 700 orang Amerika, 400 orang Singapore, 400 orang Malaysia, dan hanya 11 orang Indonesia yang sedang belajar di salah satu universitas yang terbaik di dunia ini.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan melakukan berbagai macam perbaikan, di antaranya memperluas cakupan dan mempermudah akses bagi lulusan SMA dan lulusan S1 dan S2 untuk memperoleh beasiswa seperti Beasiswa LPDP misalnya, bagi daerah afirmasi dengan kelas persiapan.
Selain itu, saat ini kata Nadiem, selain melalui beasiswa LPDP, pemerintah juga menyelenggarakan Beasiswa Indonesia Maju. Selain menyediakan dukungan biaya pendidikan dan biaya hidup, Beasiswa Indonesia Maju juga menyediakan kelas persiapan bagi murid SMA misalnya untuk menghadapi tes essay writing.
Baca juga : Dengan Modus Magang Ke Jerman, Ribuan Mahasiswa Jadi Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang
Kata Nadiem, hanya dengan sedikit persiapan, rasio anak Indonesia masuk kampus terbaik di luar negeri meningkat 4 kali lipat. Dengan meningkatnya jumlah Dana Abadi Pendidikan untuk bantuan beasiswa, selain beasiswa untuk jenjang S2 dan S3, kini juga disediakan beasiswa untuk jenjang S1 untuk belajar di kampus top di luar negeri.
Peluang ini diharapkan ditangkap juga oleh pengelola SMA. Murid kelas XII harus diajak untuk melihat peluang ini. Selain itu, kita juga mengharapkan perbaikan pengelolaan pendidikan tinggi di dalam negeri, sehingga lulusan sekolah menengah memiliki peluang lebih besar lagi, untuk menuntut pendidikan di perguruan tinggi.
Dengan begitu kita boleh berharap, mutu tenaga kerja Indonesia meningkat, produktivitas pekerja meningkat. Dan ini menjadi modal Indonesia untuk memasuki Era Indonesia Emas di tahun 2045.
