Workshop Literasi Guru Bahasa Indonesia SMP MPK KAJ

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Sekitar 75 guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dari berbagai Sekolah Menengah Pertama se-MPK KAJ mengikuti Workshop Literasi Guru Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh Tim Kelompok Kerja MPK KAJ yang digelar di aula SMP Santa Maria Fatima, Jatinegara Barat, Sabtu, (3/6/2023).

Workshop yang mengusung tema “Pencapaian Kemampuan Literasi dalam Mendukung Pencapaian Rapor Pendidikan Sekolah” ini menghadirkan Dr. Nancy Susianna, M.Pd. selaku pemateri tunggal. Dr. Nancy saat ini menjabat sebagai Ketua SKIP Surya. Selain berprofesi sebagai dosen, Dr. Nancy dalam kesehariannya juga sebagai peneliti sekaligus pemerhati pendidikan.

Antonius Mardiyono, Ketua Tim Kerja SMP MPK KAJ membuka workshop seraya menyebut bahwa kegiatan workshop ini merupakan program ke-15 yang digelar dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada peserta didik. Bersyukur bahwa di tengah-tengah padatnya agenda, tim kerja masih bisa menggelar acara ini.

Workshop diawali dengan pemaparan umum terhadap 22 respon atas pertanyaan pemantik pra-workshop. Dari 22 sekolah yang menginput data, diperoleh informasi bahwa sebagian besar SMP di MPK KAJ memiliki peserta didik yang mayoritas berada pada level cakap dalam berliterasi baca.

Kondisi ini tentu memicu pendidik untuk semakin giat dalam meningkatkan kemampuaan literasi peserta didiknya hingga mencapai level mahir.

Melalui pertanyaan awal tersebut diketahui beberapa kendala yang masih dihadapi para guru dalam meningkatkan kemampuan literasi baca peserta didik, yakni; peserta didik belum terbiasa berliterasi.

Peserta didik cenderung kurang berminat dalam membaca teks bacaan yang panjang, kurangnya piranti digital pendukung literasi, kesulitan mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi, dan belum bisa menjaga giat berliterasi di sekolah, serta kekurangan SDM dalam berliterasi.

Sementara itu, melalui workshop yang bertujuan untuk merancang literasi membaca sesuai dengan konten, konteks, dan proses kognitif dengan menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan ini, guru mengharapkan beberapa hal yang diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.

Baca juga : Ustaz Adi Hidayat Dapat Gelar Doktor Kehormatan Dari Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hal yang dimaksud meliputi; pengetahuan tentang desain pembelajaran yang mendukung literasi, bagaimana cara yang efektif dalam mendukung giat berliterasi di sekolah sehingga literasi bisa berjalan konsisten.

Hal lainnya adalah pemberian pelatihan guru dalam hal pengajaran dan pengolahan hasil literasi tidak terbatas pada guru bahasa saja tetapi juga kepada guru-guru mata pelajaran lainnya.

Selain itu juga pemahaman terhadap metode yang menarik dalam pembelajaran literasi baca, serta upgrading terhadap kaidah dalam penulisan dan pembelajaran literasi baca.

“Guru adalah ujung tombak pendidikan di Indonesia, jadi ketika menuliskan informasi harus lebih jelas dan terbaca dengan baik,” papar Dr Nancy di awal workshop.

Selanjutnya, Dr. Nancy memaparkan bahwa literasi membaca pada hakikatnya merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu.

Individu tersebut adalah warga Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Intinya, kemampuan literasi itu mencakup empat tingkatan yang terdiri dari memahami, menggunakan, mengevaluasi dan merefleksi.

Menurut Dr. Nancy, agar pembelajaran literasi dapat menarik dan menimbulkan rasa senang pada peserta didik, maka pembelajaran berliterasi khususnya membaca haruslah dirancang dengan baik.

Terdapat 7 hal pokok yang mesti dilibatkan dalam perancangan literasi baca, yaitu; 1) definisi, 2) konten, 3) konteks, 4) proses kognitif, 5) learning progression, 6) strategi pembelajaran, dan 7) hal yang penting dalam pembelajaran literasi.

Dalam belajar berliterasi, peserta didik mesti melalui proses memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan tahap akhir merefleksikan. Oleh sebab itu, pembelajaran literasi baca harus dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi bermakna.

Pembelajaran literasi juga tergambar dalam perencanaan pembelajaran yang memenuhi tuntutan pemahaman kemampuan literasi peserta didik. Dalam hal ini, refleksi menjadi hal yang penting dalam upaya meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi yang melibatkan aspek kognitif dan metakognitif.

Lantas, apa yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berliterasi baca? Mengutip materi Dr. Nancy, disebut bahwa dalam pembelajaran berliterasi baca mesti diperhatikan hal-hal berikut ini:

Pertama, membaca nyaring bukanlah merupakan cara yang efektif. Hasil PISA menunjukkan strategi membacakan nyaring suatu bacaan bagi siswa lainnya tidak efektif untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan bagi siswa usia 15 tahun.

Berkonsentrasi pada isi bacaan, menandai atau merangkum dengan kata-kata sendiri terbukti untuk memahami isi bacaan.

Kedua, merangkum tidak sama dengan menyalin. Ketika guru memberikan tugas untuk merangkum, perlu dipastikan bahwa siswa benar-benar merangkum dengan kata-katanya sendiri, tidak sekedar menyalin bacaan.

Aktivitas merangkum yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan membaca adalah yang mampu menangkap hal-hal yang penting dan menuliskannya kembali dengan kreativitas sendiri.

Ketiga, perkaya jenis bacaan. Siswa perlu dibiasakan dengan jenis dan format bacaan yang beragam. 1 dari 3 siswa Indonesia mengaku hanya sekali atau bahkan tidak pernah diberikan tugas membaca teks yang berisi diagram atau peta serta teks berbasis digital.

Baca juga : Kita Juara 3 Dunia Dalam Urusan Ini Dan Apa Dampaknya Bagi Masa Depan Indonesia?

Salah satu soal PISA 2018 yang sangat sulit bagi siswa Indonesia berasal dari bacaan yang berisi peta perairan dunia. Hanya 1 dari 30 siswa Indonesia yang mampu menjawab benar soal tersebut.

Lantas, bagaimana strategi pembelajaran yang menyenangkan? Sejalan dengan implementasi Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada pembelajaran yang menyenangkan?

Tentu tidak dapat dilepaskan dari bagaimana guru dapat menyampaikan materi ajar sambil menciptakan suasana menyenangkan pada diri peserta didik.

Mengajar dengan cara menyenangkan membuat pembelajaran di kelas lebih bermakna sehingga peserta didik menjadi selalu ingat terhadap apa yang dipelajarinya.

Pembelajaran literasi hendaknya mampu mencerminkan critical thinking, communication, collaboration, dan creativity yang dapat diimplementasikan melalui pembelajaran yang mengarah pada aktivitas peserta didik dalam bentuk.

Di antaranya pemberian pertanyaan pemantik, menceritakan kembali, membandingkan bacaan dengan bacaan lain, mengaitkan materi dengan keadaan sekitar, keberanian berpendapat, dan membuat daftar tokoh.

Menutup sesi workshop kali ini Dr. Nancy memberikan peneguhan kepada peserta workshop; “Seberapapun banyaknya ilmu yang kita miliki semua tidaklah akan dapat memberikan manfaat yang sesuai harapan apabila tidak didasari dengan kasih. Mari melayani peserta didik dengan sungguh-sungguh dan penuh kasih,” pungkasnya.

5 2 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga : Workshop Literasi Guru Bahasa Indonesia SMP MPK KAJ […]