Orang Tua Yang Mendidik Anaknya Dengan Baik, Sama Dengan Mendidik Dua Generasi?

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com-Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Peribahasa ini cocok digunakan untuk menggambarkan dampak dari perilaku orang tua di rumah pada perilaku anaknya. Baik buruknya perilaku orang tua, akan membentuk perilaku anak kemudian.

Inilah yang menyebabkan tokoh pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara mengelompokkan orang tua sebagai pendidik yang utama dan pertama, dan lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan sangat penting.

Ini menggambarkan peran yang sangat penting dari orang tua. Sejak dalam kandungan anak sudah dididik dan dibentuk oleh orang tuanya melalui kondisi dan suasana hati ibunya. Setelah anak lahir, anak segera mulai belajar dari orang tuanya.

Proses belajar tersebut dialami oleh anak, mulai dari suasana keluarga yang dibentuk oleh proses interaksi. Anak pun segera dapat belajar dari semua perilaku yang ia saksikan dan yang ia alami dari orang tuanya. Bukan hanya dari kata-kata pengajaran yang memang dengan sengaja diajarkan.

Baca juga : Cara Benar Mengunakan ChatGPT Dalam Proses Belajar Mengajar Di Sekolah

Bahkan efektivitas kata-kata pengajaran yang memang dengan sengaja diajarkan oleh orang tua, kalah efektif membentuk dan mendidik anak, dibandingkan dengan perilaku orang tua yang anak saksikan sehari-hari.

Orang tua dengan perilaku baik seperti mau menghargai, jujur, sopan, sportif, rajin bekerja, disiplin, rajin beribadah, melindungi, bertanggung jawab, memberi perhatian, berusaha mengendalikan diri dalam hidup sehari-hari adalah pengajaran yang sangat efektif membentuk dan mendidik anak.

Jika tindakan baik ini dilakukan sehari-hari oleh orang tua, tanpa kata-kata pengajaran pun, karakter baik anak akan terbentuk dengan sangat efektif.  Ini hanya dapat dilakukan oleh orang tua yang dewasa dan matang. Dan dewasa dan matang bukan berarti harus menjadi orang tua yang sempurna.

Itu berarti, orang tua dapat melakukan kesalahan tetapi kemudian minta maaf dan berusaha memperbaiki. Memiliki kelemahan tetapi berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Bisa marah tapi dapat mengendalikan amarah tersebut.

Baca juga : Pembelajaran Kontekstual-Eksperensial Dalam Bidang Entrepreneurship Kelas 4 SD Tarakanita 3 Patal Senayan

Berjuang menjadi tetap baik meskipun memiliki kelemahan adalah pembelajaran karakter yang penting bagi anak. Karena pada dasarnya untuk pertumbuhan karakter, anak tidak membutuhkan orang tua yang sempurna, melainkan orang tua yang mau terus belajar menjadi orang tua.

Orang tua seperti ini akan menjadi orang tua yang efektif dalam mendidik dan membentuk karakter anak-anaknya, sekaligus mendidik dan membentuk karakter dua generasi. Karena anak ini (generasi pertama), akan menggunakan cara yang sama untuk mendidik anaknya (generasi kedua).

Biasanya cara kita dididik oleh orang tua kita, akan kita gunakan untuk mendidik anak-anak kita. Maka jika ingin memperbaiki satu bangsa, didiklah anak dengan baik mulai dari upaya menyiapkan pasangan menjadi orang tua yang baik.

Dan sebagai bangsa kita masih jauh dari urusan ini. Menyiapkan pasangan muda sebelum mereka memasuki kehidupan keluarga, belum menjadi prioritas negara. Sehingga banyak pasangan muda menjadi orang tua tetapi tidak siap menjalankan tugas mendidik anak.  

Foto: Berbagi Ilmu

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
oldest
newest most voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] Baca juga : Orang Tua Yang Mendidik Anaknya Dengan Baik, Sama Dengan Mendidik Dua Generasi? […]