Ilmuwan di Tiga Negara Ini Sedang Menciptakan Teknologi untuk Menghidupkan Orang Mati

Depoedu.com – Optimisme membuat para ilmuwan yakin bahwa suatu saat ilmu pengetahuan dapat menciptakan teknologi untuk menghidupkan orang mati, meskipun hingga kini teknologi ini memang masih dalam proses penciptaan.

Namun tampaknya para ilmuwan yakin bahwa peristiwa menghidupkan kembali tersebut hanya dapat dilakukan jika jasad dan organ orang yang meninggal masih dalam keadaan utuh.

Oleh karena itu, sambil melakukan riset untuk menghidupkan orang yang meninggal, para ilmuwan juga melakukan riset untuk mengawetkan jasad sehingga ketika teknologi ini sudah siap, tinggal digunakan untuk menghidupkan jasad tersebut.

Hingga kini teknologi untuk pengawetan ini sudah siap digunakan dalam pelayanan komersial. Jika orang yang kita kasihi meninggal dan kita ingin kekasih kita hidup kembali, ketika teknologi ini sudah ditemukan, kita bisa menggunakan jasa pengawetan jasad ini.

Penelitian tentang ini sedang dilakukan di tiga negara, depoedu.com merangkumnya dari berbagai sumber untuk anda.

Rusia

Kriorus, sebuah perusahaan asal Rusia, menawarkan hidup abadi dengan teknologi Cryogenic. Mereka yakin teknologi untuk menghidupkan kembali akan ditemukan.

Mereka juga yakin bahwa peristiwa menghidupkan kembali dapat dilakukan jika jasad dan organ-organ masih dalam keadaan utuh seperti ketika sebelum meninggal.

Oleh karena itu, seperti dilansir pada laman Media Express, Cryogenic menawarkan jasa pembekuan jasad seharga 28.000 poundsterling, atau sekitar Rp 498 juta.

Baca Juga:  Interaksi Di Media Sosial Juga Memerlukan Etika. Ini Lima Etika Bermedia Sosial

Perusahan ini telah berhasil mempelajari pengawetan melalui pembekuan, dengan menggunakan nitrogen cair. Teknik pengawetan ini khusus untuk mengawetkan tubuh manusia agar dapat dihidupkan kembali di masa depan.

Direktur Kriorus, Valerya Udalova sangat yakin akan kemungkinan menemukan teknologi untuk menghidupkan kembali orang yang telah meninggal dunia, meskipun masih dalam proses.

Australia

Seperti di Rusia, sebuah perusahaan bernama Cryonics di Australia menawarkan jasa yang sama dengan cara berpikir yang sama, bahwa jasad akan dapat dihidupkan kembali setelah teknologi ditemukan.

Sebelum teknologi tersebut, perusahaan ini menawarkan jasa pengawetan dalam freezer kriogenik. Di sini jasad direndam dalam nitrogen cair dengan suhu -200 derajat celsius.

Pada suhu ini, menurut Daily Mail, otak manusia tidak akan rusak. Jika jasad dihidupkan, para ilmuwan yakin otak tersebut akan dapat berfungsi kembali.

Baca Juga: Pengembangan Sikap Ilmiah Siswa SD Melalui Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Hingga saat ini perusahaan ini membangun 40 ruangan penyimpanan yang sebagian besar dibangun untuk para pendiri Cryonics.

Rencananya perusahaan ini akan membangun 600 lagi ruang penyimpanan untuk disewakan dengan harga £84.793 di daerah Holbrook, di negara bagian South Wales.

China

Inovasi untuk menghidupkan orang mati juga dikerjakan di China. Tahun lalu, China menyiapkan sejumlah jasad orang yang sudah meninggal untuk eksperimen dihidupkan kembali.

Institut Penelitian The Shandong Yinfeng Life Science Research Institute merupakan satu-satunya pusat penelitian krionic di China.

Seperti dilansir pada laman South China Morning Post, Institut ini telah menyiapkan 10 jasad guna eksperimen tersebut.

Metode yang digunakan sama dengan di Rusia dan Australia. Jasad dibekukan dalam wadah khusus stainless steel yang mengandung nitrogen cair dan super dingin dan disimpan di institut ini hingga tiba saatnya teknologi menghidupkan kembali jasad, ditemukan.

Baca Juga : Gitanjali Rao: Harapan Baru Untuk Dunia Yang Semakin Baik

Itulah kerja ilmuwan dan ilmu pengetahuan. Mereka bekerja menggunakan berbagai metode untuk memecahkan berbagai masalah umat manusia.

Oleh karena itu ada banyak hal yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Tetapi mati hidup itu areanya manusia atau areanya Tuhan? Mungkin perlu ada diskusi lain.

Tapi biarkan para ilmuwan terus bekerja. Kalau ada problem etis, biarkanlah menjadi tugas para Teolog untuk menjawabnya.

Foto: kaskus.co.id