Depoedu.com-Pembelajaran terpadu (Integrated Learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dan berorientasi pada keaktifan peserta didik. Pengetahuan awal peserta didik sangat membantu dalam memahami konsep dan keberhasilan belajar.
Dalam hal ini, kreativitas guru (pendidik) dalam mendesain metode pembelajaran sangat penting, supaya pembelajaran menjadi bermakna dan disenangi peserta didik. Mereka pun dapat menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan dunia mereka sehari-hari.
Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik mengalami pembelajaran bermakna dan mampu memahami konsep tentang materi yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah mereka pahami.
Pada kesempatan ini, peserta didik kelas IV SD Yuwati Bhakti Sukabumi membuat proyek bertema “Metamorfosis Hewan” dengan memadukan 4 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).
Kegiatan dimulai dengan membagi kelas menjadi 8 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 orang. Pada tiap mata pelajaran ada indikator yang harus dicapai oleh peserta didik, yakni, menemukan beberapa nilai terpuji ketika mereka menjaga dan merawat hewan pada mata pelajaran PJOK.
Baca juga :Tawuran Remaja Sebagai Representasi Dari Krisis Identitas Yang Dialami Remaja
Selain itu, menemukan hak dan kewajiban sebagai pemelihara hewan untuk mata pelajaran PPKn, menulis siklus hidup dan menggambar skema hewan untuk mata pelajaran IPA, serta menggambar karya seni 3 dimensi untuk mata pelajaran SBdP.
Karya yang harus mereka buat pada pembelajaran terpadu ini adalah video pendek, mini vlog, slogan, atau poster. Proses pembelajaran dilaksanakan selama 7 minggu (7 x 35’) yang dilaksanakan secara offline dan online karena masih dalam situasi pandemi.
Selama 7 minggu itu, proses pembelajaran dibagi dalam 4 tahap, yaitu literasi (literacy), perencanaan (planning), pelaksanaan (doing), dan presentasi (presenting).
Literasi dilaksanakan pada pertemuan 1 dan 2. Tiap kelompok mengumpulkan materi proyek yang telah disepakati kelompok melalui membaca buku yang berkaitan dan atau searching di internet.
Mereka bebas memilih jenis hewan yang akan dipresentasikan. Pendidik mengamati proses ini, mulai dari pemilihan ketua, wakil, sekretaris, anggota kelompok, dan petugas lain yang diperlukan.
Tahap perencanaan dilaksanakan pada pertemuan ke-3. Mereka merencanakan proyek yang akan mereka kerjakan. Pada tahap ini, mereka memilih dan membuat kesepakatan kelompok mengenai jenis proyek yang akan dikerjakan (video pendek, mini vlog, slogan, poster).
Selanjutnya mereka membuat jadwal kegiatan, membagi tugas, dan menentukan deadline pengumpulan tugas pada ketua kelompok. Tahap pelaksanaan, yaitu pada pertemuan 4 dan 5, mereka mulai mengerjakan proyek. Pada tahap ini, setiap anggota kelompok harus mengambil bagian untuk melengkapi laporan mereka.
Baca juga : Asyiknya Mengukur Benda Dalam Integrated Learning Kelas II Di SD Yuwati Bhakti Sukabumi
Tahap terakhir, yaitu pada pertemuan 6 dan 7, tiap kelompok melakukan presentasi di depan kelas. Pada saat presentasi, mereka sangat antusias, baik dari kelompok penyaji yang menjelaskan hasil proyek mereka maupun kelompok lain yang mendengarkan. Beberapa anak memberi tanggapan berupa pertanyaan dan saran.
Kesimpulan dari hasil proyek ini adalah peserta didik kelas IV SD Yuwati Bhakti Sukabumi menemukan bahwa pembelajaran terpadu ini sangatlah menarik, menambah wawasan, mengajak peserta didik berpikir kritis dan kreatif, memiliki kesempatan bersosialisasi.
Mereka juga bekerja sama dalam tim sehingga peserta didik menjadi kaya akan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman hidup. Walaupun masih ada peserta didik yang belum optimal dalam bekerja kelompok, tapi secara keseluruhan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Ini adalah pengalaman pertama kami yang pasti masih banyak kendala dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Namun yang pasti, kegiatan ini sangat memperkaya pendidik maupun peserta didik.
Tak ada gading yang tak retak. Setiap pembelajaran pasti ada kelemahan dan kekurangan. Namun, hal itu justru memacu kami untuk melakukan yang lebih baik pada kegiatan berikutnya. Semangat Serviam, Yuwati Bhakti makin berjaya.
Penulis adalah Guru Kelas IV SD Yuwati Bhakti Sukabumi