Pagelaran Seni dan Budaya Flores “Semalam di Labuan Bajo”

Event
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Seni dan budaya merupakan hal penting yang harus dimiliki sebuah bangsa agar masyarakatnya bisa maju dan berkembang secara pola pikir guna mengikuti perkembangan zaman. Seni dalam kehidupan masyarakat pada saat sekarang ini sangat jelas tampak dan sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian cikal bakal pagelaran Budaya Flores dilaksanakan. Seni sendiri sangat erat hubungannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat disimpulkan bahwa seni itu adalah bagian dari kehidupan manusia sejak zaman nenek moyang kita dulu. Bahkan seni juga menjadi bagian dari religi atau upacara keagamaan.

Ragam seni setiap daerah tersebut lahir dari ekspresi gagasan atau perasaan manusia yang memiliki nilai-nilai budaya. Nilai itu terekspresi melalui pola kelakuan hingga menghasilkan seni yang estetis dan bermakna serta bermanfaat bagi masyarakat. Namun, pada saat sekarang ini seni sudah mulai memudar dalam keseharian masyarakat, dikarenakan pengaruh kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia hingga mengakibatkan seni yang ada di Indonesia kurang berkembang. Bahkan sebaliknya, seni yang dibawa dari luar menguasai perindustrian Indonesia sehingga masyarakat kurang meminati seni tradisi yang lahir di daerah-daerah di Indonesia.

Realita ini mendorong organisasi Koresta (Komunitas Flores Tangerang) untuk mengelar pagelaran seni budaya. Pagelaran bertajuk “Semalam di Labuan Bajo”  ini menghadirkan sejumlah musisi papan atas seperti Yopie Latul, Debby Djemadu, dan Wens Kopong.  Ada juga kolaborasi Jennifer Rengka Band, Demi Trio, Koresta Band, Dofus Traditional Dance, dan juga melibatkan Hiro Production, Paulus Heri, serta Cucu Ripet (Saxophone). Acara yang dipandu langsung oleh Presenter Kompas TV Yasir Nene Ama ini  berlangsung pada Sabtu, 25 Mei 2019, pukul 17.00 WIB sampai selesai, di Auditorium Sekolah Harapan Bangsa (SHB) Kota Modern, Cikokol, Tangerang, Banten.

Ketua Koresta Ferdinand Rengka menilai seni budaya juga merupakan alat pemersatu bangsa, apalagi di tengah situasi negara seperti ini.  “Hampir semua orang Flores di Tangerang, tapi tetap rukun dan tetap menghormati perbedaan dari setiap daerah” ujar Ferdinand, Sabtu (25/5/2019). Ferdinand berharap, melalui pentas seni ini, rasa persatuan dapat lebih ditingkatkan lagi. Ia menambahkan, pentas seni budaya ini merupakan hasil kerja sama dengan  berbagai pihak.

Menurut koordinator acara, Hironimus Harapan, pentas kesenian ini dilandasi keinginan untuk tetap menjaga budaya Flores dari masuknya paham-paham intoleransi dan radikalisme. ”Budaya sebagai kearifan lokal memiliki nilai kebhinekaan yang tergambar dari tarian dan lagu”.

Menurutnya, konsep ”Semalam di Labuan Bajo” akan membuat masyarakat Flores terus mempromosikan budaya Flores yang bermartabat dan berbudaya dalam Bhinneka Tunggal Ika berlandaskan Pancasila.

Ia menambahkan, sebanyak sembilan kabupaten yang ada di pulau Flores  mempunyai keragaman budaya yang luar biasa. Ragam seni dan budaya mereka pun kaya seiring dengan keberagaman logat dan dialek berbahasa. Dalam kesempatan tersebut, Hironimus Harapan  berharap “Ingin seni budaya Flores ke depan mendapat ruang dan tempat, agar terus berkembang,” ujarnya. 

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments