Sekolah Yang Menyenangkan

EDU Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Seorang teman menceritakan kepada saya tentang anaknya yang begitu sedih ketika dia menyampaikan kepada anaknya bahwa sebentar lagi mereka akan kembali ke tanah air (back for good), sebab masa studi ibunya yang mengambil program master pendidikan di Monash University akan segera berakhir. Anak teman saya ini berusia 9 tahun, dia kelas 3 di Clayton North Primary School. Selama hampir dua tahun dia bersekolah disana, anak ini sangat senang ketika setiap pagi hendak berangkat kesekolah, tidak ada beban bahkan saat tubuhnya tidak dalam kondisi sehat atau sedang demam, anak ini tetap memaksa orang tuanya agar mengantarnya kesekolah, ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk dapat bermain bersama teman, belajar sesuatu yang baru dikelas. Teman saya menceritakan bahwa anaknya tidak pernah mengeluh tentang pelajaran tertentu dan tidak pernah anaknya menangis karena tidak dapat mengerjakan PR (pekerjaan rumah), sebab memang sekolah tidak memberikan PR. Sementara itu, teman saya yang lain bercerita tentang anaknya yang menyimpan segudang hasil karya yang selama ini dikerjakannya disekolah, semua pernak-pernik barang hasil karya yang dibuat harus dibawa serta kembali ke Indonesia (for good). Hal ini menjadi pertanyaan buat saya, mengapa anak-anak teman saya yang bersekolah di Australia begitu bersemangat mereka pergi kesekolah? Setidaknya ada beberapa hal yang membuat sekolah di Australia menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa-siswanya.

Pertamasekolah menjadi tempat untuk mengembangkan tidak hanya kemampuan kognitif semata tetapi juga adanya keseimbangan antara fisik dan emosi. Hal itu dapat terlihat dari susunan kelas, bangku yang disusun melingkar, dan ditengah-tengah dibiarkan kosong agar ada ruang gerak yang cukup luas bagi anak-anak. Selain itu setiap sekolah memiliki taman dan tempat bermain yang luas yang memungkinkan untuk bermain bersama teman-teman sehingga tumbuh kemampuan bersosialisasi, kepercayaan diri dan kerjasama.

Kedua, sekolah tidak membebani anak dengan segudang pekerjaan rumah. Proses belajar siswa tidak hanya fokus pada pengembangan kognitif, itu sebabnya siswa tidak dibebani dengan pekerjaan rumah (PR), sekolah punya cara lain dalam menanamkan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban lewat proses belajar pendampingan antar sesama teman sebaya dikelas. Itulah yang membuat siswa tetap semangat datang ke sekolah sebab tidak ada beban tugas PR.

Ketiga, guru dan siswa menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai. Disana, target belajar tidak ditetapkan dengan menggunakan standar angka seperti yang berlaku di Indonesia. Selain itu guru dan siswa membuat aturan di kelas masing-masing, biasanya berupa aturan mengenai pelanggaran dan konsekuensi. Contohnya, bila ada anak yang memukul temannya di kelas, guru pasti akan memberhentikan pelajaran untuk berbicara pada anak tersebut, lalu si anak dikembalikan pada aturan yang telah disepakati bersama.

Hal lain yang menarik dari pendidikan di Australia sebagai Negara maju ialah tidak adanya kompetisi atau kejuaraan/perlombaan uji pengetahuan tentang salah satu bidang studi. Disana tidak ada lomba olimpiade Matematika, Fisika, Biologi atau bidang studi apapun, di tingkat manapun, dan tidak ada spanduk yang bertuliskan selamat kepada siswa juara lomba bidang studi tertentu yang terpampang di gerbang sekolah. Mengapa demikian? Karena fokus sekolah bukan pengembangan kognitif semata, sehingga perlombaan akademik bukanlah hal yang penting untuk dilakukan.

Singkatnya anak-anak di sekolah Australia tidak dihantui oleh hukuman, hapalan rumus, beban mata pelajaran bahkan prestasi ujian nasional. Mereka hanya dilatih keterampilan hidup melalui pelajaran memasak, pertukangan, berkebun, pengenalan bahasa asing, dan penanaman karakter positif sejak dini.

5 1 vote
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments