Ketika Saya Terhenyak

Bimbingan
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Hari ini saya terhenyak, saya bertemu dengan seorang anak muda, usianya baru 24 tahun, seorang pilot dari sebuah maskapai penerbangan terkemuka di Indonesia. Ia bercerita tentang titik balik dalam hidupnya serta pilihan yang ia pilih. Seorang siswa jurusan Bahasa yang memiliki impian menjadi seorang animator dan mendapatkan beasiswa dari Jerman melepaskan semua impiannya demi mempertahankan keutuhan pernikahan kedua orangtuanya. Saat itu papanya memang menginginkannya menjadi seorang pilot namun perjuangannya untuk mencapai impiannya saat itu menjadi seorang animator ternyata membuahkan hasil, beasiswa dari Jerman ia raih. Saya membayangkan betapa sulitnya pilihan itu, bagai buah simalakama. Kasih sayangnya kepada orangtuanya membuatnya mantap memilih jurusan penerbangan, yang tentu saja bukan hal mudah karena latar belakang pendidikan Bahasa yang ia miliki membuatnya harus berjuang dari awal untuk mempelajari semua hal tentang ilmu pasti.

Hari ini saya terhenyak, seorang Bapak yang adalah tetangganya, ia mengatakan dirinya adalah seorang tukang pohon. Pendapat yang ia berikan membuat hati saya tidak bisa diam tapi saya tahu melakukan sesuatu juga tidak akan memberikan dampak apapun. Who am I to judge, perjuangan seberat itu dinilai dengan sekedar urusan pergi ke Eropa naik pesawat tertentu dan memilih untuk tidak naik pesawat yang di kemudikan oleh anak muda ini. Ahhh sayang sekali. Hari ini saya terhenyak, perjuangan itu ternyata belum selesai. Bukan sekedar masuk jurusan IPA , IPS , atau Bahasa akan tetapi pilihan hidup yang masih terus ia perjuangkan hingga saat ini. Keluarganya tetap utuh dan menjadi lebih tenang saat ia menjalankan pilihan yang ayahnya inginkan, akan tetapi impian yang pernah ia tinggalkan itu tetap ia bawa hingga saat ini. Menorehkan luka yang saya yakin begitu dalam.

Sebagai orangtua, saya sadar bahwa saya seringkali meletakkan begitu banyak harapan pada kedua anak saya. Sebagai orangtua, saya tentu tahu hal terbaik yang perlu dijalankan oleh anak-anak saya. Sebagai orangtua, saya pasti sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi antara saya dan pasangan saya akan berpengaruh pada anak-anak saya. Pernikahan seperti pohon yang harus terus dipupuk agar tumbuh subur. Pendidikan bukan sekedar investasi pada masa depan anak-anak kita. Pilihan sekolah ataupun jurusan bukan sekedar pemenuhan obsesi orangtua yang pernah tidak terpenuhi. Jaman ini sudah berbeda, anak-anak kita sudah berbeda. Kita sebagai orangtua punya tantangan yang berbeda-beda pula. Kesuksesan bukan ditentukan pada seberapa banyak kita menghasilkan uang, bukan pada seberapa banyak negara sudah kita singgahi, juga bukan pada seberapa banyak barang yang kita miliki. Kesuksesan adalah ketika kita mampu memilih dengan bijak suatu pilihan, yang bisa jadi bukan sesuatu yang kita inginkan. Kesuksesan terletak pada pengendalian diri, karena tidak semua hal di dunia ini bisa kita dapatkan. Kesuksesan terletak pada seberapa besar kita mampu menghargai orang lain dan mengajarkan hal itu pada anak-anak kita. Kesuksesan saya bisa berbeda dengan kesuksesan Anda. Jika saat ini kita merasa sukses sehingga merasa sah-sah saja mengkritik dan menyakiti perasaan orang lain, mungkin kita perlu melihat kembali, benarkah ini kesuksesan yang saya harapkan? Benarkah kesuksesan itu hanya untuk diri kita sendiri?

Hari ini saya terhenyak, saya melihat sorot mata yang kuat namun rapuh, saya melihat kekuatan, keberanian, namun kesedihan itu tetap tampak. Kesedihan karena dinilai begitu mudah oleh orang yang bahkan tidak mengenalnya dengan baik. Saya yakin dia bisa melaluinya. Saya berdoa agar dia bisa melaluinya. Sampai bertemu di udara…suatu saat nanti!!! (Oleh: Ika Sugianti / Foto: blog.uad.ac.id)

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments