Depoedu.com-Suasana penuh semangat nasionalisme dan kebhinekaan mewarnai peringatan Hari Kartini di SD Santo Yosef Tarakanita Surabaya, Senin, 21 April 2025.
Dengan mengusung tema “Kartini Masa Kini, Cinta Budaya Negeri”, peringatan ini dikemas secara kreatif dan edukatif guna menumbuhkan semangat emansipasi serta cinta budaya di kalangan peserta didik.
Sejak pagi, halaman sekolah dipenuhi warna-warni kain tradisional dari berbagai penjuru Nusantara. Seluruh siswa, guru, dan staf karyawan sekolah hadir dengan mengenakan pakaian adat, mulai dari kebaya Jawa, baju bodo Bugis, ulos Batak, bulang burai king khas Dayak hingga koteka khas Papua.
Kemeriahan ini menjadi simbol keberagaman budaya Indonesia yang menyatu dalam satu semangat: mengenang perjuangan R.A. Kartini sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia.
Kegiatan dimulai dengan pelaksanaan upacara bendera yang berlangsung dengan tertib dan penuh khidmat. Yang istimewa, pembina upacara, Ibu Pujiastuti, serta seluruh petugas upacara merupakan siswa dari OSIS SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya.
Baca juga : Paus Fransiskus Wafat di Usia 88; Mengenang Pesan Inspiratifnya Tentang Pendidikan
Ini adalah bentuk penghargaan terhadap peran perempuan muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan suara lantang dan percaya diri, mereka memimpin jalannya upacara dengan baik dan lancar.
Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan pawai budaya yang diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6, serta perwakilan guru dan staf sekolah. Rute pawai mengelilingi kompleks sekolah, TIJ (Terminal Intermoda Joyoboyo), yang berada di bawah pengawasan langsung personil dari Dinas Perhubungan dan Polsek Wonokromo.
Kehadiran petugas Dinas Perhubungan dan Kepolisian memberikan rasa aman dan nyaman selama berlangsungnya pawai. Memeriahkan pawai, siswa-siswi SD membawa poster bertema Hari Kartini dan juga permainan angklung untuk memperdengarkan lagu-lagu nasional.
Puncak acara ditandai dengan lomba fashion show pakaian adat yang berlangsung di halaman utama sekolah. Satu per satu siswa dari setiap jenjang kelas tampil di atas panggung, memperagakan busana tradisional yang mereka kenakan.
Dengan penuh percaya diri, para siswa melenggang di “catwalk” yang telah disiapkan, menampilkan busana dan aksesori khas daerah masing-masing. Sorak sorai penonton, baik dari orang tua maupun rekan sesama siswa, turut menambah semarak suasana.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan, tetapi juga menjadi media edukasi yang menyenangkan bagi siswa. Dengan memperkenalkan ragam budaya bangsa, sekolah berharap nilai-nilai toleransi, persatuan, dan rasa bangga terhadap identitas nasional bisa tumbuh sejak dini.
Baca juga : Sesungguhnya Emansipasi Apa yang Diperjuangkan oleh R.A. Kartini?
Kepala SD Santo Yosef Tarakanita Surabaya, Bapak Antonius Gunarto, S.Pd. menyampaikan bahwa peringatan Hari Kartini tahun ini dirancang sebagai momentum refleksi dan inspirasi bagi siswa-siswi, khususnya dalam memahami peran perempuan Indonesia dalam pembangunan bangsa.
“Kami ingin anak-anak mengenal sosok Kartini tidak hanya sebagai tokoh sejarah, tetapi sebagai inspirasi nyata dalam kehidupan mereka. Bahwa perempuan bisa maju, berkarya, dan setara dalam segala bidang, termasuk dalam dunia pendidikan,” tutur Pak Gun.
Lebih lanjut, beliau juga mengapresiasi partisipasi semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini, termasuk para guru, orang tua, Dinas Perhubungan Kota Surabaya, serta para siswa yang dengan antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
Dengan terselenggaranya peringatan Hari Kartini yang meriah dan bermakna ini, SD Santo Yosef Tarakanita Surabaya kembali menegaskan komitmennya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga nilai-nilai karakter, budaya, dan kebangsaan dalam proses pembelajaran.
Hari Kartini bukan sekedar hari mengenakan kebaya dan baju adat, tetapi momentum untuk mendorong generasi muda – baik laki-laki maupun perempuan – agar berani bermimpi, mandiri, dan peduli terhadap bangsanya, sebagaimana semangat yang telah ditanamkan oleh Ibu Kartini lebih dari seabad lalu.