Urgensi Imunisasi Dasar Lengkap bagi Anak

Family Talk
Sebarkan Artikel Ini:

Depoedu.com – Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Permenkes RI 12, 2017).

Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini di antaranya, tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Pemerintah berencana melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN tahap pertama pada Mei 2022. Ini dilakukan untuk memastikan imunisasi kejar dan imunisasi rutin tetap berjalan. Pasalnya, cakupan imunisasi di Indonesia selama pandemi Covid-19 rendah.

Baca Juga: Prof. Dr. Ova Emilia Terpilih Jadi Rektor Baru Universitas Gadjah Mada

Pelaksana tugas Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengatakan, BIAN menyasar anak balita yang status imunisasinya belum lengkap atau yang terlambat diimunisasi.

Imunisasi dasar merupakan imunisasi awal yang diberikan kepada bayi sebelum berusia satu tahun. Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal.

Setiap bayi (usia 0-11 bulan) diwajibkan untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB-HiB, 4 dosis polio tetes, dan 1 dosis campak/MR (Kemenkes RI, 2018).

Imunisasi yang diberikan mencakup polio tetes (OPV) dan suntik (IPV), serta DPT-HB-Hib yang dapat mencegah difteri, pertusis, tetanus, hepatitis b, pneumonia, dan meningitis. Diskusi mengenai imunisasi di Pekan Imunisasi Dunia 2022 dilaksanakan pada Kamis (14/4/2022).

Diskusi diselenggarakan oleh Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni), Business Unit Vaccines di Sanofi Indonesia, Kementerian Kesehatan, dan Indonesia Influenza Foundation (IIF).

Baca Juga: Birokrasi Pendidikan Tidak Memproteksi Lembaga Pendidikan Yang Dikelola Swasta

Upaya percepatan imunisasi penting mengingat ada lebih dari 1,7 juta anak yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap pada 2019-2021. Imunisasi dasar lengkap mesti diberikan pada bayi berusia 0-11 bulan.

Imunisasi itu mencakup, antara lain, DPT-HB-Hib, polio tetes, polio suntik, dan campak rubela. Setelahnya, anak usia 18-24 bulan diberi imunisasi DPT-HB-Hib dan campak rubela.

Imunisasi masih perlu dilanjutkan saat anak menginjak usia SD. Anak kelas 1 SD diberi imunisasi campak rubela dan DT sementara anak kelas 2 dan 5 SD menerima imunisasi Td.

Menurut buku ajar imunisasi yang disusun oleh pusat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan (2014), dijelaskan bahwa terdapat beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu sebagai berikut:

  1. Tuberculosis (TBC) Penyakit TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk darah yang ditularkan melalui pernafasan dan melalui bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini adalah lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar keringat pada malam hari, gejala selanjutnya yaitu batuk terus menerus, nyeri dada dan mungkin batuk darah, sedangkan gejala lain timbul tergantung pada organ yang diserang.
  2. Difteri Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang ditularkan melalui kontak fisik dan pernafasan. Gejala yang timbul berupa radang tenggorokan, hilang nafsu makan, demam ringan,dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebirubiruan pada tenggorokan dan tonsil.
  3. Pertusis merupakan penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui percikan ludah (droplet infection) dari batuk atau bersin. Gejala yang timbul berupa pilek, mata merah, bersin, demam, batuk ringan yang lama kelamaan menjadi parah dan menimbulkan batuk yang cepat dan keras.
  4. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan neurotoksin dan ditularkan melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam. Gejala awal yang timbul berupa kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam.
  5. Hepatitis B Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati (penyakit kuning). Ditularkan secara horizontal dari produknya, suntikan yang tidak aman, transfusi darah, 17 melalui hubungan seksual dan secara vertikal dari ibu ke bayi selama proses persalinan. Gejala yang ditimbul berupa merasa lemah, gangguan perut, flu, urin menjadi kuning, kotoran menjadi pucat, dan warna kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit.

Niat baik pemerintah ini membantu bayi menciptakan sistem kekebalan agar tidak terserang penyakit yang tidak diinginkan di kemudian hari. Manfaat imunisasi bayi akan terasa saat virus penyebab penyakit menyerang.

Dengan begitu, imunisasi mencegah gejala yang serius terjadi pada anak. Imunisasi membuat anak-anak bertumbuh dengan baik

Foto: :blogs.insanmedika.co.id

0 0 votes
Article Rating
Sebarkan Artikel Ini:
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments