Depoedu.com-Ketua DPR RI, Puan Maharani, meninjau langsung pelaksanaan Covid-19 anak di SDN 1 Sawahan, Boyolali, pada Rabu (19/01/2022). Seperti halnya tokoh nasional lain, kedatangan Puan disambut dengan penuh kegembiraan. Mengapa tidak? Sosok orang nomor satu di Senayan ini menyempatkan diri untuk menyapa langsung “rakyatnya” di lapangan.
Puan seketika meninggalkan kursi empuk kekuasaan dan merasakan aroma kehidupan masyarakat desa. Tentu kehadiran Puan tak seorang diri. Ia datang bersama dengan “pengawalnya”. Sehingga, untuk bersalaman apalagi sampai harus cipika-cipiki, bukan hal yang mudah. Protokol keamanan dan kesehatan sangat ketat.
Kehadiran Puan di SDN 1 Sawahan, Boyolali, tentunya menjadi momentum berharga terutama bagi keluarga besar SDN 1 Sawahan. Seketika, rasa sakit yang dialami oleh para siswa pasca vaksin, hilang bersamaan dengan kebahagiaan menyambut senyuman manis dan suara merdu dari Puan Maharani.
Rasa bangga pun tak terbendung, tatkalah Puan mengayunkan langkah kakinya ke ruangan kelas. Rasa-rasanya Puan ingin bernostalgia kembali saat dirinya pernah merasakan nikmatnya bangku SD. Tentu “empuknya” beda dong dengan kursi kekuasaan.
Kehadiran Puan di kelas meninggalkan jejak yang membekas. Sebuah pertanyaan singkat, padat dan jelas diajukan Puan kepada para siswa. Tahu nggak ibu siapa? Suatu gaya perkenalan dari Puan kepada rakyatnya. Tentu berbeda dengan gaya perkenalan penulis. Nama saya adalah.
Baca Juga : Formula Komunikasi Positif Orang Tua Dan Remaja
Seperti itu penulis memulai perkenalan. Sudahlah. Wong penulis dengan Puan Maharani jauh berbeda. Spontanitas dan kekompakan jawaban pun lahir dari bibir para siswa. Puan Maharani. Begitu jawaban mereka. Dalam hati penulis bergumam. Anak-anak kok tidak sopan banget.
Kenapa tidak menambah kata ibu di depannya. Ini kan tokoh nasional. Eitss tunggu dulu. Ternyata yang ditanya namanya. Ya sudah jawaban mereka sudah pas. Lagian hidup ini jangan terlalu baperan hanya karena status. Hehe.
Tidak berhenti di situ saja, Puan lanjut bertanya. Tugas saya apa?. Sebuah pertanyaan yang membutuhkan pengakuan bahwa anak-anak harus mengetahui tugas dari seorang Puan. Lagi-lagi, mereka spontan menjawab: ketua DPR. Eh…itu kan jabatannya, bukan tugasnya. Dasar anak-anak.
Tetapi Puan menaruh rasa bangga dengan semangat dari anak-anak. Dalam video berdurasi 20 detik itu, tampak Puan memberikan kode kepada “pembantunya” untuk mengambil buku. Puan membagikan buku kepada anak-anak.
Bahagia bukan? Pasti dong. Wong, dapat buku langsung dari ibu ketua DPR RI. Sungguh pengalaman yang berharga. Kira-kira seperti itu kesan anak-anak.
Antara Pengakuan dan Ujian rakyat
Apa yang dilakukan oleh Puan Maharani merupakan bagian terpenting dan tak terpisahkan dari citra “butuh pengakuan”. Dengan mengajukan pertanyaan: tahu nggak ibu siapa? Memberi konfirmasi bahwa memang Puan sendiri merasa “pesimis” akan “siapa dan apa tugasnya” di mata para siswa.
Puan sedang memperkenalkan dirinya ke masyarakat. Uniknya, ia tidak memulai dengan “pernyataan”, tetapi dengan “pertanyaan”. Sebuah upaya untuk “memastikan” apakah dirinya betul-betul dikenal atau tidak di mata rakyatnya.
Baca Juga : Alokasi Anggaran Untuk Pendidikan Harus Adil Dan Merata
Saya membayangkan bagaimana reaksi Puan tatkala para siswa merespon: tidak tahu. Penulis tidak ingin “berspekulasi” terlalu berlebihan. Hanya Puan dan isi hatinya saja yang tahu.
Di sisi lain, apa yang dilakukan oleh Puan di SDN 1 Sawahan ini merupakan bagian dari “uji/test” kemampuan akademik mereka terutama dalam bidang kewarganegaraan (PKN). Apakah para siswa pernah diajari oleh gurunya terkait tokoh-tokoh nasional berikut peran yang mereka mainkan.
Apakah materi tersebut sudah menjadi “pengetahuan umum” bagi anak-anak, atau justru menjadi hal yang asing. Ini juga bagian dari “interpretasi” penulis terhadap suatu fenomena. Tentu pembaca mempunyai “interpretasi” tersendiri terhadap fenomena tersebut.
Terlepas dari perbedaan perspektif dalam merespon suatu fenomena, ada hal yang menurut penulis perlu diapresiasikan terhadap Puan adalah soal keberaniannya “mengkonfirmasi” dirinya kepada para siswa. Apakah benar para siswa mengenal dirinya baik sebagai Puan Maharani maupun sebagai Ketua DPR RI.
Ternyata benar. Tak ada kekeliruan dan kesalahan. Iya, Puan dikenal publik. Kehadiran Puan di SDN 1 Sawahan setidaknya “menegaskan” kembali komitmen dari para “wakil rakyat” untuk senatiasa ada dan hidup bersama rakyat.
Kiranya para wakil rakyat yang lain dan juga tokoh-tokoh nasional untuk terus ada dan hidup bersama rakyat. Jangan tunggu mendekati “momentum pemilu”. Ini sekedar warning.
Mari terus merawat persaudaraan dan kerja sama menuju Indonesia Maju. Hadirlah setulus hati, tanpa perlu ada “iming-iming” untuk dilirik dan dipilih. Sesungguhnya, rumah kita bersama itu ada di desa. Let me go home.
Penulis adalah Penulis Buku Dialektika Ruang Publik, Pertarungan Gagasan
Foto:jateng.tribunnews.com
[…] Baca Juga : Tahu Nggak Ibu Siapa? […]
[…] Baca Juga : Tahu Nggak Ibu Siapa? […]