Depoedu.com – Tahun 2019, teman meninggal dunia karena penyakit jantung. Awal tahun 2020, seorang artis sinetron meninggal dunia akibat penyakit jantung. Tiga hari kemudian, teman bermain futsal meninggal karena jantung di usia 48 tahun.
Sangat terkejut dengan kabar berpulangnya kerabat atau sederetan artis yang meninggal karena penyakit jantung. Dari teman sekerja, artis, dan teman bermain futsal. Mereka bergaya hidup sehat, tidak merokok, dan rajin berolahraga.
Mengetahui hal semacam ini, sudah semestinya kita semakin waspada dan menjaga kesehatan jantung kita tersebut.
Karena menurut organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian tertinggi di dunia. Seperti di tahun 2016, setidaknya ada 17,9 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular atau sekitar 85% penyakit jantung dan stroke.
Dipastikan orang dengan resiko tinggi penyakit kardiovaskular adalah mereka yang sudah memiliki gejala penyakit lain seperti penyakit hipertensi dan diabetes.
Untuk itu diperlukan pemeriksaan yang rutin terhadap kesehatan tubuh kita. Sehingga kita lebih awal mengetahui gangguan kesehatan dalam tubuh kita.
Selain perlu pemeriksaan rutin kesehatan, kita perlu bergaya hidup sehat seperti, tidak begadang, tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, tidur yang teratur, melakukan olahraga yang tidak terlalu berat secara teratur, serta menjaga denyut jantung ideal.
Sebelum berolahraga, selalu ingat untuk menjaga denyut jantung ideal. Tujuannya untuk mengukur diri kita, jangan sampai berlebihan saat berolahraga. Karena yang tahu kemampuan kita adalah diri kita sendiri. Jangan memaksakan diri untuk berolahraga, ketika kita kurang istirahat atau cukup istirahat tetapi olahraga berlebihan. bila demikian, bukannya sehat, yang kita peroleh justru sebaliknya kita sakit seluruh badan. Intinya adalah olahraga yang terukur.
Bagaimana olahraga yang terukur? Salah satu tolak ukur yang kadang kala kita lupakan adalah, memperhatikan detak jantung.
Detak jantung saat berolahraga penting untuk diperhatikan, agar tidak menjadi berlebihan saat berolahraga. Detak jantung yang ideal bagi manusia 60-90 bpm dari beats per minute atau denyut nadi permenit.
Bila kita berolahraga seperti berenang, lari, bersepeda dan lain lain, maka denyut nadi per menit kita perlahan akan naik. Batas toleransi manusia berolahraga 120 bpm.Tetapi perhatikan juga usia.
Setiap manusia yang melakukan gerak berolahraga, mempunyai batas maksimal berolahraga. Dengan batasan usia kita dapat mengacu pada rumus yang paling muda adalah 220 bpm dikurangi usia anda. Contoh usia anda 30 tahun maka batas maksimal berolahraga hingga 220-30 maka hasilnya 190 bpm.
Menurut American Heart Association, detak jantung ideal ketika berolahraga adalah sekitar 60-80% batas maksimum detak jantung. Maka, jika usia anda 30 tahun, maka denyut jantung yang ideal saat berolahraga disekitar 114 – 152 bpm.
Untuk kecepatan jantung, dapat dihitung dengan istilah menghitung denyut nadi. Ada denyut nadi saat istirahat, dalam arti belum melakukan olahraga, hingga denyut nadi saat berolahraga.
Saat ini banyak alat-alat kebugaran yang berbasiskan mesin, sehingga dapat mengukur bermacam-macam yang berhubungan dengan kebugaran salah satunya mengukur denyut jantung.
Untuk mengukur secara manual, sangat sederhana. Jika sedang berolahraga, hentikan sejenak aktivitas Anda, kemudian letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah di sekitar pergelangan tangan kiri, atau di posisi nadi di leher sisi kiri, lalu tekan dengan lembut, jangan terlalu keras.
Anda dapat melakukannya selama 60 detik, dan hitung tiap denyutnya. Cara lain, lakukan selama 10 detik dan jumlah denyut nadi dalam waktu itu dikalikan 6. Bisa juga dilakukan selama 30 detik, lalu jumlah denyut nadi dalam waktu itu dikalikan 2.
Jangan abaikan untuk melakukan gerakan pemanasan sebelum berolahraga, serta gerakan pendinginan setelah berolahraga. Dengan demikian tubuh siap berolahraga, dan tubuh mengalami transisi dari berolahraga hingga aktivitas normal. (Foto: artasfn02.blogspot.com)