Depoedu.com – Orang yang mengkhianati kita atau orang yang potensial mengkhianati kita adalah orang yang paling dekat dengan kita. Oleh karena itu, peristiwa pengkhianatan sekaligus menjadi peristiwa yang mungkin paling menyakitkan. Biasanya kita paling membenci orang yang mengkhianati kita. Oleh karena itu, sekaligus paling sulit dimaafkan.
Para psikolog telah mengingatkan kita bahwa membenci orang lain adalah tindakan yang tidak sehat bagi orang yang membenci. Saking tidak sehatnya, sampai ada ungkapan yang perlu kita renungkan mengenai hal ini. Katanya, membenci itu tidak sehat bagi orang yang membenci, ibarat kita yang minum racun, tetapi berharap orang lain mati karena racun yang kita minum.
Karena pengkhianatan kita adalah orang yang paling dekat dengan kita maka bisa jadi tanpa kita sengaja, kita bertemu pada momen seperti Hari Raya Idul Fitri. Jika pertemuan itu terjadi, apa yang dapat kita lakukan? Apakah kita mampu memaafkan?
Tidak hanya menyempurnakan kebahagiaan di hari yang fitri, saling memaafkan saat lebaran juga memberikan dampak positif bagi kesehatan psikis kita. Dari sisi kejiwaan, maaf bisa diartikan sebagai keputusan untuk melepas kebencian dan pikiran untuk membalas dendam. Pikiran yang damai setelah mampu memaafkan, bisa menunrunkan resiko depresi, stress, dan kegelisahan, serta dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Berbagai penelitan membuktikan betapa memaafkan bermanfaat bagi kita. Ini terungkap dalam sebuah penelitian di University of Masssachusetts yang membuktikan bahwa tekanan darah para responden turun 20% lebih cepat ketika mendengarkan kata “maaf”, seperti dikutip oleh Detikhealth
Penelitan yang serupa juga pernah dilakukan di University of California. Dalam sebuah eksperimen, terungkap bahwa menyimpan dendam akan membuat tekanan darah cenderung lebih tinggi dibandingkan pada kelompok responden yang diajari cara untuk memaafkan. Sedangkan jika permintaan maaf dilakukan sambil sungkem atau salaman, maka bisa juga didapat manfaat extra. Sebuah penelitian terbaru di Journal Scientific Report mengungkapkan bahwa kontak fisik dapat memicu sinkronisasi denyut jantung dan pernafasaan. Maka Idul Fitri menjadi momen yang paling tepat untuk saling memaafkan agar sungguh – sungguh kembali menjadi fitrah.
Masalahnya seringkali adalah bagaimana memulainya. Berikut ini dikutip dari Detikhealth, kiat untuk memulainya :
Pertama, mengambil inisiatif untuk mulai berbicara. Mulailah dengan perbincangan santai. Biasanya kedua pihak mempunyai niat untuk memperbaiki hubungan, namun jika tidak ada pihak yang memulai maka, tidak akan ada perbaikan hubungan. Jika anda mengambil inisiatif untuk memulai, anda bisa terkejut karena mungkin responnya akan sangat positf
Kedua, atur nafas, tarik nafas panjang, lalu hembuskan perlahan – lahan untuk menenangkan diri. Lakukan beberapa kali. Setelah benar – benar tenang, bicaralah. Sampaikan permohonan maaf anda
Ketiga, cobalah untuk menempatkan diri di tempat orang yang anda benci. Dengan begitu, anda lebih bisa mengerti sikap mereka. Setelah itu, memaafkan akan lebih mudah muncul. Anda akan lebih berbesar hati dan akan lebih mudah untuk memaafkan.
Coba praktikkan kiat kecil ini. Mudah – mudahan momen lebaran bisa benar – benar merupakan momen menjadi fitri. Selamat Hari Raya Idul Fitri. (Foto: mamikos.com)