Depoedu.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, dalam diskusi Musrenbangnas di Jakarta belum lama ini menyampaikan bahwa akan mengundang guru atau pengajar dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia.
“Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajari ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia”, kata Puan Maharani. “Jika mereka terkendala bahasa, akan disediakan banyak penerjemah serta kelengkapan alih bahasa”, lanjutnya, seperti dilansir oleh Kabar 24. Ia meminta pihak berkepentingan seperti sekolah untuk menyampaikan pengajar seperti apa yang dibutukan, dan berapa jumlahnya, nanti akan dokoordinasikan dan didatangkan.
Pernyataan ini lantas ditangkap publik sebagai gagasan pemerintah megimport guru dari luar negeri untuk menangani kebutuhan guru di Indonesia. Pernyataan ini kemudian menuai kontroversi karena guru asing dianggap akan menggantikan guru lokal untuk mengajar di kelas.
Salah satu protes keras berasal dari Ikatan Guru Indonesia (IGI). Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim mengatakan bahwa pihaknya bingung dengan rencana yang diungkap Menko PMK Puan Maharani tersebut. Menurut Ramli, “Import guru atau mengundang guru dari luar negeri tidak tepat dilakukan di tengah banyaknya guru honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun, tetapi tidak dapat upah memadai.
Pemerintah lebih baik menyejahterakan guru honorer jika memang memiliki banyak dana”, ungkap Muhammad Ramli Rahim, seperti dilansir pada laman Republika.co.id.
Tidak Cuma IGI, di media sosial kabar ini sangat ramai ditanggapi, pada umumnya menyayangkan rencana tersebut. Bagi mereka pemerintah tidak berpihak pada guru di Indonesia, terutama terkait kesejahteraan guru honorer. Bahkan muncul tanggapan amarah, terutama berasal dari mereka yang selama ini percaya pada issue membanjirnya tenaga kerja asing ke Indonesia. Bagi mereka, pernyataan Menteri PMK ini adalah penegasan bahwa issue membanjirnya tenaga asing ke Indonesia adalah benar adanya.
Melihat perkembangan ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan lantas menanggapi. Menurutnya, telah terjadi pergeseran gagasan menjadi berbeda, tidak seperti yang dilontarkan oleh Menteri PMK. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak berencana mengimpor guru dari luar negeri, melainkan mengundang instruktur atau guru asing untuk meningkatkan kapasitas guru di Indonesia. “Bukan impor guru kemudian guru luarnegeri mengambil alih pekerjaan guru di Indonesia. Saya jamin tidak akan terjadi”, tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri PMK Puan Maharani pun memberikan penegasan yang sama seperti dilansir pada laman Tempo.co. “Saya tidak pernah mengatakan impor guru, melainkan akan mengundang guru dari luar untuk training of trainer. Ini dilakukan untuk memperkuat peningkatan kapasitas guru di Indonesia”, tegas Puan Maharani.
Jadi Eduers, jangan kuatir ya. Guru asing tidak menggantikan posisi Eduers. Pemerintah akan mendatangkan trainer. Trainer tersebut akan men-training trainer yang adalah guru yang memang ditugaskan untuk melatih guru, baik guru di sekolah maupun melatih trainer-trainer pada lembaga latihan kerja di Indonesia. Mudah-mudahan kebijakan ini berdampak pada perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. (Foto: kabar24.bisnis.com)